DREAM – Slice #10 — IRISH`s Story

D R E A M

With EXO’s Byun Baekhyun and OC’s Lee Hyerin

Supported by EXO Members and OC

A fantasy, supranatural, school-life, romance, slight!mystery story rated by PG-16 in chapterred length

DISCLAIMER

This is a work of fiction. I don’t own the cast. Every real ones belong to their real life. And every fake ones belong to their fake appearance. The incidents, and locations portrayed herein are fictitious, and any similarity to or identification with the location, name, character or history of any person, product or entity is entirely coincidental and unintentional. Any unauthorized duplication and/or distribution of this art without permission are totally restricted.

©2016 IRISH Art&Story All Rights Reserved

---

“Dream? You’re just like a dream for me.”

---

Previous Chapter

Chapter 1 || Chapter 2 || Chapter 3 || Chapter 4 || Chapter 5 || Chapter 6 || Chapter 7 || Chapter 8 || Chapter 9 || [NOW] Chapter 10

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

3 months later …

In Jungha’s Eyes…

Aku tidak mengerti kenapa aku selalu jadi seseorang yang mungkin beruntung atau tidak beruntung. Aku sangat sering satu kelompok ujian dengan Baekhyun, dan rasanya seolah aku mendapatkan poin besar karena satu kelompok dengannya sekaligus menjaganya. Dan dari pikiran yang kucuri-dengar aku bisa tahu, banyak orang berpikir jika aku memanfaatkan kesempatan satu kelompok ini untuk mendapatkan poin besar.

Padahal nyatanya aku berusaha untuk lulus dengan usahaku sendiri. Tanpa memanfaatkan Baekhyun seperti yang mereka pikirkan. Baiklah, mereka boleh berpikir sesuka mereka, yang jelas aku tidak memanfaatkan Baekhyun.

“Kau memikirkan apa?” tanya Baekhyun saat kami sedang dalam perjalanan ke sekolah baru kami—sekolah yang tentunya akan jadi tempat ujian kami.

“Tidak ada, hanya memikirkan berapa hari kita akan berhasil menyelesaikan tugas kita,” ucapku asal.

Baekhyun mengangguk pelan.

Aku tidak mengerti apa yang sudah terjadi pada Baekhyun setelah Hyerin kembali ke bumi, tapi rasanya Baekhyun sedikit berubah. Ia tidak pernah bicara soal Hyerin lagi, atau memikirkannya. Dan atas perintah dari Ayah Baekhyun, tidak ada satupun dari kami yang berani bicara soal Hyerin.

Kurasa Baekhyun menggunakan salah satu spelling dan membuat sesuatu yang lain terjadi antara dirinya dan Hyerin. Bukankah Baekhyun menyukai gadis itu? Kurasa tidak mungkin ia menggunakan spelling. Apa Ayahnya yang menggunakan spelling?

“Kita sudah sampai,” ucap Baekhyun.

Aku dan Baekhyun lalu melangkah turun dari bus Akademi kami.

“Selamat berjuang,” pesan Sehun padaku saat aku dan Baekhyun melewatinya.

“Kau juga,”

Sehun kali ini lolos seleksi ujian, dan dia satu kelompok dengan Kai. Dan mereka akan ujian di salah satu sekolah terkenal di tengah kota. Ya. Walaupun aku dan Baekhyun ujian di sekolah terpencil seperti ini, setidaknya aku rasa, sekolah ini akan mempermudahku untuk menyelesaikan ujianku.

“Kita harus cepat menemukan target kita.” ucap Baekhyun.

“Aku heran kenapa kita hanya dapat satu target,” gumamku.

Mereka bilang jika target kita ini sering menunjukkan kekuatannya bahkan di depan manusia sekalipun …

“Ah, jadi dia berbahaya, begitu maksudmu?”

Kurasa, ya, dan juga, target kita ini beberapa tahun lebih muda dari kita, dan secara otomatis dia punya pemikiran yang kekanak-kanakkan. Dia di musuhi oleh orang-orang di sekolah ini karena mereka yakin target kita berbeda.

“Jadi, sangat mudah sekali mencarinya, hanya tinggal bertanya, hey, siapa orang yang paling di musuhi di sekolah ini? Iya kan?”

Tidak semudah itu. Dari data yang aku baca semalam, dia akan menunjukkan kekuatannya pada orang yang berani bicara tentang dirinya.

