OH MY LOVER – Slice #9 — IRISH’s Story

Oh My Lover

With EXO’s Byun Baekhyun and OC’s Mizuni Ayumi

Supported by EXO and VIXX Members, with OCs

A fantasy, romance, and slice of life story rated by PG-17 in chapterred length

DISCLAIMER

This is a work of fiction. I don’t own the cast. Every real ones belong to their real life. And every fake ones belong to their fake appearance. The incidents, and locations portrayed herein are fictitious, and any similarity to or identification with the location, name, character or history of any person, product or entity is entirely coincidental and unintentional. Any unauthorized duplication and/or distribution of this art without permission are totally restricted.

©2016 IRISH Art&Story All Rights Reserved

“Kau tahu, aku akan selalu mendapatkan apa yang aku inginkan. Termasuk tentang kau, Mizuni.”

Previous Chapter

Chapter 1 || Chapter 2 || Chapter 3 || Chapter 4 || Chapter 5 || Chapter 6 || Chapter 7 || Chapter 8

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

In Author’s Eyes…

Yumi duduk di depan TV kecil yang ada diapertemennya, yeoja itu tampak memegang sebuah selang ditangan kirinya, dan ditangan kanannya ada segelas susu. Yeoja itu memandang ke arah sebuah wadah kecil yang terhubung ke selang itu, dan melihat wadah itu sudah kosong, Yumi mengisi wadah itu dengan susu yang ada ditangan kanannya.

Yeoja itu kemudian kembali menatap ke arah TV, dan tertegun saat melihat berita pembunuhan misterius yang dalam beberapa hari ini sudah diberitakan berturut-turut. Yumi tampak berpikir sejenak sebelum Ia akhirnya menggeleng-geleng pelan.

“Aku tidak boleh bicara tentang ini. Aku harus menjaga rahasianya.”, gumam yeoja itu sambil melemparkan pandangannya ke arah wadah kecil yang ada ditangan kirinya.

“Eh? Tumben sekali cepat habis…”, Yumi kembali mengisi wadah itu dengan susu dari tangan kanannya.

Tak lama, Yumi mengerucutkan bibirnya.

“Ah… Aku ingin makan ice cream…”, ucapnya, Yumi akhirnya berdecak pelan dan menaruh gelas susu yang sudah kosong ditangannya, Ia kemudian melepaskan wadah kecil itu dari selang dan menutup selangnya dengan penutup kecil.

TOK! TOK! TOK!

“Oh, chakkaman!”, ucap Yumi sedikit berteriak

Yeoja itu segera merapikan pakaiannya dan beranjak ke arah pintu. Yumi tersenyum saat mendapati Minhee berdiri di ujung pintu apertemennya.

“Yumi-ya…”

“Kau siap? Haruskah kita kesana sekarang?”

“Aku tidak yakin…”

“Aish, waeyo?”

“Bagaimana kalau dia—”

“Aku percaya dia tidak akan begitu.”

Minhee akhirnya mengangguk pasrah.

“Arraseo, kajja,”

“Oh, kajja.”

Dengan menaiki taksi dua orang yeoja itu pergi ke sebuah hotel yang ballroomnya akan dijadikan tempat prom night yang diadakan jurusan seni sekolah mereka. Dan sesampainya di hotel itu, Ia langsung mengedarkan pandangannya.

Jantung Yumi berdegup tidak karuan saat melihat Baekhyun berdiri tak jauh dari tempatnya sekarang. Walaupun namja itu tampak sibuk bicara dengan teman-temannya, melihat namja itu disana cukup membuat jantung Yumi melonjak tidak karuan.

“Baekhyun-ah…”, Yumi berucap pelan, dan pendengaran tajam namja itu tentu menangkapnya.

Baekhyun langsung menyarangkan pandangannya pada Yumi. Dan untuk beberapa saat, namja itu tidak berkedip. Sampai akhirnya Ia melangkah ke arah Yumi.

“Apa Chanyeol sunbaenim datang?”, tanya Minhee

“Oh, dia datang.”

Minhee memandang ke arah yang sedari tadi membuat Yumi tidak bergerak. Dan tertawa pelan.

“Tentu saja Baekhyun-mu datang ke sini sekarang.”, ucap Minhee

Yeoja itu terkesiap saat seseorang mencekal tangannya.

“C-Chanyeol…”

Namja jangkung itu tampak rapi dengan setelan formal senada berwarna hitam, dan melihat Minhee, namja itu tersenyum.

“Bukankah ada yang harus kita bicarakan, Minhee-ah?”

Yumi menoleh, dan terkejut saat mendapati Chanyeol sudah ada disana.

