Slapping Him (Chapter 2)

Judul: Slapping Him
Author: Takoparfait
Genre: Comedy, School Life, Drama, Romance, Friendship, Hurt/Comfort
Cast: Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Oh Nagi (OC), Oh Sehun, Murasaki Kohaku (OC), Shim Nara (OC)
Lenght: Multi Chapter
Rate: T
Summary: ‘Dalam waktu satu bulan, buat dia menampar wajahmu!’

Disclaimer! Cast selain para OC bukan milik saya! Meskipun kalau boleh saya mau saja mereka jadi milik saya! /diamuk massa/

No Plagiat! Hargailah kami yang menulis ini tanpa mendapat royalti apalagi digaji!

Selamat Membaca!

“Chanyeol! Ya! Park Chanyeol!” Teriak Baekhyun ke arah lapangan sekolah. Terlihat Chanyeol sedang bermain basket bersama teman sekelasnya, Kris dan Lay. Yah, Chanyeol dan Baekhyun memang tidak berada di kelas yang sama. Jadi kalau Baekhyun ada perlu dengan Chanyeol, dia harus mencarinya seperti saat ini. Mendengar teriakan Baekhyun, Chanyeol menghentikan kegiatannya sejenak.

“Ada apa Baek? Kau pulang duluan saja, setelah ini aku masih ada pertemuan dengan pelatih basket yang baru.” Kata Chanyeol sambil memandangi Baekhyun yang sudah berada di hadapannya. Saat ini memang sudah waktunya pulang, bahkan sudah agak telat karena langit sudah mulai mengeluarkan semburat oranye.

“Aku memang mau pulang duluan! Soal penawaranmu tadi, apa masih berlaku?” Tanya Baekhyun. Dia memikirkan ini matang-matang sampai-sampai ditegur pelatih klub paduan suara karena melamun. Chanyeol menghela napasnya.

“Kalau kau mau eyeliner itu, bilang saja Baek, tidak perlu taruhan itu, akan kubelikan untuk hadiah ulangtahunmu,” ujar Chanyeol dengan ekspresi yang sulit ditebak. Baekhyun memutar bola matanya malas.

“Ulangtahunku masih jauh, paboya! Aku ingin ikut taruhan ini bukan karena eyeliner itu, hanya saja, si Nagi ini, dia kelihatannya menarik,” ungkap Baekhyun. Chanyeol mengangguk-angguk mengerti

“Yasudah, kalau kau gagal, Baek, apa yang akan kau lakukan?” Tanya Chanyeol sambil mengangkat alisnya menandakan dia tertarik. Baekhyun terdiam sejenak, memutar otaknya.

“Hm, kalau aku gagal, kau boleh memintaku melakukan tiga permintaanmu, asalkan itu hal yang bisa aku lakukan.” Chanyeol mengusap dagunya sambil mengangguk-angguk tertarik.

“Oke, deal, tapi ingat, ini keputusanmu. Aku tidak akan membantumu untuk mendekatinya, kau harus berusaha sendiri!” Kata Chanyeol sambil mengulurkan tangannya. Baekhyun menyambut tangan Chanyeol dan menjabatnya singkat.

“Deal!” Kata Baekhyun. “Mungkin sebaiknya kau pergi, lihat, pelatih barumu sudah datang.” Baekhyun menunjuk seorang pemuda yang tidak terlihat cukup tua, sedang berbicara dengan Kris dan Lay.

“Oh, iya, aku sebaiknya pergi! Sampai jumpa besok!” Seru Chanyeol sambil berlalu. Baekhyun hanya mengangkat bahunya dan pergi pulang ke rumahnya.

~¤~¤~

Keesokan harinya, Baekhyun langsung melancarkan aksi PDKT-nya. Dimulai dari memperbaiki cara Nagi memanggilnya. Baekhyun berjalan menuju perpustakaan. Dia menemukan Nagi di antara rak-rak buku, sedang berusaha mengambil buku di rak yang cukup tinggi.