“Mwo? Hah. Sombong sekali dia. Memangnya apa kekuatannya?” tanyaku.

Menyakiti seseorang tanpa menyentuhnya. Membangkitkan ingatan paling menyakitkan dari seseorang, dan membuat ingatan itu menyiksa pemiliknya …

Aku terkesiap.

“Hebat sekali kekuatannya …” gumamku pelan, karena kami sekarang sudah masuk ke area sekolah.

Benar sekali. Itulah kenapa kita harus berhati-hati. Kau tidak mau dia membangkitkan ingatan menyakitkanmu bukan?

“Aku sudah melupakan masa manusiaku,” ucapku.

“Dan dia mungkin bisa membuatmu ingat,” tambah Baekhyun.

“Baiklah. Baiklah. Aku akan ekstra berhati-hati padanya.”

“Bagus.”

“Ngomong-ngomong, siapa nama target kita?”

“Kim Taehyung.”

 ██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

Aku melangkah ke kelas baruku dan Baekhyun. Sangat jarang kami mendapat keberuntungan bertubi-tubi seperti ini. Karena kami di tempatkan di kelas yang sama, dan karena target kami juga ada di kelas yang sama.

Tatapanku terhenti saat melihat seorang gadis masuk ke dalam kelas, tampak seperti Ia terlambat masuk ke kelas. Tapi, bukan keterlambatannya lah yang membuatku tertarik, melainkan penampilannya.

Tubuh tinggi dan sangat kurus, rambut yang di cat merah menyala.

Hyerin. Lee Hyerin.

Aku tersentak, dan langsung memandang Baekhyun, berusaha menembus pikirannya. Apa ia tadi melihat Hyerin?

… jika nanti Taehyung itu menunjukkan kekuatannya di depanku atau Jungha, spelling apa yang mungkin bisa aku gunakan untuk …

Aku menghembuskan nafas lega. Entah apa yang sudah Baekhyun lakukan beberapa bulan yang lalu, yang jelas aku yakin, sepertinya dia melupakan Hyerin.

Tapi, penampilan Hyerin masih sama mencoloknya seperti dulu, apa ada kemungkinan Baekhyun akan tertarik padanya lagi?

Tidak. Tidak. Hentikan pemikiranmu Jungha.

Tunggu.

Jika Baekhyun lupa pada Hyerin, apa hal yang sebaliknya juga terjadi? Apa Hyerin juga lupa pada Baekhyun?

“Kenapa kau diam disini? Ayo masuk.” ucap Baekhyun.

Aku menjawab dengan anggukan. Dan melangkah masuk mengikuti Baekhyun. Perkenalan di kelas baru ini benar-benar terasa aneh dan sangat tidak menyenangkan. Juga karena aku masih terbayang-bayang oleh keberadaan Hyerin yang untuk kedua kalinya menjadi teman sekelasku, pikiranku semakin tidak nyaman.

Kebetulan ini semakin hebat karena untuk kedua kalinya aku lagi-lagi duduk di sebelah Hyerin. Dan seperti deja vu, ia lagi-lagi mengabaikanku. Kurasa, Hyerin tidak mengingatku, ataupun mengingat Baekhyun.

Aku benar-benar penasaran tentang apa yang terjadi sampai berhasil membuat keadaan jadi seperti ini. Dan juga, aku tidak mau repot-repot mengulang kesalahan yang sama karena dulu mengajak Hyerin berkenalan. Mungkin akan lebih baik jika kami tidak saling mengenal, dan kuselesaikan tugasku secepat mungkin jadi aku tidak punya kesempatan sedikit pun untuk terusik pada keadaan Hyerin.

Satu sisi baik, ia bersekolah lagi, walaupun di sekolah pinggiran seperti ini. Dan dari kelakuan Hyerin sekarang—bagaimana dia menenggelamkan dirinya di meja dan sepertinya tengah tertidur pulas—aku berspekulasi jika Hyerin masih jadi siswi jenius seperti dulu.

… apa murid pertukaran pelajar itu lebih pintar dari Hyerin? …

Aku tersenyum samar saat mendengar pikiran entah siapa di kelasku ini. Aku yakin spekulasiku benar. Hyerin masih jadi seorang yang pintar.

Pandanganku tanpa sadar memandang Hyerin dari ujung rambut sampai ke kakinya. Ia masih berkulit pucat seperti dulu, masih bertubuh sangat kurus, dan masih mengecat rambutnya dengan warna merah menyala.