“Oh, Chanyeol-ssi…”

“Yumi-ya, temani Baekhyun, aku dan Minhee harus bicara.”, ucap Chanyeol dan dijawab dengan anggukan oleh Yumi.

“Oh, arraseo…”

Dua orang itu akhirnya melangkah pergi, sementara tatapan Yumi masih tidak bisa lepas dari dua orang itu, Ia tidak menyadari bahwa sosok yang sedari tadi menunggu kedatangannya sekarang sudah berdiri disampingnya.

“Menurutmu bagaimana ekspresi Minhee saat Ia kembali?”

“Oh astaga! Baekhyun-ah!”, Yumi berucap kesal saat Ia tidak menyadari keberadaan namja itu.

“Waeyo? Kau tidak ingat aku berjalan kesini saat Chanyeol datang?”, tanya Baekhyun membuat Yumi merengut.

“Aku hanya tidak menyangka kau sampai begitu cepat.”

Baekhyun memperhatikan yeoja itu dari atas sampai bawah, membuat Yumi merasa aneh.

“Wae? Ada yang salah?”, tanyanya

“Ani, aku sempat tidak percaya ini kau.”

“Apa aku jelek?”

“Kalau kau jelek aku pasti sudah mendorongmu masuk ke taksi lagi.”, sahut Baekhyun sambil menggamit lengan yeoja itu.

“Jadi… aku cantik?”

“Hmm, sangat cantik,”

“Jinjja?”

Baekhyun menatap yeoja itu.

“Jangan tersenyum. Bagaimana jika namja lain melihatnya dan suka padamu?”

“Eh? Kan ada kau.”, ucap Yumi berhasil memunculkan senyum diwajah Baekhyun

“Jadi, walaupun ada namja lain suka padamu, kau memilihku?”

“Untuk saat ini… ya.”

“Jawaban apa itu? Kau tahu aku pasti akan melenyapkan siapapun yang berusaha merebutmu dariku bukan?”

Ucapan Baekhyun yang terdengar sangat serius dan membuat Yumi merinding akhirnya menciptakan keheningan sejenak diantara dua orang itu.

“Kalau begitu… sampai kapanpun tidak ada jawaban apapun selain ya.”

“Bagus. Aku lebih suka seperti itu.”

“Baekhyun-ah, ayo kita berdansa.”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

Minhee hanya terdiam saat namja jangkung itu membawanya ke bagian hotel yang lebih sepi. Mereka sekarang duduk didepan sebuah kolam, yang memantulkan cahaya rembulan di Air tenangnya.

“Minhee-ah.”

“Chanyeol-ssi.”

Dua orang itu sama-sama terkesiap saat mereka bicara secara bersamaan. Dan hal itu membuat Chanyeol akhirnya berdeham pelan.

“Kau bicaralah duluan.”

Minhee awalnya terdiam, tapi yeoja itu akhirnya berhasil menemukan keberaniannya dan bicara.

“Itu… tentang malam itu… Ada hal lain yang terjadi setelah kejadian malam itu, Chanyeol-ssi.”

“Benarkah?”

Minhee mengangguk pelan.

“Chanyeol-ssi… Aku… Mengandung anakmu.”

“Itu bukan anakku.”

“Ye?”, Minhee menatap namja itu tak percaya

Tanpa diduga Minhee, namja itu memeluknya, erat, dan membuat Minhee merasa begitu nyaman, beban yang membuatnya begitu ketakutan selama ini seolah hilang bersamaan dengan pelukan namja itu.

“Itu anak kita.”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

Lantai dansa ditengah ruangan itu tampak diterangi cahaya redup dan musik mengalun begitu lembut seiring dengan turunnya beberapa orang ke lantai dansa luas itu, mengundang beberapa pasangan lain yang akhirnya turut berdansa memenuhi lantai dansa tersebut.

“Whoah, kau melakukannya dengan baik,”, ucap Yumi saat Ia dan Baekhyun sama sekali tidak kesulitan untuk menggerakkan badan mereka mengikuti alunan musik.

“Memangnya kau pikir aku hidup berapa lama disini?”, ucap Baekhyun, tatapan namja itu tidak lepas dari yeoja yang sekarang ada dihadapannya.

“Baekhyun-ah, sebenarnya berapa usiamu?”

“Delapan tahun lebih tua daripada Appa mu.”

Sejenak Yumi menghentikan gerakannya, membuat Baekhyun menatapnya bingung.

“Kenapa?”

“Ige mwoya? Aku berpacaran dengan seseorang yang bahkan lebih tua dari Appa.”, ucap yeoja itu membuat Baekhyun tersenyum.

