Mistake Chapter 7

on

llll

 

Title: Mistake Chapter 7

 

Genre: Romance,School Life,Friendship,Sad

 

Cast:

 

Byun Baekhyun aka Baekhyun EXO

 

Kim Jongdae aka Chen EXO

 

Oh Sehun aka Sehun EXO

 

Park Yousi aka Yousi (OC)

 

Sub. Cast:

 

Jung Chan Rian aka Hanri (OC)

 

Kim Jongin aka Kai EXO

 

Oh Hayoung aka Hayoung Apink

 

Kim Jommyeon aka Suho EXO

 

Zhang Yi Xing aka Lay EXO

 

Jin Ran Kan aka Ran (OC)

 

Wang Xia Ji aka Xia (OC)

 

Daneun dan Hara (OC)

 

Lee Taemin aka Taemin Shinee

 

Jung Soo Jung aka Krystal (FX)

 

Rating: Teen

 

Length: Chaptered

 

Disclaimer: ini ff murni hasil pemikiran saya dan ide saya yang muncul secara tiba-tiba. Jadi kalau ada kesalahan sedikit, mohon diperbaikki ya chingu ^_^

 

Summary: Aku telah membuat kesalahan yaitu menyukai seorang namja yang tak seharusnya aku sukai.
Bagaimana ini?

Author: Claralaluchaipark aka TianiEXO

 

Chapter Sebelumnya : 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 |

 

Mistake Chapter 7

 

Aku memurungkan wajahku. Sekarang aku berdiri menunggu bus yang menuju ke Gwangju. Err, sebenarnya aku ingin naik kapal karena aku belum pernah naik kapal sama sekaliii apalagi pesawat.
Sungguh aku ini sangat kampungan sekali. Naik pesawat atau kapalpun tidak pernah. Memang dasar…

Dan kenapa aku juga memutuskan untuk pindah ke Gwangju? Karena ajjummaku ada disana, jadi akan lebih baik aku tinggal dengannya daripada aku tinggal sendiri di rumahku itu. Bisa-bisa aku mati ketakutan karena kepikiran akan diculik seperti di film-film itu. Dan kata temanku, kalau anak perempuan tinggal sendiri di rumah itu sangat bahaya!

Lagipula ajjummaku belum mempunyai pasangan dan dia dalam masa lajang. Dia juga bekerja menjadi dokter disana. Tadi pagi jam 5 begitu, sudah ku hubungi dia. Dan tepat! Ia malah senang aku datang disana.

Sebenarnya aku juga sedih kenapa eonmmaku meninggalkanku seperti begitu. Tapi apalah, eonmmaku pasti punya alasannya sendiri. Tidak baik kalau aku bersedih terus, lebih baik aku harus kembali ceria.

TEEEEETTTT “Naiklah, hei nak!!!!!”

Teriakkan ajjhussi dari atas bus mengagetkanku, segera saja aku meangkat kedua ransel besar milikku naik ke atas bus. Aku duduk di tempat duduk bagian depan. Agar kalau sudah sampai, segera aku turun dengan cepat.
Tak terasa bus pun sudah terisi penuh, yang duduk di sebelahku seorang yeoja yang agak angkuh sepertinya. Dilihat dari wajahnya dan penampilannya.

Pakai kacamata lagi, dia bergaya ala para idol. Tapi rambut panjangnya yang terurai juga keren dengan sepatunya itu. Bajunya juga keren. Dibandingkan bajuku yang di beli pas didepan jalan masuk pasar Namdaemun saat itu sedang obral pakaian murah dan eonmmaku dengan segera memborong untukku.

Meskipun pakaianku tergolong murah, tapi yang penting pakaian ini bertahan lama dan bisa kupakai 10 tahun kedepan. Lama kan?

Aku mengalihkan pandanganku dari yeoja yang duduk di sebelahku. Aku lebih memilih menatap jalan dari jendela bus selama perjalanan. Ya, hening dan hanya ada selingan dari music yang diputar sang supir bus.

Kalau seandainya sekarang aku ada di kelas, pasti aku sedang belajar diselingi tawa. Istirahat ke kantin, mengobrol dengan teman-temanku dan sebagainya.

Aku mendesah nafas berat, kemudian mengeluarkan ponselku. Saat kubuka, ratusan bahkan hampir ribuan pesan masuk di kotak masuk pesanku. Saat aku teliti pengirimnya…….