Kurasa keadaannya masih tidak berubah.

Apa ia masih tinggal bersama Ayah tirinya? Apa ia masih diperlakukan kasar? Hah … Sekarang kehidupan Hyerin selama 3 bulan ini membuatku penasaran.

 ██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

In Baekhyun’s Eyes…

Aku mengikuti langkah targetku, Taehyung, saat ia melangkah keluar dari kelas dan tampaknya sedang mengikuti beberapa orang teman sekelas kami. Mungkin beberapa anak itu punya masalah dengan nya.

Seperti dugaanku, Taehyung benar-benar mengikuti mereka. Dan langkahku terhenti saat melihat Taehyung dan beberapa anak itu berbelok ke bagian belakang sekolah. Mungkin mereka akan membuat keributan di sana.

Aku menajamkan pendengaranku, salah satu kemampuan yang aku miliki. Dan dengan fokus aku berusaha menangkap pembicaraan mereka.

“Aku tidak mencari masalah denganmu Taehyung.”

“Bukan denganku, tapi dengan dia. Kenapa kalian berani menganggunya?”

“Hah. Siapa yang sedang kau bicarakan?”

“Kalian jelas tahu.”

“Lee Hyerin? Kau bicara tentangnya?”

Taehyung tidak menyahut.

“Memangnya kenapa jika kami menganggunya? Apa ada masalah denganmu? Kau juga tidak mengenalnya kan?”

“Aku sudah melarang kalian untuk mengganggunya.”

Terdengar suara tawa pelan.

“Taehyung, Taehyung, jangan bilang kau menyukai Hyerin, benar kan?”

Hyerin? Siapa yang sedang mereka bicarakan? Nama itu terdengar familiar di telingaku. Tapi pembicaraan mereka sekarang terdengar asing.

“Jangan berani mengganggunya, atau kalian tahu akibatnya.”

Tidak terdengar pembicaraan lagi. Apa mereka sudah pergi? Tapi, pembicaraan mereka. Rasanya ada yang aneh. Dari yang aku tahu, Taehyung hidup dengan mengabaikan keadaan semua orang disini. Aneh rasanya saat ia bisa peduli apalagi mengancam atas keadaan seseorang.

Apa Hyerin yang mereka bicarakan adalah seorang manusia? Atau seperti kami? Tunggu. Jika Hyerin itu sama seperti kami, dia pasti juga jadi targetku dan Jungha, itu artinya dia adalah seorang manusia.

Dan sekarang masalah ini semakin membingungkan, kenapa Taehyung melindungi seorang manusia? Apa ia benar-benar menyukai manusia itu?

Aku melangkah pelan kembali ke kelas, dan tatapanku terhenti saat melihat dua orang berdiri di depan kelas. Saling berhadapan. Entah kenapa tiba-tiba kepalaku terasa sangat sakit. Membuatku terpaksa harus bersandar di tembok untuk menahan bobot tubuhku agar tidak terjatuh secara tiba-tiba.

Kejadian yang baru saja kulihat … seolah … aku pernah melihatnya.

Aku berusaha memfokuskan pandanganku, dan memandang ke arah dua orang itu. Yang salah satunya adalah Taehyung. Aku segera berusaha menangkap pembicaraan mereka.

“Aku tidak mengerti kau bicara apa.”

“Kau sangat pintar berbohong Hyerin, tapi, aku akan menunggu sampai kau bicara sendiri.”

“Hah. Teruslah bicara semaumu Kim Taehyung.”

Hyerin … dia kah yang tadi Taehyung bicarakan dengan beberapa anak itu di belakang sekolah? Aku mewajarkan kemunculan tiba-tiba Taehyung di depan kelas, karena ia sudah terbiasa menggunakan kekuatannya bukan?

Apa yang membuat gadis bernama Hyerin itu begitu menarik perhatian Taehyung? Apa gadis itu ada hubungannya dengan Taehyung?

Apa mungkin … jika aku mengetahui tentang Taehyung dari gadis itu, aku akan bisa menemukan cara untuk membawa Taehyung ke Akademi bersamaku dan Jungha?

Aku diam-diam memperhatikan penampilan gadis itu. Dia tidak tampak seperti siswi baik. Terlihat dengan bagaimana seragam gadis itu begitu ketat di tubuh kurusnya, dan rambutnya yang berwarna merah menyala.

