OH MY LOVER – Slice #8 — IRISH’s Story

Oh My Lover

With EXO’s Byun Baekhyun and OC’s Mizuni Ayumi

Supported by EXO and VIXX Members, with OCs

A fantasy, romance, and slice of life story rated by PG-17 in chapterred length

DISCLAIMER

This is a work of fiction. I don’t own the cast. Every real ones belong to their real life. And every fake ones belong to their fake appearance. The incidents, and locations portrayed herein are fictitious, and any similarity to or identification with the location, name, character or history of any person, product or entity is entirely coincidental and unintentional. Any unauthorized duplication and/or distribution of this art without permission are totally restricted.

©2015 IRISH Art&Story All Rights Reserved

---

 “Kau tahu, aku akan selalu mendapatkan apa yang aku inginkan. Termasuk tentang kau, Mizuni.”

---

Previous Chapter

Chapter 1 || Chapter 2 || Chapter 3 || Chapter 4 || Chapter 5 || Chapter 6 || Chapter 7

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

In Author’s Eyes…

“Kau bisa membuka matamu, semuanya sudah berakhir.”

Yumi memberanikan diri membuka matanya, dan tangis yeoja itu pecah saat melihat Baekhyun berdiri dihadapannya. Mereka sekarang ada diruangan yang sama, hanya saja bayangan-bayangan mengerikan itu sudah tidak ada.

“Uljima… Kau bahkan melihatku masih hidup bukan?”

“Jadi itu alasannya? Kau selalu memanggilku Mizuni? Karena Appa ku?” Yumi terisak, sementara namja dihadapannya menatap dalam diam.

“Geumanhae…” ucap Baekhyun pelan

“Itu juga alasannya aku selalu merasa ketakutan saat ada kau? Karena kau bersumpah seperti itu?”

“Mizuni…”

Yumi menutup telinganya rapat-rapat dan menangis keras.

“Hajima! Jangan memanggilku dengan nama itu! Aku bukan Appa ku! Aku bukan Appaku Baekhyun-ssi…”

Baekhyun menghela nafas panjang.

“Bahkan cara kalian menyebut namaku sama persis… Wajah kalian juga sama persis… Bagaimana aku tidak selalu teringat padanya saat melihatmu?”

“Lalu sekarang apa? Kau membenci Appa ku bukan? Dua unni ku sudah mati dengan cara yang kejam! Sekarang apa kau juga ingin membunuhku?”

Yumi terus menangis, dan hal itu membuat Baekhyun menyerah, Ia melangkah mendekati yeoja itu, menarik Yumi ke dalam pelukannya.

“Apa kau gila? Kau pikir aku sanggup membunuhmu?” Baekhyun berucap lembut, namja itu mengusap kepala Yumi, berharap bisa mengurangi rasa sakit yang Ia rasakan dengan memeluk yeoja yang berhasil merenggut perasaannya itu.

Runtuh sudah pertahanan Baekhyun selama ini. Semua dendam yang Ia simpan untuk Ayah dari yeoja yang selama beberapa lama ini dekat dengannya, yeoja yang sudah Ia ikuti sejak pertama kali Ia tahu nama yeoja itu, yeoja yang bahkan tidak pernah tahu akan masa lalunya itu…

Yumi melepaskan pelukan Baekhyun, menatap namja itu dengan mata berkaca-kaca, wajahnya bahkan masih basah karena Air mata.

“Mianhae… Mianhae… Bahkan ribuan kata maaf tidak akan membuatmu berhenti membenci Appaku… Keundae aku aka—”

Baekhyun menghentikan ucapan yeoja itu dengan menciumnya. Lama. Dan hal itu juga membuat Yumi menghentikan tangisnya.

“Baekhyun-ssi…”

“Aku tidak membencimu… Aku juga tidak akan bisa membunuhmu… Kau sudah merubah pandanganku, kau sudah membuatku tahu bahwa aku seharusnya tidak membohongi perasaanku… Aku menyukaimu, Mizuni Ayumi.”

Tangan Yumi gemetar saat Ia bergerak menyentuh tangan Baekhyun yang menbekap kedua sisi wajahnya. Tatapan dua orang itu bertemu, memberi Yumi kesempatan untuk kembali meyakinkan dirinya bahwa Ia seharusnya mempercaya namja dihadapannya ini.

“Baekhyun-ah… Jeongmal mianhae…”

“Sekarang kau sudah tahu semuanya tentangku,”

Yumi perlahan mulai tenang, yeoja itu kemudian kembali memperhatikan Baekhyun, membuat Baekhyun menatapnya bingung.

“Waeyo?” tanya namja itu

“Jadi kau… bukan manusia?”