“Kau mencari buku ini?” Tanya Baekhyun sambil mengambil buku yang ingin Nagi ambil. Perbedaan tinggi 10 cm membuat tangan Baekhyun bisa mengambil buku itu dengan cukup mudah.

“Ah, terimakasih, Singkong sunbae, aku sangat membutuhkan buku ini, tapi tanganku tidak sampai,” ujar Nagi sambil menerima buku yang diulurkan Baekhyun. “Ada apa sunbae ke sini?”

“Ah, tidak, aku hanya ingin mencari buku ke sini,” ucap Baekhyun. Bohong besar. Dia bertanya kepada teman sekelas Nagi supaya bisa bertemu dengan Nagi di perpustakaan.

“Benarkah? Memangnya sunbae mencari buku apa?” Tanya Nagi bingung. Baekhyun berkedip sejenak berusaha berfikir.

“Aku… uh… hanya mencari buku bacaan ringan saja. Kau sendiri? Memangnya untuk apa kau mencari buku itu?” Tanya Baekhyun. Pasalnya, buku yang baru dia ambilkan untuk Nagi bukan cuma buku bacaan biasa ataupun buku pelajaran. Buku itu adalah kumpulan karya-karya Shakespear dalam bahasa inggris. “Apa Song-songsaenim menyuruhmu membaca buku itu?”

“Ah? Ini? Tidak, aku hanya ingin membacanya untuk bacaan ringan.” Jawab Nagi dengan santainya. Baekhyun membelalakkan matanya kaget. Nagi baru saja menyebut buku literatur sebagai ‘bacaan ringan’. Setahu Baekhyun, buku bacaan ringan itu harusnya komik, atau novel. Bukan kumpulan karya Shakespear.

“Memangnya itu seru untuk bacaan ringan? Maksudku, itu bukannya buku literatur? Bahasa inggris pula, kau tidak pusing?” Tanya Baekhyun mengerutkan dahinya. Nagi menggelengkan kepalanya.

“Tidak, aku malah sangat menyukainya. Kisah-kisahnya unik dan klasik. Romeo and Juliet, Macbeth, Julius Caesar, semua kisah tragedi itu sangat seru. Menurutku mereka lebih seru dari novel-novel zaman sekarang.” Ungkap Nagi. Baekhyun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja, meskipun dia tidak terlalu mengerti. Gadis ini benar-benar unik.

“Singkong sunbae, aku pergi dulu, ya, Haku pasti menungguku,” ucap Nagi sambil menganggukkan kepalanya kemudian beranjak sebelum kemudian tangannya ditahan oleh Baekhyun.

“Tunggu dulu, Nagi-sshi, sepertinya kau salah paham mengenai sesuatu,” kata Baekhyun sambil memandang Nagu tepat di mata. Nagi memandangnya bingung sambil menelengkan kepalanya ke samping.

“Namaku bukan ‘singkong’, namaku Baekhyun. Byun Baekhyun.” Ucap Baekhyun dengan serius. Dia benar-benar ingin mengakhiri panggilan singkong itu sebelum orang-orang mulai memanggilnya singkong. Nagi membelalakkan matanya kaget, kemudian menganggukkan kepalanya mengerti.

“Pantas saja rasanya aneh. Mana ada orang tua yang mau memberi nama anaknya ‘singkong’! Sudah kuduga itu bukan namamu! Maafkan aku, Baekhyun-sunbae, aku tidak tahu,” ucap Nagi sambil membungkuk meminta maaf.

“Ah, tidak apa-apa, Nagi-sshi, itu hanya salah paham. Kau tidak perlu terlalu formal denganku. Kau boleh memanggilku ‘oppa’ kalau kau mau,” ujar Baekhyun agak berharap. Bagaimanapun juga dia ingin mendekati gadis ini, jadi dia paling tidak harus sedikit lebih santai.

“Kalau begitu, sunbae tidak perlu memanggilku dengan embel-embel ‘sshi’ di belakang namaku, cukup Nagi saja. Tapi kalau soal memanggil sunbae ‘oppa’, aku masih punya Sehun-oppa,” gumam Nagi sambil berpikir. “Ah, bagaimana kalau sunbae kupanggil ‘Baekhyun-oppa-sunbae’? Jadi nanti-”

“Baekhyun-sunbae saja, itu terlalu panjang,” potong Baekhyun. Nagi terkikik geli mendengar ucapan Baekhyun.