Apa keadaan seperti itu di izinkan di sekolah ini? Betapa menyedihkannya sekolah ini. Astaga. Tapi, tetap saja, gadis itu … aku yakin dia mengenal Taehyung dan tahu sesuatu tentang targetku itu.

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

Sepulang sekolah, aku mengikuti langkah gadis bernama Hyerin itu. Dia tidak tampak punya banyak teman, dan kurasa, ia tidak punya teman. Di kelas, ia hanya tidur sepanjang pelajaran, tapi aku heran, saat di minta menjawab pertanyaan di papan tulis, dia mengerjakannya dengan sangat cepat dan benar.

Kesimpulanku, dia gadis yang pintar.

Tapi tidak dengan kelakuan dan penampilannya.

Dan aku heran, kenapa ia tidak menaiki sepedanya saat pulang sekolah. Padahal sedari tadi, ia sudah berjalan jauh, dan sempat beberapa kali berhenti di pinggir jalan. Seolah Ia lelah karena perjalanan yang ia tempuh.

Apa gadis itu bodoh? Dengan naik sepeda dia bisa menempuh perjalanan pulangnya dengan lebih cepat. Ckck, dia benar-benar tidak praktis.

“Kenapa kau mengikutiku?”

Aku terhenti. Melirik keluar dari pohon tempatku bersembunyi. Gadis bernama Hyerin itu menghentikan langkahnya. Dan kurasa, ia bicara padaku.

Ia tahu jika aku mengikutinya? Menarik sekali.

“Kau tahu jika aku mengikutimu?” ucapku saat aku keluar dari belakang pohon.

Gadis itu memandangku, lama. Tatapannya aneh, seolah …

“Kenapa kau memandangku seperti itu?” kataku padanya.

“N-Neo …”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

In Hyerin’s Eyes…

Aku terperangah tidak percaya saat melihatnya berdiri tak jauh di depanku. Bagaimana ia bisa ada disini? Kenapa? Setelah sekuat mungkin aku berusaha mengabaikan keberadaan Jungha di sebelahku, kenapa ia harus muncul dalam keadaan mengikutiku seperti dulu? Dan … kenapa ia menemuiku lagi?

“Aku kenapa? Sebenarnya aku mau bicara padamu, sejak di sekolah. Tapi kau selalu tidur di kelas, aku jadi tidak punya kesempatan bicara denganmu, Hyerin-ssi.”

Hyerin-ssi?

Kenapa … cara bicaranya berubah? Sosok di depanku benar-benar Baekhyun. Tapi, kenapa ia bicara seolah ia tidak mengenalku.

Apa yang sudah terjadi selama tiga bulan ini?

“Kau mengenal Taehyung?” tanyanya membuatku tersadar.

“Ani.” ucapku cepat.

“Kojimal.” caranya bicara … masih sama seperti dulu.

“Museunseuriya?”

“Kau benar-benar tidak mau berkata jujur?”

Aku terdiam. Sosok di depanku memang Baekhyun, tapi ia seolah datang menjadi seorang yang tidak pernah aku kenal sebelumnya. Entah apa yang sudah terjadi padanya selama tiga bulan ini. Yang jelas, saat kami bicara sekarang, Ia tidak mengenalku. Dan aku juga tidak seharusnya mengenalnya bukan?

“Aku bahkan tidak mengenalmu, untuk apa aku bicara?”

Aku segera beranjak dari tempat itu, dan seperti yang dulu pernah terjadi. Dia tidak mengikutiku lagi. Dia masih bersikap seperti Baekhyun yang ku kenal dulu, tapi kenapa ia begitu banyak berubah?

Dan kenapa ia mengikutiku hanya untuk bertanya tentang Taehyung?

Apa ia nantinya akan minta bantuanku lagi seperti yang terjadi pada Kyungsoo dulu? Apa ia akan memintaku untuk meminjamkan ingatanku lagi? Tapi bukankah dia sudah mengetahuinya?

Kenapa ia datang lagi?

Langkahku terhenti. Aku berbalik, dan Baekhyun masih berdiri di tempatnya semula. Memandang ke arahku.

“Ada apa Hyerin?” tanyanya.

“Kenapa kau sangat ingin tahu jika aku mengenal Taehyung atau tidak? Memangnya apa hubungannya denganmu? Dan kenapa kau harus bertanya padaku?” tanyaku langsung, tidak ingin mengulang hari-hari bodoh saat ia terus mengikutiku saat pulang dan kami akan bicara hal monoton selama beberapa hari.