Chen?! Buat apa Ia mengirimiku pesan sebanyak ini? Bukankah Ia sedang sekolah? Ini kan jam pelajaran? Dan ini lagi Xia juga ikut mengirimiku sms. Dan ada satu nomor baru di kontak ponselku.

Aku membuka pesan dari nomor itu.

From: 01-345-887-090

Aku berharap kita dapat bertemu kembali
Sebenarnya aku menyukaimu
Kau ingat aku kan?

 

Hah?! Siapa yang mengirim sms ini? Gila! Setahuku nomorku ini tidak pernah kuberitahu kecuali kepada Chen dan teman-teman yeoja yang paling dekat denganku.

Dan sms ini juga masuk pada waktu yang sama dengan sms Chen. Apa dia bilang? Menyukaiku? Astaga!,bahkan aku tidak tahu sebenarnya dia siapa?

Masa bodoh, yang penting sekarang kuhapus sms yang sangat banyak berasal dari Chen dan Xia yang mengandung maksud yang sama.

‘ Yousi kenapa kau pindah?’

 

Itulah kalimat pesan yang dikirimi Chen dan Xia sebanyak-banyaknya ke ponselku. Tak perlu kujawab, soalnya aku tak terlalu terbuka tentang alasanku pindah. Meskipun Xia temanku, tapi tetap saja aku belum terlalu percaya kepadanya apalagi Chen.

 

Mau mereka berdua marah atau kesal kepadaku, terserah. Aku malas membalas sms dari mereka berdua.
Segera saja ku hapus semua pesan yang berasal dari Chen juga Xia. Namun pesan dari nomor asing itu tetap kusimpan. Siapa tahu, suatu saat aku bisa menyelidikinya. Aku juga kan penasaran….

“Panasnya!” ketus yeoja yang duduk di sebelahku, sambil mengipas-ngipaskan tangannya di hadapan wajahnya.

Kenapa tidak pakai kipas saja? Kan anginnya lebih banyak…

 

Yeoja itu membuka kacamatanya dan membuat aku dan seluruh penumpang dalam bus menatapnya berdecak kagum. Astaga! Wajahnya bisa dikategorikan sempurna. Kuakui Hanri akan kalah darinya! Dia sangat cantik.

Mancung lagi, kulitnya putih bersih lagi. Tapi wajahnya yang angkuh.

“Kau punya kipas atau buku tipis?” tanyanya kepadaku dengan aksen agak sedikit begitulahhh… aku tidak bisa mendeskripsikannya.

“Oh, aku ada” ucapku sambil membuka ranselku mengeluarkan sebuah kipas jumbo. Maksudku ketika aku panas aku akan memakainya, eh malah aku merasa suhu tubuhku biasa-biasa saja.

“Gomawo” ucapnya singkat sambil mengambil kipas dari tanganku dan mulai menggunakannya. Aku kembali mengalihkan pandanganku ke jendela bus.

Kapan ya sampai? Kok lama sekali….. aku lelah kalau duduk terus. Bisa-bisa bokongku keram karena terlalu lama bersandar pada kursi bus ini. Belum lagi perutku yang sudah tidak karuan lagi, pengaruh karena aku nggak makan malam dengan sarapan pagi.

Mana aku tak bawa bekal lagi, dan hanya sebotol air mineral yang sudah kuteguk habis saat menunggu di halte. Sial sekali hari-hariku ini. Apakah aku harus berdekatan dengan orang yang punya nasib beruntung? Jinjja!

“Namamu?” pertanyaan yeoja di sampingku membuyarkan pandanganku ke luar. Aku menoleh kepadanya, seharusnya Ia memperkenalkan dirinya dahulu baru menanyai diri orang lain.

“Namamu dulu” ucapku datar. Ia mendesah pelan, nampaknya Ia berumur sama denganku tapi.. mengapa penampilannya seperti yeoja dewasa?

“Namaku Jung SooJung panggil saja Krystal-ssi okeh? Namamu?” tanyanya kepadaku.
Namanya lumayan bagus juga cocok dengan wajahnya yang cantik itu.

“Namaku Park Yousi, panggil saja Yousi. Salam kenal” ucapku agak canggung.

“Oooh, kau ke Gwangju dalam rangka apa?” tanyanya menyambung lagi.

“Aku pindah sekolah”

“Kalau aku juga pindah sekolah” tidak ada yang menanyaimu -_-

“Kita sama” lirihku

 

Setelah itu terjadi keheningan kembali di dalam bus. Hanya ada selingan lagu-lagu yang diputar.