“Tenang saja, aku akan tetap seperti ini sampai kapanpun.”, lagi-lagi ucapan Baekhyun membuat Yumi terhenti.

“Kenapa lagi?”

“Michyeoseo? Bagaimana kalau nanti aku sudah tua?”

Sejenak Baekhyun terdiam, tapi kemudian Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Yumi dan tersenyum.

“Jangan khawatir, aku hanya tinggal membuatmu jadi sepertiku.”

“Mwo?”

“Jangan berisik. Selama kau benar-benar tidak akan meninggalkanku, semuanya akan baik-baik saja. Kau tidak perlu mempermasalahkan usia kita.”

Yumi terdiam, tapi akhirnya Ia mengangguk.

“Geurae, kau jimat keberuntunganku, semuanya pasti akan baik-baik saja. Tapi… apa itu artinya sekarang usiamu seharusnya enam puluh enam tahun?”, bisik Yumi pelan.

Baekhyun menjawab dengan anggukan.

“Daebak… Aku berpacaran dengan harabeoji…”, Yumi menyipitkan matanya, membuat Baekhyun tergelak pelan.

“Pabo.”, ucap namja itu

Pembicaraan mereka terpaksa terhenti karena musik mulai berganti, dan mengharuskan mereka bertukar pasangan dengan yang lain. Awalnya Baekhyun sempat tidak mau melepaskan yeoja itu, tapi melihat ekspresi Yumi yang ingin menertawainya, Baekhyun akhirnya melepaskan yeoja itu.

Yumi menggeleng-geleng pelan saat Baekhyun tampak begitu terpaksa saat berdansa dengan seorang yeoja yang mungkin dari jurusan lain tak jauh darinya.

“Namja chingu-mu tampaknya sangat tidak ingin kau berdansa dengan namja lain.”, Yumi menoleh saat mendengar lawan dansanya bicara

“A-Ah, bukan seperti itu…”, ucap Yumi pelan, sedikit bingung saat menyadari lawan dansanya mengenakan topeng berwarna perak yang menutupi sebagian wajahnya.

“Keundae, kau dari jurusan apa?”, tanya Yumi

“Wae? Kau penasaran tentangku, Yumi-ssi?”

“Nde? Kau tahu aku?”

“Bagaimana aku tidak tahu namamu? Kau kan seseorang yang mengetahui kematian orang lain.”

Yumi tersentak, sementara namja dihadapannya sekarang tersenyum.

“Kau terkejut? Karena aku berucap benar? Karena aku tahu?”

“N-Neo…”

“Yumi-ssi… Cepat atau lambat, semua orang akan tahu jika hari itu… Di gedung Han Company, kau membiarkan pembunuh lolos dan menghapus bukti yang bisa membuat pembunuh itu tertangkap.”

Yumi bergerak melepaskan cekalan namja itu, tapi namja itu menarik pinggangnya, membuat Yumi gemetar ketakutan.

“Neo nuguya?”

“Kau akan menyesali tindakanmu hari itu Yumi-ssi. Dan kupastikan kau akan sangat menderita jika kau tidak mengatakan kebenarannya pada polisi.”

Yumi mengalihkan pandangannya, mencari keberadaan Baekhyun, tapi Ia tersentak saat namja itu menarik nya untuk menghadap ke arah namja itu lagi.

“Kau mencarinya? Kau kira dia akan bisa melindungimu?”

“Lepaskan aku!”

“Haruskah aku mengatakannya? Aku tahu… Namja chingumu… Adalah pembunuh.”

Yumi terpaku. Dan yeoja itu masih terlalu shock saat sadar namja itu tiba-tiba saja menciumnya.

“Yumi…”, Baekhyun yang tadinya sengaja melepaskan diri dan beranjak dari lantai dansa untuk menunggu Yumi, terkejut saat Kyungsoo tiba-tiba saja bicara.

Namja itu melemparkan pandangannya ke arah yang dipandang Kyungsoo, dan Ia tersentak saat melihat seseorang mencium Yumi.

“Mizuni!”, Baekhyun berucap keras membuat namja itu melepaskan ciumannya dari Yumi.

“Sampai bertemu lagi, Mizuni Ayumi.”, ucap namja itu sebelum Ia melangkah pergi dengan cepat, meninggalkan Yumi dalam keterkejutannya.

“Mizuni…”, Baekhyun mengguncang lengan yeoja itu, dan Yumi tersadar. Tangan yeoja itu gemetar saat Ia berusaha memegang Baekhyun.