Dan seperti yang terjadi dulu, Ia diam selama beberapa saat.

“Kau berpikir terlalu lama … Katakan saja dengan jujur apa tujuanmu menanyaiku, dan aku akan menjawab pertanyaanmu dengan jujur.” ucapku sambil beranjak pergi.

Entah insting apa yang mengatakan padaku bahwa Baekhyun akan menemuiku lagi. Dan kejadian beberapa bulan yang lalu akan terulang lagi.

Apa kali ini ia akan mengancamku dengan nilai juga?

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

In Baekhyun’s Eyes…

Aneh.

Rasanya begitu aneh saat bicara dengan gadis bernama Hyerin itu. Seolah … aku suka saat bicara dengannya. Apa hal seperti ini yang Taehyung juga rasakan dan membuatnya tertarik pada gadis itu? Atau karena hal lain?

Apa hanya aku yang merasakan perasaan semacam ini saat bicara dengan Hyerin? Kenapa gadis itu begitu aneh …

“Kau kenapa Baek?” tanya Jungha.

“Kau pasti sudah tahu kan?” ucapku.

Jungha menyernyit, lalu menggeleng.

“Tidak.

Aku segera tertawa meledeknya.

“Kau sudah terbiasa menguntit pikiranku bukan?” ucapku.

“Ya. Memang. Tapi kau tidak memikirkan apapun. Makanya aku bertanya,” ucapan Jungha sekarang membuatku terkesiap.

“Kau tidak mendengar pikiranku?” tanyaku tak percaya.

Jungha menggeleng.

“Memangnya kau berpikir tentang apa?”

Aku segera menggeleng pelan. Tidak mungkin aku mengatakan padanya bahwa aku sedari tadi memikirkan keanehan gadis bernama Hyerin itu bukan?

“Baek?”

“Ani, aku tidak memikirkan apapun.” ucapku cepat.

“Bagaimana hari ini? Kau bertemu dengan Taehyung?” tanyanya.

Ya. Dan dia tampaknya sedang mengawasi seseorang.

“Siapa?”

Aku memandang Jungha, menyernyit.

“Kenapa kau memandangku seperti itu?” ucap Jungha sambil mengetuk kepalaku pelan, hal yang biasa ia lakukan.

Kurasa Taehyung tertarik pada manusia.

“Kau tahu darimana?” tanya Jungha lagi.

“Aku akan menjelaskannya besok. Ada hal yang harus aku selesaikan dulu,” ucapku sambil segera beranjak keluar dari kelas.

Tentu saja aku mencari keberadaan Hyerin, karena dia tidak terlihat tidur di kelas seperti biasanya, dan ini aneh. Aneh saat ia tidak ada di kelas untuk tidur sementara selama beberapa hari ini aku selalu melihatnya tidur dari bangku belakang.

Tatapanku segera tertuju pada gadis yang tampak begitu mencolok bahkan dari kejauhan seperti ini. Hyerin. Siapa lagi gadis di sekolah ini yang mengecat rambutnya dengan warna merah menyala selain Hyerin?

Aku segera melangkah mendekati sosok Hyerin, aku masih harus mendesaknya untuk bicara soal Taehyung.

“Kenapa kalian ada disini?”

Aku terhenti. Dan memandang ke arah sumber suara yang kudengar.

“Kim Taehyung. Ternyata kau sudah tahu keberadaan kami.” ucapku, mengalihkan sejenak rasa penasaranku tentang Hyerin karena nyatanya sekarang targetku sudah berdiri di hadapanku.

“Tentu saja. Aura kalian saja sudah berbeda.” ucapnya dingin.

“Kalau begitu kau pasti sudah bisa menebak apa tujuan kami kesini bukan?”

“Aku tidak akan mau bekerja sama dengan kalian untuk merusak bumi.” ucapnya segera membuatku terkesiap.

“Merusak bumi? Apa yang sedang kau bicarakan huh?”

“Kau sama seperti tiga orang yang beberapa minggu lalu datang kesini itu bukan?”

“Mwo?”

“Jangan berpura-pura bodoh. Kau dan temanmu itu pasti sama seperti tiga orang yang beberapa minggu lalu datang. Dan melihat bagaimana kau bicara pada Hyerin kemarin saat pulang sekolah, kau sama persis seperti salah satu di antara tiga orang itu.” ucap Taehyung semakin membuatku tidak mengerti.