Baekhyun mengangguk pelan.

“Ya. Aku bukan manusia. Bukankah sudah kukatakan padamu bahwa aku dan teman-temanku adalah vampire?”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

“Kau baru saja membawaku membolos kelas, Byun Baekhyun.” ucap Yumi saat Baekhyun melepaskan cekalannya, namja itu tadinya menarik Yumi pergi dari kelas Sastra lapangannya.

“Kau tidak pernah membolos bukan? Kau harus menambah pengalaman.”

“Mwo? Aish, pengalaman tidak menarik apa ini,” gerutu yeoja itu

Dua orang itu sekarang ada diruang kesehatan.

“Keundae, apa kau mau bicara?” tanya Yumi

“Apa aku tidak boleh menemuimu saat aku ingin?”

“Ya! Bukan itu maksudku!”

“Lalu apa?” Baekhyun menatap yeoja yang sekarang berdiri kesal itu, sementara Baekhyun akhirnya duduk ditempat tidur yang ada disana.

“Lupakan saja.” Yumi memutar bola matanya kesal, tatapan yeoja itu tanpa sengaja tertuju pada luka goresan kasar yang tampak di leher Baekhyun.

“Oh, Baekhyun-ah… Bekas apa itu?” tanya Yumi tanpa sadar menunjuk luka itu

Baekhyun melirik ke arah yang ditunjuk Yumi, dan namja itu menepis pelan tangan Yumi yang masih terulur dan menunjuk ke arah luka itu.

“Bukankah kau sudah tahu?”

Mata Yumi membulat kaget, Ia menatap Baekhyun, lama.

“Samurai Appa ku?”

“Ya…”

“Seberapa banyak lukanya?”

Baekhyun menyunggingkan senyum kecil.

“Kau mau melihatnya?”

“Oh, aku ingin tahu.”

Baekhyun membuka kancing kemeja yang Ia kenakan, dan membuat Yumi dengan jelas melihat banyak luka berbekas berbentuk garis disana.

“B-Baekhyun-ah…” tanpa sadar Yumi menyentuh bekas luka itu

“Aku memang masih hidup, tapi bekas luka ini akan selalu ada…”

Yumi mulai terisak pelan. Luka-luka itu begitu nyata. Dan Ia bisa melihat luka itu hampir diseluruh bagian yang Ia lihat sekarang. Tangan yeoja itu sekarang bahkan gemetar ketakutan.

“Mianhae… Jeongmal mianhae…”

Baekhyun menatap lama yeoja yang masih terisak dihadapannya, kebencian yang tadinya selalu ada di dalam benak namja itu sekarang hilang. Ia tidak sanggup untuk menyakiti yeoja itu, atau melihat yeoja itu terluka seperti ini.

“Uljima… Nan gwenchana…”

“Aku takut… Aku sangat takut…”

“Kenapa kau harus takut?”

“Baekhyun-ah… Bagaimana bisa kau menyukai anak dari seseorang yang sudah membuatmu jadi seperti ini…” Yumi menatap namja itu, batinnya sungguh tidak tahan jika teringat perbuatan Appa nya.

Baekhyun tersenyum, dan dengan segera memasang kancing kemeja nya lagi.

“Dan kenapa kau menyukai namja bukan manusia yang membenci Appa mu ini?”

Tangis Yumi benar-benar pecah, dan akhirnya Baekhyun tidak tahan, namja itu menarik Yumi kedalam pelukannya, dan menenangkan yeoja itu

“Mizuni… Geumanhae… Aku tidak akan menyakitimu. Aku sudah melupakannya, aku sudah melupakan dendamku…”

“Keundae…”

Baekhyun menyilangkan jari telunjuknya di bibir yeoja itu.

“Geumanhae… Kau tidak membuatku merasa lebih baik jika melihatmu menangis seperti ini…”

“Baekhyun-ah…”

Perlahan, Baekhyun memeluk yeoja itu, dan membuat Yumi melingkarkan lengannya lebih erat pada namja itu.

“Berjanjilah padaku kau tidak akan menyakitiku seperti yang Appa mu lakukan, Mizuni Ayumi…”

Yumi mengangguk pelan dalam pelukan namja itu.

“Aku janji… Aku janji Baekhyun-ah…”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

“Yumi? Kau mencari Haekyeon?”

Yumi melongok-longokkan kepalanya ke dalam kelas tingkat tiga itu, dan yeoja itu berdecak kesal saat tidak melihat sosok yang dicarinya.

“Haekyeon tidak masuk hari ini.”

“Apa Baekhyun masuk?”

“Eh?”

“Byun Baekhyun, dia dikelas sunbae juga kan?” ucap Yumi sambil menatap sunbae yang bicara padanya.