“Baekhyun-ah… Siapa namja itu? Kenapa dia melakukan ini padaku?”, Yumi terisak pelan, dan Baekhyun sudah tidak bisa mengontrol emosinya.

Mata gelap namja itu berubah menjadi merah darah dengan garis keperakan disekitarnya, dan namja itu berdesis marah. Dalam hitungan detik namja itu menghilang, sementara memahami apa yang baru saja terjadi, Kyungsoo segera melangkah mendatangi Yumi yang masih mematung.

“Yumi-chan.”

“K-Kyungsoo-ssi…”, suara yeoja itu bergetar menahan tangis

Kyungsoo menarik lengan yeoja itu dan membawanya menjauh dari kerumunan orang, walaupun Ia harus sedikit menyeret Yumi karena yeoja itu tampak benar-benar terkejut.

Kyungsoo mendudukkan Yumi di kursi panjang yang ada di tepi ruangan, dan namja itu mengulurkan segelas Air pada Yumi.

“Minumlah dulu dan tenangkan dirimu.”

Yumi hanya menatap kosong. Sebentar kemudian yeoja itu terisak.

“Dimana Baekhyun?”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

“Berhenti disana!”

Namja itu terhenti saat tahu rencananya berhasil. Ia berdiri diam, dan berbalik dengan tenang, menatap sosok yang sekarang benar-benar terpancing emosi tak jauh darinya.

“Kau mengejarku?”

“Apa yang kau lakukan pada Yumi!?”

Namja itu tertawa hambar.

“Apa tujuanmu bersama dengannya? Karena dia tahu tentang dirimu yang sebenarnya? Dan kau cepat atau lambat akan melenyapkannya bukan?”

“Mwo?”, Baekhyun berdesis, membuat namja itu kembali tertawa.

“Byun Baekhyun… Tidak lama lagi, semua tentangmu akan terungkap.”

Baekhyun menatap namja yang berdiri didepannya itu dengan penuh kebencian.

“Apa lagi yang kau tunggu? Bunuh saja aku saat ini juga, dan semua orang akan tahu.”, ucap namja itu membuat Baekhyun sadar jika mereka sekarang tidak berada ditempat sepi.

Baekhyun memejamkan matanya, berusaha menghilangkan emosinya sekaligus menekan sisi aslinya, membuatnya kembali membuka mata dalam sosok manusia.

“Kau takut bukan? Kau takut mereka semua tahu tentangmu. Tapi kau tidak takut saat yeoja itu tahu. Karena apa? Karena cepat atau lambat kau akan melenyapkannya.”

“Hentikan semua omong kosongmu.”, ucap Baekhyun dingin

“Kau kira aku tidak bisa tahu rencanamu? Kau adalah pembunuh, dan sampai kapanpun, kau akan tetap jadi pembunuh.”

Baekhyun tersentak saat namja itu berlari meninggalkannya. Dengan cepat Ia mengejar namja itu, tapi Baekhyun kembali dikejutkan saat Ia tidak menemukan namja itu dimanapun.

Sejenak, Ia berniat untuk menggunakan kekuatannya dan menemukan namja itu, tapi Ia sadar Ia meninggalkan hal yang lebih penting, Yumi.

Dan hal itu membuat Baekhyun akhirnya memutuskan untuk kembali ke hotel, Yumi membutuhkannya, yeoja itu tidak tahu apapun tentang masalah yang Ia ciptakan, dan Ia tidak ingin yeoja itu terluka.

Semua emosi Baekhyun meluap saat melihat Yumi terisak di sudut ruangan, walaupun Kyungsoo ada disebelah yeoja itu, tapi Yumi masih juga menangis.

“Mizuni…”, ucap Baekhyun saat namja itu sampai dihadapan Yumi

“Baekhyun-ah…”

“Gwenchana…”

“Dia tahu…”

Baekhyun menarik yeoja itu ke dalam pelukannya, perlahan, membantu yeoja itu untuk berdiri, dan menutupi tubuh yeoja itu dengan jas yang Ia kenakan.

“Aku akan membawanya pulang, kau da—”

“Cepatlah pulang hyung, aku dan yang lain bisa naik mobil. Chanyeol hyung akan membawa motormu.”, ucap Kyungsoo memotong dengan cepat

“Geurae, aku akan pulang lebih dulu, kajja Mizuni…”, ucap Baekhyun sambil menuntun langkah Yumi untuk pergi dari tempat itu.

“Minhee…”

“Minhee akan aman bersama Chanyeol.”

۩۞۩▬▬▬▬▬▬ε(• -̮ •)з To Be Continued ε(• -̮ •)з ▬▬▬▬▬▬▬۩۞۩