Bicara pada Hyerin? Tiga orang lain? Siapa? Apa orang dari Akademiku? Tidak mungkin, ujian kami di lakukan bertahap. Dan tiga minggu lalu tidak ada ujian.

Lalu apa yang Taehyung bicarakan?

“Kau diam seperti ini, aku sudah menduga jika kau sama seperti mereka bertiga. Dan kalian sama-sama ada hubungannya dengan Hyerin. Heran sekali kenapa gadis itu tidak mau mengaku.”

“Apa sebenarnya yang sedang kau bicarakan? Aku tidak mengenal tiga orang yang mungkin menemuimu beberapa minggu lalu, dan aku juga tidak mengenal Hyerin sebelum ini. Aku bicara padanya karena melihatmu sudah bicara padanya.”

Taehyung memandangku, lama. Dan entah mengapa aku merasa seolah pikiranku terputar-putar, beberapa ingatan ku yang lalu kembali terbayang.

“Kau tidak sama seperti mereka bertiga?” tanya Taehyung membuatku tersadar dari kepeningan sementaraku.

“Tidak. Aku dan temanku datang dari Akademi, tempat yang akan membuatmu bisa menguasai kekuatanmu, dan mengendalikannya, tempat yang akan membuatmu bisa hidup dengan normal, tidak seperti disini saat kau harus menyembunyikan dirimu.” ucapku pada Taehyung, dan sekali lagi membuatnya memandangku dengan tatapan yang sama, dan berhasil membuatku kembali pening.

“Apa kau sedang berusaha menggunakan kekuatanmu padaku Kim Taehyung?” ucapku segera berusaha lepas dari kepeningan.

“Ya. Aku berusaha mencari ingatan menyakitkanmu. Menggunakannya untuk menyerangmu jika kau mencoba berbohong padaku.”

“Aku tidak sedang berbohong padamu. Kau sudah melihat ingatanku sendiri bukan? Sekarang, kau pasti sudah bisa tahu jika aku berkata jujur.” ucapku kesal.

Taehyung tampak terdiam.

“Tidak. Aku tidak mau ikut denganmu. Kemampuanku akan membuat banyak orang tidak menyukaiku.”

“Maksudmu?” kali ini aku menyernyit bingung.

“Aku bisa membuat seseorang tersiksa akan ingatannya sendiri, hanya dengan memandang mata orang itu, atau bersentuhan dengannya.”

Aku tersentak. Ia punya kemampuan yang sangat langka dan hebat.

“Kau tidak boleh mengatakan hal seperti itu. Kami semua di Akademi juga punya kekuatan yang unik dan berbeda.” Ucapku.

“Apa ada yang punya kekuatan sepertiku?”

Aku terdiam. Inikah alasan Akademi hanya memberiku dan Jungha target seperti Taehyung? Karena kekuatannya bisa di pergunakan oleh Mutan? Karena mungkin saja Ia menolak kami dan beralih ke Mutan?

“Tidak. Itulah kenapa kau harus ikut ke Akademi. Karena kau harus bisa mengendalikan kekuatanmu.” Ucapku.

Taehyung menunduk, tampak berpikir.

“Kau sangat pintar berbicara. Tidak heran kau hanya punya sedikit ingatan menyakitkan.” ucap Taehyung.

“Kau melihatnya? Aku hanya merasa sedih saat Griffin peliharaanku mati. Itu saja.” Ucapku.

Taehyung tertawa pelan.

“Mwo?”

“Jadi, kau sudah lupa tentang dia ya … Menarik sekali …”

“Apa yang kau bicarakan?”

“Tidak ada. Bukan hal yang penting.” ucapnya semakin membuatku tidak mengerti tentang jalan pikiran bocah ini.

Sudahlah Baekhyun. Berhenti bicara soal hal yang tidak begitu penting.

“Jadi, kau akan ikut dengan kami kan?” ucapku.

Taehyung mengangguk.

“Ya. Aku akan ikut.”

Semudah ini?

Semudah inikah membuat Taehyung ikut ke Akademi? Dan kenapa aku harus di kirim berdua dengan Jungha?

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

In Jungha’s Eyes…

Aku tidak mengerti kenapa Baekhyun terlalu bersemangat dalam menyelesaikan tugas ini. Dan aku tidak tahu kenapa. Bahkan sekarang aku merasa seolah Baekhyun bisa menyelesaikan tugas ini sendirian.

