OH MY LOVER – Slice #13 — IRISH`s Story

Oh My Lover

With EXO’s Byun Baekhyun and OC’s Mizuni Ayumi

Supported by EXO and VIXX Members, with OCs

A fantasy, romance, and slice of life story rated by PG-17 in chapterred length

DISCLAIMER

This is a work of fiction. I don’t own the cast. Every real ones belong to their real life. And every fake ones belong to their fake appearance. The incidents, and locations portrayed herein are fictitious, and any similarity to or identification with the location, name, character or history of any person, product or entity is entirely coincidental and unintentional. Any unauthorized duplication and/or distribution of this art without permission are totally restricted.

©2016 IRISH Art&Story All Rights Reserved

“Kau tahu, aku akan selalu mendapatkan apa yang aku inginkan. Termasuk tentang kau, Mizuni.”

Previous Chapter

Chapter 1 || Chapter 2 || Chapter 3 || Chapter 4 || Chapter 5 || Chapter 6 || Chapter 7 || Chapter 8 || Chapter 9 || Chapter 10 || Chapter 11 || Chapter 12

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

In Author’s Eyes…

“Kau tidak apa-apa?”

“Oh… Nan gwenchana…”

“Mizu-chan…”

“Pulanglah Baekhyun-ah. Aku sungguh tidak apa-apa.”

Baekhyun menatap gadis yang sekarang duduk diam di sofa kecil yang ada diapertemennya. Lengan dan kaki gadis itu sekarang terbalut perban.

“Tapi aku ingin—”

“Baekhyun-ah… Kumohon…” suara Yumi bergetar saat Ia bicara, dan hal itu membuat Baekhyun akhirnya menghela nafas panjang.

“Hubungi aku jika sesuatu terjadi pada lukamu.” ucap Baekhyun sebelum Ia mengecup puncak kepala Yumi, memeluk gadis itu sejenak.

“Oh… Aku akan menghubungimu.”

“Aku akan bicara pada orang tuaku.”

Yumi menatap pemuda itu, dan tersenyum tipis.

“Maaf… Mereka pasti sangat membenciku.”

Baekhyun menangkupkan tangannya di wajah gadis itu. Dan tersenyum, membuat Yumi merasakan ketakutan seperti yang biasa Ia rasakan.

“Kau tidak marah karena Appa ku mematahkan tanganmu?”

Yumi menggeleng.

“Ani… Aku memang pantas mendapatkannya. Appa ku sudah membuat keluargamu berantakan.”

“Mizu-chan…” Baekhyun berucap pelan

“Bahkan jika Appa dan Eomma mu ingin membunuhku, aku tidak apa-apa. Bukankah aku masih punya kau?” air mata perlahan mulai mengalir dipipi Yumi

Melihat gadis itu menangis, Baekhyun mengalihkan pandangannya. Benar-benar tidak ingin melihat gadis itu terluka.

“Baekhyun-ah… Apa kita bisa tetap bersama?”

Baekhyun menatap gadis di depannya.

“Kau tahu jawabanku bukan?”

Yumi tersenyum.

“Kalau begitu pulanglah, aku bisa menjaga diriku disini.”

“Aku akan mengunjungimu besok.”

“Oh… Aku percaya kau pasti datang.”

Baekhyun akhirnya meninggalkan apertemen gadis itu. Walaupun tanpa Baekhyun tahu, sepeninggalnya, Yumi menangis. Gadis itu begitu terluka. Sakit karena patahnya beberapa tulang gadis itu bukanlah alasan utama Ia menangis, tapi gadis itu sangat takut Ia mungkin akan kehilangan Baekhyun.

 ██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

Sehun memandang dingin luka robek di lengannya, luka itu memang tidak akan berdarah, tapi pemuda itu berdecak kesal jika mengingat alasan Ia terluka.

Melindungi Yumi.

Entah mengapa Ia melakukan hal itu saat melihat Yumi yang hanya pasrah saat Appa Baekhyun akan menyerangnya. Dan hal itu membuat Sehun akhirnya melindungi gadis itu.