 

^^^^^^^^^^^

 

Author POV

 

Sehun membuang Ipadnya malas di lantai. Untung saja tidak pecah. Para pelayannya bingung apa yang harus mereka lakukan agar tuan muda mereka senang kembali.

 

“Aku bosan” ketus Sehun. Ia sangat malas masuk sekolah hari ini, walaupun sebenarnya Ia ingin masuk. Tapi kenapa hati bsereta tubuhnya terasa sangat berat masuk sekolah.

Terpaksa Ia ijin alasannya karena sakit.

“Bosannya” gerutu Sehun kemudian berjalan menuju kamarnya. Mandi kemdian berpakaian santai seperti akan pergi ke suatu tempat.

Dengan santai berjalan keluar rumah sambil mengayunkan kunci motornya. Tidak peduli teguran para pelayannya yang melarangnya untuk keluar rumah membawa motor.

Masa bodoh, Ia sudah berusia 15 tahun. Terserah dia saja.

 

^^^^^^^^^^^^^^^^^^

 

Yousi POV

 

Tak terasa, bus yang aku tumpangi telah sampai di halte utama Gwangju. Perasaan lega menyelimuti hatiku, dengan semangat ku angkut kedua ransel jumbo milikku. Tanpa mempedulikan yeoja yang bernama Krystal sedang tertidur itu aku langsung turun dari bus dengan semangat.

“Akhirnya” legahku , sambil menaruh kedua ranselku di lantai halte. Aku mengeluarkan ponsel dari saku jaketku. Untuk menghubungi ajjummaku agar segera menjemputku di halte ini. Aku malas menunggu.

“Ajjumma, aku sudah sampai. Jemput aku di halte utama Gwangju. Gomawo, ne” ucapku kepada ajjummaku yang ada di seberang sana melalui ponsel. Setelah itu langsung kuputuskan sambungan telponnya. Kalau lama kelamaan, bisa-bisa pulsaku habis.

Aku langsung duduk di kursi yang telah disediakan pada halte. Sambil bermain-main sebetar dengan ponsel milikku ini. Layar sentuh sih, tapi tidak secanggih ponselnya Xia apalagi ponselnya Chen.

Meskipun begini, ponsel ini menyimpan banyak kenanganku dengan appa bersama eonmmaku. Dan pastinya menyimpan banyak rahasia di dalamnya. Kalau sampai ponsel ini hilang, aku pasti akan gila. Menurutku….

Ehm, ngomong-ngomong yeoja yang tadi itu bernama Krystal. Dimana Ia? Apa Ia masih tertidur di dalam bus, hinggah tak sadar telah sampai? Oiya, aku lupa membangunkannya dan tepatnya kipas jumbo milikku masih ada padanya!

Segera saja aku mengangkat kedua ranselku berlari menuju bus tadi. Ahn, dia sudah tidak ada.. mungkinkah Ia sudah jalan? Pastinya kipas milikku masih ada padanya.

“Yousi!” panggilan seseorang mengalihkan pandanganku, ternyata itu ajjummaku. Dia segera menghampiriku dengan motor vespanya.

“Kajja, kau pasti lelah” ucap ajjummaku. Aku hanya melongoh menatapnya, aku menaikki motor vespa yang seharusnya berada di museum sekarang ini.

“Ya! Cepat naiklah, kau tidak mau pulang?” kesal ajjummaku karena melihatku yang terus melongoh menatap vespanya.

“Oh, ne” aku segera mengangkut kedua ranselku dan naik di boncengan ajjummaku. Dengan sergap, ajjummaku mengendarai motor vespa berkarat ini dengan kecepatan penuh, berulang-ulang kali aku hampir terpelanting ke belakang pengaruh karena tubuhku berloncat-loncat.

Kata ajjhunmaku, motor vespa ini agak eror. Mungkin aku harus akrab dengannya. Ajjummaku mungkin sedikit aneh, masa disuruh akrab dengan motor vespa? Dasarrrr….

Aku juga sempat risih dengan banyak pengendara dan lebih tepatnya para pejalan kaki atau orang-orang di sekitar jalan melihatku dan ajjummaku dengan tatapan menahan tawa. Astaga…

Perlahan-lahan namun pasti, sesuatu yang tak kuinginkan mulai terjadi bagaikan mimpi buruk. Motor vespanya mogok…

Disinilah aku bisa menjadi hampir gila.