“Bagaimana perkembangan tugas kalian?”

Aku tersentak. Dan terkesiap saat Jin seongsaengnim ada di ruangan sementara yang ku tempati bersama Baekhyun.

“Seongsaengnim, kenapa kau ada—”

“Kelihatannya Baekhyun sudah menyelesaikan tugasnya. Segeralah bawa Taehyung ke Akademi.” ucapnya memotongku.

… Baekhyun tidak boleh melihat gadis manusia itu, sangat berbahaya …

“Apa Hyerin yang seongsaengnim maksud?”

“Ya. Dia. Itulah kenapa kau di tugaskan bersama Baekhyun, karena kau harus pastikan Baekhyun kembali tanpa mengingat Lee Hyerin. Ayahnya bisa sangat marah jika ia sampai ingat.”

Jadi … keberadaan Hyerin di sekolah ini sudah diketahui?

“Lalu, apa aku harus—”

“Segera bawa Baekhyun kembali, dan pastikan dia tidak melihat Hyerin. Itu saja.”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

“Jungha!”

Aku segera melangkah cepat menghampiri Baekhyun yang tampak berjalan dengan di ikuti Taehyung di belakangnya. Dia benar-benar sudah berhasil membuat Taehyung ikut dengan kami?

“Bagaimana Baek?” tanyaku.

Baekhyun tersenyum.

“Taehyung sudah setuju untuk ikut. Aku tidak sabar dengan poin tambahan.” ucap Baekhyun senang.

Sejauh ini ia tampak baik-baik saja. Ia pasti tidak mengingat Hyerin.

“Geurae. Kajja, kita kembali saja ke Akademi.” ucapku cepat.

“Chakkaman, Taehyung bilang ada hal yang harus ia tunjukkan padaku sebelum kita pergi.” ucap Baekhyun.

“Apa itu?” tanyaku, memandang dua pemuda itu bergiliran.

Taehyung menggeleng samar, dan dengan segera Baekhyun menyahut.

“Aku tidak bisa bilang Jungha, kau akan lihat sendiri nanti.” ucap Baekhyun.

“Lihat sendiri? Memangnya ada orang yang akan menemui kita?” tanyaku.

“Ya, kurasa. Taehyung bilang dia orang yang sangat penting.” ucap Baekhyun.

Aku mengangguk pelan, lalu duduk di salah satu bangku yang teronggok di dekat tempatku berdiri. Sementara Baekhyun bersandar di tembok, dan Taehyung tampak sibuk berpikir. Apa yang sedang ia pikirkan?

Aku berusaha menembus pikiran Taehyung, dan seolah aku meliha—

“Akh!”

“Jungha! Neo gwenchana?” aku tersentak saat kepalaku terasa sangat sakit ketika berusaha menembus pikiran Taehyung.

“Maaf. Aku tidak melakukannya dengan sengaja,”

“Kau melakukan apa?” ucap Baekhyun.

Aku berusaha menetralkan rasa sakit di kepalaku, kemampuan Taehyung tidak bisa ku permainkan. Bahkan aku tersakiti hanya dengan berusaha menembus pikirannya.

“Kemampuanku bekerja sendiri untuk melindungiku.” ucap Taehyung.

“Apa sakit Jungha?” tanya Baekhyun.

“Tidak, sudah tidak sakit.” ucapku sambil kemudian memandang ke arah Taehyung, ingin melihat reaksinya, tapi aku terkesiap.

Bukan karena apa yang aku lihat pada Taehyung. Tapi karena sosok yang sekarang tengah berjalan ke arah kami. Hyerin.

“Ayo Baekhyun, kita harus pergi sekarang.” ucapku cepat, menarik lengan Baekhyun, tapi langkahku segera terhenti saat Taehyung nyatanya juga mencekal lengan Baekhyun.

“A-Ada apa dengan kalian berdua?” ucap Baekhyun tidak mengerti.

“Kau tidak boleh melihatnya!”

“Kau harus melihatnya!”

Aku lagi-lagi tersentak saat aku dan Taehyung bicara di saat yang sama.

“Apa aku harus melihatnya atau tidak?” ucap Baekhyun, berusaha melepaskan cekalanku dan Taehyung.

“Lihat.”

“Jangan lihat!”

Baekhyun menyentakkan tangan kami berdua. Dan memandang kami bergiliran.

“Apa yang terjadi pada kalian berdua?!” ucapnya dengan nada marah.