“Jja! Kalau begitu, aku duluan, ya, Baekhyun-sunbae!” Seru Nagi sambil pergi keluar perpustakaan. Baekhyun menatap punggung Nagi yang semakin menjauh.

“Yaaaah… aku tidak percaya dia itu adiknya Oh Sehun. Ketua Osis berhati dingin itu berbanding terbalik dengan adiknya, dia seakan memancarkan aura hangat di sekelilingnya! Benar kan Baek?”

“Astaga! Ya ampun, Park Chanyeol! Sejak kapan kau di situ?!” Baekhyun terlonjak dan menabrak lemari besar di belakangnya. Untung saja lemari itu kokoh, jadi lemari itu tidak akan jatuh ditubruk Baekhyun.

“Sejak kalian memulai pembicaraan soal namamu yang bukan singkong!” Jawab Chanyeol seadanya sambil mengawasi Nagi yang sedang mengobrol dengan Haku melalui kaca jendela perpustakaan. “Tapi benar-benar, Baek, aku tidak menyangka Sehun punya adik yang sepolos itu!”

“Yah, aku juga tidak menyangka, Sehun yang dewasa, tegas dan dingin punya adik yang manis, pemalu, dan polos,” ungkap Baekhyun sambil menyilangkan kedua tangannya. “Sudahlah, ayo kita keluar, Chanyeol, aku juga sebenarnya tidak mencari ap-”

“Baekhyun-sshi, aku ingin bicara denganmu.” Ucap sebuah suara halus yang muncul dari belakang Baekhyun. Pemuda itu tertegun. Setahunya, satu-satunya orang yang ada di belakangnya hanya Chanyeol. Dan suara Chanyeol itu berat seperti om-om pedofil, bukannya lembut dan beraksen aneh. Baekhyun berbalik dan menemukan seorang gadis berdiri di belakang Chanyeol.

“Ah… kau ini… Haku, kan? Temannya Nagi? Haku-sshi, tolong panggil aku ‘sunbae’, kau ini lebih muda dariku, lagipula sejak kapan kau di situ? Sepertinya tadi kau sudah pergi bersama Nagi?” Ucap Baekhyun mencoba bersabar. Gadis Jepang itulah yang membuat Nagi berfikir bahwa Baekhyun itu singkong, dan tiba-tiba dia muncul di hadapan Baekhyun dan tidak menunjukkan rasa hormat sama sekali mengingat gadis itu dua tahun lebih muda darinya.

“Tubuhmu mungkin dua tahun lebih tua dariku, tapi jiwamu sama saja dengan anak SMA kelas satu. Kuperingatkan kau, Baekhyun-sshi, dan kau, Chanyeol-sshi. Kalau kalian berani menyentuh Nagi, aku pastikan kepala kalian akan kupajang di depan pagar rumahku untuk kujadikan makanan gagak! Camkan itu! Kalau kalian sampai membuat Nagi menangis, atau menyakitinya barang sehelai rambutpun, aku sendiri yang akan memastikan kalian tidak akan selamat saat pulang ke rumah. Ingat itu!”

Baekhyun dan Chanyeol memandang Haku pergi dengan mulut mereka menganga menganga dengan tidak elitnya. Baekhyun menelan ludahnya ngeri. Diliriknya Chanyeol yang sekarang masih melongo kaget. Baekhyun menghela napasnya.

“Chanyeol, kau tenang saja, sepertinya dia masih tidak tahu niat awal kita,” ucap Baekhyun sambil menepuk pundak Chanyeol pelan, meskipun harus dia akui, dia agak merinding mendengar ancaman gadis itu.

“Astaga Baek… dia mendadak muncul di belakangku…” Racau Chanyeol tidak jelas dengan wajah takjub. Baekhyun maklum, bahkan dia sendiri sempat shock saat gadis itu tiba-tiba muncul entah dari mana.