“Benar bukan yang aku katakan? Yumi memang seharusnya dilindungi.” Sehun menoleh saat mendengar seseorang bicara.

“Kau datang dan pergi seperti hantu,” ucap Sehun singkat sebelum pemuda itu menurunkan lengan kemejanya, menutupi luka itu.

“Aku tahu kau suka menghabiskan waktu ditempat ini.”

“Apa punya kelebihan seperti itu membuatmu sering memanfaatkan orang lain, Dani?” ucapan Sehun membuat Dani tertawa pelan.

“Apa hal itu sangat terlihat?”

“Seperti itulah.”

Dani duduk disebelah Sehun dan menarik lengan pemuda itu.

“Mwoya?” ucap Sehun hendak menarik kembali lengannya

“Jangan berpura-pura kuat. Luka ini sakit bukan?” tanya Dani

“Bagaimana kau tahu?”

“Aku membaca pikiranmu.”

Sehun mendengus.

“Pantas saja kau bisa tahu banyak hal.”

Dani malah tersenyum, dan perlahan bergerak menutup luka di lengan Sehun dengan perban yang dibawanya.

“Kau sebenarnya tidak pernah benar-benar membenci Yumi, kan?” tanya Dani

“Aku membencinya.”

“Lalu kenapa kau melindunginya tadi?”

“Berhentilah membicarakan semua yang sudah kau curi dari pikiranku.”

“Apa aku salah? Aku bahkan sudah tahu tentang kalian semua. Siapa saja yang sudah kalian bunuh, alasan kalian, bayaran kalian dan ju—”

“Apa kau bisa melihat masa depan?”

“Nde?”

Sehun menatap gadis itu.

“Kau bisa mengetahui isi pikiranku sekarang?”

Dani menyernyit. Dan gadis itu mengerjap cepat saat tidak bisa menemukan pikiran Sehun.

“N-Neo…”

“Dani-ah, kau tahu apa kemampuanku?”

“Kau… bisa menghancurkan benda apapun tanpa menyentuhnya.”

“Bukan hanya itu.”

Dani sekarang berjengit menjauh dari pemuda itu. Tapi hal itu malah membuat Sehun menarik gadis itu mendekat.

“Kalau kau bisa melihat masa depan, coba kau lihat, masa depan apa yang ada untukku jika kita tetap dekat seperti ini?”

“M-Mwo?” Dani terkesiap saat mendengar ucapan pemuda itu

“Jantungmu berdetak kencang sekali Dani-ah. Kau yakin mau tetap ada di dekatku? Aku tidak yakin kau tidak akan jatuh cinta padaku.”

“Cih, siapa yang mau jatuh cinta padamu.” ucap Dani malah mengundang tawa Sehun.

“Benarkah? Kau pasti akan jatuh cinta padaku, Dani-ah.”

“Berhentilah bicara omong kosong.” ucap Dani kesal

Sehun mendekatkan wajahnya ke gadis itu, untuk beberapa detik, membiarkan angin berhembus pelan sementara mereka sama-sama terdiam.

“Apa yang kau dengar?” tanya Sehun pelan

Dani menyernyit.

“Tidak ada…”

“Bukankah aku sangat pintar menyembunyikan pikiranku?”

“Bagaimana kau bisa melakukannya?”

Sehun tersenyum.

“Bahkan saat aku tersenyum jantungmu berdegup lebih kencang lagi. Apa kau mau jadi vampire seperti ku Dani-ah? Jantungmu mungkin bisa berhenti tiba-tiba jika terus ada di dekatku.”

“Michyeoseo!?” Dani menyentakkan tubuh pemuda itu, tapi hal itu malah membuat Sehun semakin leluasa menarik gadis itu, dan kembali menatap gadis itu.

“Kau tahu apa kemampuanku yang sebenarnya?”