“Kim Taehyung! Jangan gunakan kekuatanmu di saat seperti ini!” bentakku marah.

“Pembohong. Apa gadis ini temanmu?” ucap Taehyung yang di jawab dengan tatapan tak percaya oleh Baekhyun.

“Tentu saja dia temanku. Apa yang sedang kau bicarakan?”

“Taehyung! Jangan kau tunju—akh!”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

In Baekhyun’s Eyes…

“Jungha!”

Aku tersentak kaget saat Jungha mengerang kesakitan, dan memegangi kepalanya.

“Taehyung! Hentikan!”

Aku yakin ini adalah kekuatan Taehyung.

“Jika dia benar-benar temanmu, dia tidak akan menutupi apa yang harus kau ketahui.” ucap Taehyung.

“Kau bicara apa huh!? Kau sedang menyakiti temanku!”

Taehyung tidak menyahut. Dan aku masih berusaha membantu Jungha untuk duduk dan menenangkan dirinya.

“Ada apa menyuruhku kesini?”

Aku menoleh, dan kaget saat melihat gadis berambut merah yang kemarin kuajak bicara ada di dekat Taehyung, memandang kami bergiliran dengan tatapan yang dingin.

“Lee Hyerin, kau mengenal mereka bukan?”

Apa? Apa yang sekarang Taehyung bicarakan?

“Jangan Baekhyun. Cepat pergi dari tempat ini!” Jungha bicara dengan merintih, dan dengan cepat aku membantu Jungha untuk berdiri.

“Taehyung, jangan bicara lagi. Ayo pergi.” ucapku sambil memapah Jungha.

Ia menyiksa Jungha hanya karena hal sepele? Dan karenanya sekarang ada manusia yang terpaksa harus tahu tentang keadaan kami bertiga?

“Kenapa kau tidak bicara? Kau jelas mengenalnya Lee Hyerin!” teriak Taehyung cukup keras.

Kudengar hembusan nafas kesal dari bibir gadis berambut merah menyala itu.

“Dia tidak mengingatku. Untuk apa aku bicara? Berhentilah bersikap bodoh. Pergilah dengan mereka.”

“Lee Hyerin, kau selalu menyiksa dirimu dengan ingatan tentang mereka.”

“Itukah alasanmu tidak pernah menggangguku dengan kemampuanmu?”

“Ya. Karena kau satu-satunya manusia yang hidup dalam ingatan menyedihkan.”

Langkahku terhenti.

“Baek … Jangan … Kumohon …”

“Kenapa? Kenapa aku tidak boleh mendengarnya?” tanyaku pada Jungha.

Aku mulai bertanya-tanya, kenapa Taehyung bicara pada Hyerin? Kenapa Jungha melarangku untuk ada disana? Apa yang sebenarnya terjadi?

“Aku tidak hidup dalam ingatan menyedihkan.”

“Kau hidup dalam keadaan yang menyedihkan Hyerin, itulah kenapa aku membencimu. Aku benci kau, karena aku tidak bisa menggunakan kekuatanku padamu.”

Gadis itu tertawa kasar. Tawa yang … rasanya aku kenal.

“Lee Hyerin …” aku berucap pelan, dan gadis itu langsung memandang ke arahku.

Ia memandangku, tidak dengan tatapan dingin yang seharusnya sesuai dengan cara bicaranya dan cara tertawanya yang begitu sinis.

“Apa?” ucapnya seolah menungguku bicara.

“Dia adalah ingatan menyakitkanmu, Byun Baekhyun.” Taehyung kali ini bicara.

“Kau bicara apa?”

“Jangan! Kim Taehyung! Kuperingati kau!” Jungha berteriak marah, membuatku terkesiap.

“Kau dikirim bersama temanmu kesini supaya kau tidak bisa mengingat gadis ini. Karena gadis ini adalah ingatan paling menyakitkan milikmu, karena orang-orang di Akademi yang kau bicarakan, mereka tidak ingin kau mengingat tentang gadis ini. Aku melihatnya di ingatan temanmu.”

Aku memandang Jungha tak percaya. Lalu melemparkan pandanganku ke arah gadis bernama Hyerin itu.

“Kenapa kau jadi ingatan paling menyakitkanku?”

۩۞۩▬▬▬▬▬▬ε(• -̮ •)з To Be Continued ε(• -̮ •)з ▬▬▬▬▬▬▬۩۞۩