“Sudahlah, Yeol, jangan kau ped-”

“Baek,” potong Chanyeol. Sekarang wajahnya berubah sumringah, dengan pipi dan sekitar hidungnya sedikit memerah dan senyum lebar. “Kenapa jantungku berdegup kencang? Apakah ini yang dinamakan cinta? Rasanya menyenangkan-Aduh! Kenapa kau memukulku?!”

“Tidak, tapi entah kenapa rasanya sahabatku ini sangat bodoh, dia sampai jatuh cinta dengan pihak lawan!” Ucap Baekhyun sambil melotot. Chanyeol hanya terkekeh mendengarnya.

“Kalau boleh jujur, Baek, sebenarnya aku belum pernah jatuh cinta,” ujar Chanyeol sambil menggosok hidungnya. Baekhyun memberinya tatapan tidak percaya, tapi melihat wajah Chanyeol yang sekarang malah senyam-senyum sendiri seperti orang gila, entah kenapa Baekhyun maklum dengan sahabatnya ini.

“Yasudah, kejar sana, gadis jepangmu itu! Tapi sepertinya dia menyukai Sehun, jadi sainganmu cukup berat! Bersainglah yang sehat, mengingat ini pengalaman pertamamu!” Nasihat Baekhyun sambil menepuk-nepuk pundak sahabatnya yang lebih tinggi itu. Chanyeol mendecakkan lidahnya kesal, kemudian beranjak hendak pergi keluar perpustakaan.

“Ekhem, Tuan Park, anda ingin pergi ke mana?” Tanya ibu-ibu penjaga perpustakaan. Chanyeol mematung di depan pintu begitu mendengar suara serak itu. “Kembali ke tempatmu! Han Songsaenim memberimu hukuman merapikan perpustakaan! Kau tidak boleh keluar dari perpustakaan sampai ruangan ini rapih!”

“Jadi itu sebabnya dia ke perpustakaan? Dasar Yoda! Kupikir dia sudah bertaubat dan mau belajar!” Gumam Baekhyun dari tempatnya sambil memandangi Chanyeol yang lesu. Benar-benar seperti anak anjing yang baru dimarahi pemiliknya.

~Bersambung~

KYAAAA!!! TAKOPA SELESAI TEPAT WAKTUUUU!!!!! Ini harus dirayain! Uaaaaah! Paa nulis bagian Baekhyun sama Chanyeol dilabrak Takopa udah kayak kerasukan! Nulis bagian itu harus ngeluarin sedikit jiwa liar Takopa! Maaf saja, Haku bukan anak baik begitu juga Takopa! Maklum, Takopa pas sd bukan anak manis, sekarang pun juga bukan anak manis. Jujur, pas Takopa baca ini juga Takopa agak heran kenapa Chanyeol bisa sepayah itu jatuh cinta sama Haku habis dilabrak.

Terimakasih yaaa yang udah comment dan like di chapter sebelumnya! Doakan ide Takopa terus lancar biar bisa cepet ngepost! Love You All!

Sampai jumpa di chapter berikutnya!!!

From Indonesia With Love

Takpparfait

3 Comments Add yours

  1. zhafi says:

    kyaaaaaaaaaaa takopaaaaaaaaaaaaaa aku hampirrr lupahh ff muh inihhh wkwkwkkw,,,, adohhhhhhh siiiiiii hakuuuu galakkkk amatttt yaaakkkkkkk…. Ayooo dongggg buatttt jiwa playboyyyy nyaaa baekkkkkkk keluarrrrr tingkattttt tingiiiiii wkwkkwkwkw 😀
    Jiwa playboynyaa si baekkkkkkkkkkkk wkwkwkwkkwkwkwk buattt siiiii nagiiiiiii klepek2 samaa baekhooo ahhahahha 🙂

    Like

    1. baekhyun0605 says:

      Pengen liat chapter tiganya!!

      Like

  2. reisya soo says:

    hahaaa,, lucu lucu chanbaek !

    Like

Leave a comment