“Yaaa, motornya mogok. Bagaimana ini?” ajjummmaku menggeram kesal. Aku menatapnya malas, seandainya kalau bus lewat disini aku akan segera menaikkinya dan meninggalkan ajjhunmaku. Pikiran yang tidak baik.

“Yousi, kalau kau memang keponakan yang terbaik sedunia……
Oh iyalah, aku tahu maksudnya yang sebenarnya.

“Bantu ajjumma mendorong motor ini”

Aku mendengus kesal, kemudian menyuruh ajjhunmaku naik ke atas vespanya. Dengan sekuat tenaga, aku mendorong motor vespa milik ajjummaku itu.

“Yousi, lebih semangat lagi!” teriak ajjummaku

 

Ah, jinjja! Aku bahkan sudah mengerahkan tenaga dalamku untuk mendorong motor vespanya ini.

 

“Baiklah ajjumma” aku mendorong lagi motor vespanya, kali ini kukerahkan tenaga terakhirku sampai wajahku meneteskan keringat.

 

Bum.. Bum… Bebep…. Bep… Bepppppppp………

 

BUAGHHHHHHH……..

 

 

Aku sontak mundur ke belakang mengingat asap vespa yang keluar dari kenalpot tepat mengenai wajahku. Sambil mengibas-ngibaskan asap di depan wajahku. Setelah asapnya hilang dari wajahku, dapat kulihat ajjummaku sudah melesat jauh di depan meninggalkanku sendiri.

 

Tunggu,

 

Sendiri?

 

 

“AJJUMMA!!!!!!!!!!!”

 

 

^^^^^^^^^^^^

 

Author POV

 

 

Sehun menghentikan motornya di depan sebuah café, bergaya klasik seperti jaman Joseon dulu. Dengan langkah cepat Ia memasukki café tersebut, pengunjungnya tidak terlalu banyak. Hanya orang-orang berkelas saja yang bisa memasukki café ini.

Pastilah mengeluarkan biaya jutaan rupiah baru bisa memesan satu menu di café ini. Entalah siapa yang mendirikan café ini. Tapi, café ini sudah sangat terkenal di kalangan orang-orang beruang dan berkelas.

 

Sehun mengambil tempat duduk di paling ujung dekat jendela. Tanpa panggilan lagi, seorang pelayan café mengampirinya.

 

“Sajangnim, mau pesan apa?” Tanya pelayan itu ramah. Sehun menolehnya malas sejenak.

 

“Aku pesan minuman yang paling mahal disini” ucap Sehun santai. Segera saja pelayan itu berbalik meninggalkan Sehun menuju ke depan.

Sehun kembali menatap pemandangan indah diluar dari jendela café itu. Ia megambil ponsel di saku celananya. Dengan sergap, Ia menghubungi seseorang yang tidak diberi nama di kontak poselnya.

 

“Annyeong sajangnim, apa yang bisa saya bantu” ucap seorang namja dengan sopan dari sana.

 

“Aku mau kau cari tahu dimana Park Yousi berada sekarang” perintah Sehun tanpa ada unsure santun sedikitpun seperti yang dilakukan namja itu.

 

“Baik, sajangnim” balas namja dari seberang telepon sana masih sopan.

“Secepatnya, kalau tidak. Kau dipecat!” Sehun segera memutuskan sambungan telepon, Ia juga baru sadar bahwa pesanannya telah tersedia diatas meja.

Sehun menatapnya hambar, kemudian berdiri lalu berjalan keluar meninggalkan café itu.

Ia tak perlu membayar, sebab café itu salah satu usaha eonmmanya.

 

^^^^^^^^^^^^^

 

Hari sudah larut. Tepat jam 10 malam, Baekhyun masih terjaga dalam tidurnya. Ia terus kepikiran akan Yousi yang pindah sekolah secara tiba-tiba.

Apa karena insiden itu? Ataukah karena hal yang lainnya?

Ia menghembuskan nafasnya perlahan, kemudian menoleh pada lukisannya yang terpampang pada kanvas besar di atas meja di depannya.

Baekhyun tersenyum menatap lukisannya itu.

 

“Yeppeoda” gumamnya sambil tersenyum.

 

“Aku akan tetap menantimu”

 

^^^^^^^^^^^^^

 

Yousi POV

 

Aku mengambil handuk dan beberapa peralatan mandiku. Masa bodoh sudah mau jam 10 malam atau apalah itu, ajjummaku memang keterlaluan. Masa sudah jam 9 malam baru Ia datang menjemputku dengan vespa miliknya.