“M-Mwo?” ucap Dani pelan

“Orang-orang bilang menatap mataku selama sepuluh detik bisa membuat siapapun mati. Dan sudah berapa detik kita saling bertatapan?”

“Y-Ya!”

“Tenang saja, sebenarnya, kemampuanku adalah melakukan apapun hanya dengan menatapnya, bukan dengan tanpa menyentuh. Saat aku menghancurkan benda, aku hanya menatapnya, dan berniat menghancurkannya.”

Sehun kemudian tersenyum pada gadis yang sekarang mematung di hadapannya.

“Dan kau tahu apa yang baru saja kulakukan padamu?”

Dani masih mematung. Gadis itu tampak berusaha menetralkan degup jantungnya. Mendengar degup jantung gadis itu semakin tidak karuan, Sehun kembali tersenyum.

“Aku baru saja membuatmu jatuh cinta padaku, Dani.” bisik Sehun membuat Dani terkesiap.

“T-Tidak mungkin…”

“Kenapa tidak? Bukankah kita sudah saling menatap selama sepuluh detik? Dan aku sudah katakan padamu mata ini bisa melakukan apapun bukan?”

“Mana bisa kau memaksakan perasaan seseorang!”

“Kita lihat saja, setiap melihatku, jantungmu akan berdegup tidak karuan, dan kau akan semakin ingin untuk selalu ada di dekatku. Pada akhirnya, kau yang akan lebih mengungkapkan perasaanmu padaku.”

“Bodoh. Aku tidak akan pernah melakukan hal sebodoh itu.” ucap Dani sebelum gadis itu mendorong Sehun dan melangkah pergi meninggalkan pemuda itu sendirian.

Sementara Sehun tersenyum samar.

“Hal itu akan terjadi Daniel, tunggu saja.”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

Kyungsoo menyernyit saat melihat Yumi berdiri di depan pintu rumah mereka. Lengan kiri gadis itu masih diperban, dan hal itu membuat Kyungsoo merasa tidak enak.

“Yumi?” ucapnya

“Ah, Kyungsoo-ssi, apa Baekhyun ada?” tanya Yumi pelan

Kyungsoo mengerjap beberapa kali.

“Ya. Dia ada didalam. Masuklah, aku akan memanggilnya.”

“Gwenchana, aku akan menunggu disini saja.” ucap Yumi

“Eh? Kenapa?”

Yumi hanya tersenyum tipis. Membuat Kyungsoo tahu gadis itu sebenarnya datang kerumah mereka dengan ketakutan.

“Arraseo, tunggu disini.” ucap Kyungsoo, melesat dalam hitungan detik, dan tak lama, Baekhyun muncul di pintu.

“Mizu-chan? Ada apa? Kenapa kau tidak menelponku saja? Kau sendirian?” cecar Baekhyun membuat Yumi menghembuskan nafas lega, pemuda itu mengkhawatirkannya.

“Gwenchana, hanya saja, ada masalah yang tidak bisa kujelaskan lewat telepon.” ucap Yumi pelan.

Baekhyun memperhatikan gadis itu, dan sadar jika Yumi menjinjing tas kecil di bahunya.

“Ada masalah apa?” tanya Baekhyun akhirnya

“Oh… Itu… Sebenarnya aku biasanya meminta bantuan Minhee tentang hal ini, keundae Minhee dan Chanyeol sunbaenim sedang pergi, dan aku tidak mau mengganggunya.

“Aku juga biasanya pergi ke dokterku di Yongwon, keundae, dokter itu sedang dalam pelatihan. Jadi… Kurasa kau satu-satunya yang bisa kumintai pertolongan.”

“Apa sesuatu yang buruk terjadi?” ucap Baekhyun khawatir

Yumi menggaruk kepalanya pelan.

“Dan juga, kenapa aku jadi pilihan terakhir?” ucap Baekhyun lagi

“Itu karena… Sebenarnya aku tidak mau memberitahumu.” ucap Yumi membuat Baekhyun menyernyit tak mengerti.

“Mizu-chan, selama ini apa yang kau sembunyikan?”