Sementara sunbae itu mengerjap cepat, kaget saat Yumi menyebut nama itu.

“Kau mencari Byun Baekhyun?”

“Oh, aku mencarinya, waeyo?” Yumi malah menatap sunbae itu bingung

“Untuk apa kau mencarinya?”

“Aku tidak boleh mencarinya?” tanya Yumi

“Itu… Kau sudah tahu apa yang anak-anak bicarakan tentang dia dan teman-temannya kan?”

Yumi mengangguk.

“Aku tahu. Keundae, apa Baekhyun tidak masuk?” ucap Yumi mengabaikan tatapan kaget dari sunbae itu.

“Kau memanggilnya nama?”

Yumi mengerjap beberapa kali.

“Saat bersamanya aku memanggilnya ‘Baekhyun-ah’ dan dia akhir-akhir ini memanggilku ‘Mizu-chan’, ah sunbae, kau benar-benar tidak melihatnya?” tanya Yumi mulai tidak sabar.

Sunbae itu tampak sangat terkejut mendengar ucapan Yumi.

“Kau… apa mungkin… dekat dengannya?”

“Nde?” kali ini Yumi menatap kaget

“Mizu-chan?”

“Oh! Baekhyun-ah!” Yumi berbalik saat mendengar suara namja yang sedari tadi dicarinya itu.

Dan benar saja, namja itu berdiri tak jauh darinya, dan namja itu sempat menatap ke arah beberapa orang mahasiswa dikelasnya yang memandang mereka aneh.

“Apa yang kau lihat?” ucap Baekhyun pada sunbae yang sedari tadi bicara dengan Yumi, tanpa bicara apapun, mahasiswa itu segera beranjak pergi, membuat Baekhyun akhirnya melangkah ke arah Yumi.

“Apa kau mencariku?” tanyanya

“Oh, aku menunggumu dari tadi.” ucap Yumi bersemangat

Baekhyun menatap yeoja itu penuh selidik. Memang sudah hampir sebulan ini mereka bersama, tapi baru kali ini Yumi berani menampakkan diri dan mencari namja itu di kelasnya.

“Ada apa?”

“Ttarawa! Ppali! Ppali!” Yumi menarik lengan namja itu, dan tanpa menyahut, Baekhyun mengikutinya.

“Aish, ppaliwa, kenapa kau jalan pelan sekali?” ucap Yumi kesal

“Ya! Katakan dulu kita akan kemana.” ucap Baekhyun, namja itu menghentikan langkahnya, dan sontak membuat langkah Yumi juga terhenti, yeoja itu tertarik ke arah Baekhyun dan menabrak tubuh namja itu.

“Auw! Ya!”

“Appeuda?” tanya Baekhyun saat Yumi mengusap-usap kepalanya

“Aish! Apa tubuhmu terbuat dari batu? Kepalaku rasanya mau meledak, appo!” ucap yeoja itu kesal.

Baekhyun tertawa pelan melihat ekspresi yeoja itu, dan seperti yang selama sebulan ini terjadi, Yumi hanya memejamkan matanya dan menyernyit menahan ketakutannya. Satu hal yang membuat Baekhyun tahu yeoja itu benar-benar berusaha membiasakan diri dengan keadaannya.

“Jalanlah pelan-pelan, apa sesuatu yang penting terjadi?” ucap Baekhyun lembut

“Oh! Ini sangat penting!”

“Lalu kau mau mengajakku untuk bicara dimana?”

Yumi akhirnya memandang sekitarnya, menyadari bahwa keadaan disekitar mereka sepi, Yumi melangkah mendekati namja itu.

“Ada sesuatu yang mau ku tunjukkan.”

“Apa itu?”

Yumi mengeluarkan sesuatu dari kantong rok sebatas lutut yang Ia kenakan dan menunjukkannya pada Baekhyun. Baekhyun menyernyit, mengenali benda itu sebagai benda yang biasa yeoja gunakan untuk mengetahui apa mereka hamil atau tidak.

“Ige mwo?”

“Kau tidak lihat? Ada dua garis di sini.” ucap Yumi menatap namja itu kesal, dan hal itu membuat Baekhyun mengerjap cepat.

“Aku tahu. Tapi aku tidak pernah tidur denganmu.”

“Heh? Ya! Michyeoseo!? Apa aku bilang ini anakmu?” ucapan Yumi kini membuat ekspresi Baekhyun mengeras.

“Lalu kau mau memberitahuku kalau kau hamil karena seseorang?”

Tatapan Yumi membulat. Terkejut.