Dan aku lagi, menumpang di rumah makan bakso ikan yang kebetulan di depan jalan. Berhubung pemiliknya seorang halmoeni yang baik hati, jadi aku sekaligus makan malam disana.

Dan beruntungnya juga aku membawa ponsel. Yang membuatku jengkel adalah saat kutelpon malah ajjhunmaku bertanya seperti ini.

‘Yousi bagaimana bisa? Bukannya kau tinggal di Seoul?’

Pertanyaannya membuatku ingin tertawa sekaligus naik darah. Mungkin pengaruh usianya yang hampir tua ditambah dengan Ia yang masih lajang, hidup tanpa pasangan.

Aku pun mulai membersihkan tubuhku. Badanku terasa gatal dan berkeringat kalau tidak mandi.

Setelah mandi, aku memasukki kamar yang telah ajjumma sediakan untukku.

 

Wahhhhh, aku terkagum sendiri. Kamarnya bersih sekaligus rapi meskipun masih polos tanpa hiasan sedikitpun.

Udaranya sangat sejuk, berkat ventilasinya yang dipasang pas sesuai dengan ukuran sirkulasi udara.

Aku menutup pintu kamarku. Kemudian mulai membuka kedua ranselku dan meletakkan barang-baragku ke lemari dan tempat-tempat yang disediakan.

Aku memajang sebuah bingkai fotoku bersama eonmmaku di tasa meja samping tempat tidur. Beserta boneka beruang kecil.

Setelah semuanya telah beres. Aku bergegas untuk tidur. Namun seuatu mengingatkanku. Sebuah kardus besar

bertuliskan ‘Li Ra Art Gwangju High School’.

Kata ajjummaku, setelah aku memberitahunya aku akan pergi ke Gwangju dan tinggal bersamanya segera saja Ia pergi mengurusi pendaftaranku sementara di sekolah baruku itu. Dia bilang juga, pendaftaranku masih bersifat sementara karena, ajjummaku belum memasukkan rapor sekolah lamaku beserta ijazah dan akta kelahiran milikku.

Aku turun dari tempat tidur, mendekat ke kardus itu. 8 buah buku paket mata pelajaran yang setiap paketnya berisi 10 buku tertata rapi didalam.

Beberapa pakaian seragam dengan seragam olahraga pun ada didalamnya. Aku segera mengambil seragam sekolah memastikan bahwa rok seragamnya panjang, karena aku sangatlah alergi kalau memakai celana atau rok pendek.

Segera saja aku mendesah nafas lega, roknya panjang 5cm di bawah lutut setelah kucoba. Aku melihat pandanganku di cermin.

Lumayan keren juga baju seragamnya. Dan telah tersedia juga name tag di seragamku.

‘Park Yousi’

Aku pun melepas baju seragamnya. Kemudian menggantungnya di gantungan yang berada tepat di atas cermin.
Kata ajjummaku juga, mulai besok aku harus masuk sekolah. Bahkan jadwal pelajaran esok hari, beserta peta sekolahnya telah Ia berikan kepadaku. Katanya aku masuk di kelas . Astaga, padahal di sekolahku dulu aku masuk kelas unggul.

 

Inilah kerugiannya, kalau pindah sekolah.

 

Aku melirik jam yang terpasang di dinding kamarku. Sudah jam 11 malam. Dengan sigap, aku membereskan semua barang-barang dan memasukkan 3 buku paket di tasku beserta alat tulisnya. Kemudian aku berdoa sebelum tidur dulu lalu mulai terlelap dalam tidurku.

Astaga, besok ada 3 pelajaran yaitu Matematika, IPA Fisika beserta Bahasa Cina.

Matilahhh aku……

 

^^^^^^^^^^^

 

 

Nah sekian saja itu dari saya,

 

Mohon maaf atas kesalahan dalam hal penulisan yang membuat chingu semua kebingungan ^_^

Maafkan saya juga, karena tidak bisa membalas comment chingu semua karena berhubung penghematan pulsa modem saya dan waktu saya yang sangat sedikit.

Terima kasih juga sudah mau membaca ff saya,

 

Jangan lupa tinggalkan comment dan Sekali lagi, Terima kasih sebanyak-banyaknya ya^_^

 

Dan satu lagi (kebanyakan nulis -_- )

 

Sekian dan terima kasihhhhhh!!!!!!

Leave a comment