“Aku akan menjelaskannya, semuanya, keundae, bisakah kau menolongku dulu?” pinta Yumi, menatap pemuda itu dengan tatapan memohon.

Baekhyun akhirnya menghembuskan nafas panjang dan mengangguk.

“Baiklah, apa itu?”

“Bisa kau temani aku makan?”

“Mwo?” Baekhyun menyernyit

Yumi mengangguk-angguk cepat.

“Karena kau kemarin tidak datang, dan tiga hari ini Minhee juga tidak ada… Bisakah kau menemaniku makan? Sekarang? Sudah empat hari aku tidak makan.”

“Mwo!?” Baekhyun terkesiap mendengar ucapan gadis itu

“Apa kau mau menemaniku diapertemen? Tidak akan lama, sungguh,”

Baekhyun mencekal lengan gadis itu.

“Kau akan makan disini.”

“Nde?”

“Kurasa Kyungsoo akan bisa memasakkan makanan untukmu.”

“Eh? Tidak perlu. Dan juga, aku tidak bisa makan ditempat umum.”

Ucapan Yumi kembali membuat Baekhyun menyernyit.

“Kenapa?”

“Apa ada… tempat yang lebih tertutup?”

Baekhyun mengerjap cepat, tapi akhirnya dia mengangguk.

“Kamarku. Dan tidak ada penolakan lagi, Mizu-chan.”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

“Jadi, ini alasannya kau tidak makan apapun saat kita berkencan?”

Yumi menatap Baekhyun, dan mengangguk.

“Oh…”

“Dan ini juga yang terluka saat kau bilang perutmu hanya terluka biasa?”

Yumi lagi-lagi mengangguk.

“Baekhyun-ah, aku tidak seperti gadis–gadis lainnya.” ucap Yumi kemudian

“Lalu?”

“Aku… tidak bisa makan seperti gadis lainnya, dan selamanya harus makan dengan selang seperti ini.” ucap Yumi

Baekhyun menatap selang yang sekarang ada ditangannya, sementara tangan kanannya dengan sabar menuangkan susu sedikit demi sedikit.

“Sejak kapan?”

“Sejak aku kecil. Ada kelainan pada lambungku jadi aku tak bisa makan atau minum apapun. Dan selang ini langsung terhubung ke ususku.” ucap Yumi

Baekhyun menatap gadis yang tertunduk didepannya itu.

“Kenapa tidak pernah memberitahuku? Aku sudah berpikir kau tidak menyukaiku saat kita berkencan kemarin.”

“Eh? Ani, aku sangat suka, kemarin pertama kalinya aku berkencan.” ucap Yumi sambil tersenyum penuh arti.

“Lain kali, kita berkencan ditempat lain, dan aku akan beli makanan yang bisa kau makan dengan mudah.” ucap Baekhyun membuat Yumi menatapnya.

“Kau… tidak menganggapku menyedihkan karena keadaanku seperti ini?”

“Apa kau menganggapku menyedihkan karena aku bukan manusia?” tanya Baekhyun dijawab dengan gelengan pelan oleh Yumi.

“Kenapa aku harus menganggapnya menyedihkan?”

“Dan kenapa aku harus menganggap keadaanmu menyedihkan?”

Yumi tersenyum, Ia bergerak akan memeluk Baekhyun jika saja Ia tidak ingat bahwa pemuda itu masih memegangi selang makanannya.

“Aku sangat sangat menyukaimu, Baekhyun-ah.”

Baekhyun menatap gadis itu, dan mendaratkan ciuman kecil dibibir gadis itu.

“Aku lebih menyukaimu, Ayumi.”

Yumi mengerjap pelan, memperhatikan Baekhyun dengan raut serius.

“Baekhyun, kenapa kau selalu memanggil namaku dengan cara berbeda dengan orang lain?”

۩۞۩▬▬▬▬▬▬ε(• -̮ •)з To Be Continued ε(• -̮ •)з ▬▬▬▬▬▬▬۩۞۩