“Apa aku terlihat seperti yeoja yang mau tidur dengan siapa saja!?” Yumi memukul-mukul lengan namja itu dengan kesal.

“Mizuni, bicaralah dengan jelas.” ucap Baekhyun ikut kesal

Yumi menghembuskan nafas kesal. Dan akhirnya menenangkan dirinya.

“Ini milik Minhee.”

Masih tidak mengerti, Baekhyun mengerjap-ngerjap cepat.

“Kau menuduhku menghamilinya?”

Yumi menepuk keningnya sendiri menahan kesal.

“Aish! Ya! Kenapa kau sekarang sangat menyebalkan!” ucap Yumi sebelum Ia menarik bahu Baekhyun untuk menunduk.

“Minhee bilang malam itu diruangan ganti… Di hari lomba itu… Dia dan Chanyeol sunbaenim…” Yumi berbisik pelan, dan akhirnya Baekhyun mengerti tujuan yeoja itu.

“Mizuni, kau seharusnya bilang dari awal, kenapa kau memanggilku? Seharusnya kau mengatakan ini pada Chanyeol. Katakan padanya bahwa Ia harus bertanggung jawab karena membuat temanmu ha—”

“Kau mau mati? Kenapa bicara tentang ini dengan suara keras huh?” ucap Yumi sambil membekap namja itu.

Dengan mudah Baekhyun melepaskan bekapan yeoja itu, dan menghembuskan nafas kesalnya.

“Kau lebih membuatku kesal dari tadi.” sahut namja itu

Sejenak Yumi merengut, tapi ekspresi yeoja itu berubah, sedih, dan takut.

“Waeyo? Apa aku membuatmu takut?” tanya Baekhyun

“Ani, bukan kau, bersamamu aku memang selalu merasa ketakutan, keundae, aku memikirkan Minhee…”

“Oh, ada apa dengannya?”

“Kurasa Ia sangat takut karena hal ini…” Yumi menatap benda kecil ditangannya itu, sebelum Ia menatap Baekhyun, “kurasa Minhee takut jika orang-orang tahu tentang ini, terutama karena… karena dia bilang dia tidak bisa menyalahkan Chanyeol sunbaenim juga… Minhee bilang malam itu dia seperti terhipnotis.”

Baekhyun menyernyit.

“Maksudmu?”

“Dia bilang hari itu dia benar-benar tidak bisa menolak Chanyeol sunbaenim.”

Ucapan Yumi membuat senyum mengembang diwajah Baekhyun.

“Kenapa kau tersenyum?” tanya Yumi

“Tentu saja karena aku berbahagia pada mereka berdua.”

“Eh? Waeyo?”

“Kau mau menemui Minhee dan memintanya datang ke prom night besok malam?”

“Huh?” Yumi menyernyit bingung

Baekhyun bergerak mengacak-acak rambut yeoja itu.

“Prom night yang diadakan jurusan seni. Kalian berdua pasti datang bukan? Kita berikan waktu pada mereka berdua untuk bicara.”

“Keundae… Apa Chanyeol sunbaenim mau ber—”

“Kau kira Chanyeol melakukan itu dengan Minhee bukan karena Ia menyukai Minhee?”

Yumi kini terdiam. Ia menatap namja dihadapannya, lama. Membuat Baekhyun menyernyit.

“Waeyo?”

Yumi menggeleng.

“Ani… Kurasa yang dikatakan buku itu benar…”

“Buku?”

“Oh, buku yang menceritakan tentang vampire itu.”

“Memangnya buku itu benar tentang apa?”

“Aku sangat ingat di buku itu dikatakan… Jika satu orang sudah terikat hubungan yang berbeda dengan seorang vampire, maka orang lain yang dekat dengannya akan mendapatkan keberuntungan itu juga.”

Baekhyun terdiam sejenak, sebelum akhirnya Ia tersenyum.

“Jadi apa sekarang aku jadi jimat keberuntunganmu?”

“Oh, kau jimat keberuntunganku…” Yumi mengangguk-angguk senang, “kurasa jika aku terus bersamamu… tidak akan ada masalah yang tidak bisa aku hadapi.”

“Kalau begitu kemari, peluk jimat keberuntunganmu ini.” Baekhyun merentangkan tangannya.

Yumi terkekeh pelan, tapi akhirnya yeoja itu memeluk erat namja didepannya.

“Jangan pernah meninggalkan jimatmu ini, arraseo?” ucap Baekhyun sambil menepuk-nepuk pelan kepala Yumi.

“Oh, aku tidak akan pernah meninggalkannya.”

۩۞۩▬▬▬▬▬▬ε(• -̮ •)з To Be Continued ε(• -̮ •)з ▬▬▬▬▬▬▬۩۞۩