OH MY LOVER – SLICE #7 — IRISH’s Story

Oh My Lover

With EXO’s Byun Baekhyun and OC’s Mizuni Ayumi

Supported by EXO and VIXX Members, with OCs

A fantasy, romance, and slice of life story rated by PG-17 in chapterred length

DISCLAIMER

This is a work of fiction. I don’t own the cast. Every real ones belong to their real life. And every fake ones belong to their fake appearance. The incidents, and locations portrayed herein are fictitious, and any similarity to or identification with the location, name, character or history of any person, product or entity is entirely coincidental and unintentional. Any unauthorized duplication and/or distribution of this art without permission are totally restricted.

©2015 IRISH Art&Story All Rights Reserved

---

 

“Kau tahu, aku akan selalu mendapatkan apa yang aku inginkan. Termasuk tentang kau, Mizuni.”

---

Previous Chapter

Chapter 1 || Chapter 2 || Chapter 3 || Chapter 4 || Chapter 5 || Chapter 6

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

In Author’s Eyes…

Baekhyun menatap yeoja itu, mengawasi ekspresinya. Dan sejenak Ia terdiam saat Yumi terlihat begitu terluka, dan kecewa. Walaupun Ia tidak tahu apa alasannya.

“Geurae, kau hidup seba—”, Yumi menghentikan kalimatnya saat sebuah bus datang dan berhenti disana.

Beberapa orang tampak turun dari bus, sementara yeoja itu hanyut dalam pikirannya, tidak menyadari Baekhyun yang sedari tadi menatap yeoja itu dengan tatapan yang selama ini tidak pernah muncul diraut wajah yang selalu dingin itu, di jiwa yang selalu kosong itu.

Sebuah tatapan sedih yang seharusnya tidak Baekhyun miliki, tapi karena melihat luka dalam tatapan yeoja itu, Ia merasa aneh, asing, seolah bagian dirinya yang muncul saat Ia bersama Yumi adalah bukan dirinya yang hidup selama ini.

“Mizu-chan…”

Yumi mendongak saat Baekhyun untuk pertama kalinya menyebut namanya dengan cara yang berbeda.

“Naiklah, akan kutunjukkan sesuatu padamu.”, ucap Baekhyun

Dan tanpa membantah, Yumi berdiri dan beranjak mendekati namja itu. Saat Yumi akan naik ke motornya, Baekhyun menahan lengan yeoja itu.

“Waeyo?”, tanya Yumi

“Setelah kau melihatnya, aku memberimu kesempatan untuk memilih.”

Yumi menyernyit bingung, dan melangkah mundur, menjajari namja yang sedari tadi duduk diatas motor balapnya itu.

“Maksudmu?”

“Aku menciummu semalam, bukan karena aku ingin mempermainkanmu, atau membuatmu terus merasa ketakutan karena ada didekatku, tapi karena aku benar-benar menyukaimu.

“Aku tahu kau takut padaku, pada teman-temanku, terutama karena kau tahu siapa aku. Aku akan menunjukkan padamu alasanku jadi seperti ini, dan setelah itu, aku akan mengantarmu pulang.

“Besok pagi, aku akan menunggumu sampai melewati gerbang universitas…”

Baekhyun bergerak menggenggam kedua tangan yeoja itu. Dan perlahan, aura menakutkan itu kembali mencekam Yumi, jauh lebih menakutkan daripada yang tadi Ia rasakan.

Namja itu tanpa sadar menyentuh rambut Yumi yang hari ini untuk pertama kalinya dibiarkan tergerai. Biasanya yeoja itu selalu mengikat rambutnya, dan bagi Baekhyun, yeoja itu terlihat jauh lebih cantik saat rambutnya tergerai.

“Jika kau… memutuskan untuk membiarkan aura menyeramkan ini terus mengikutimu, besok kau harus datang dengan rambut seperti ini. Tapi, jika kau datang dengan rambut terikat seperti biasanya…”

Baekhyun kini menatap yeoja itu, lama.

“Aku akan pergi dari kehidupanmu.”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

Yumi menatap pantulan dirinya di cermin. Yeoja itu memperhatikan dirinya dari atas sampai bawah. Masih tidak habis pikir dengan kejadian kemarin yang Ia alami, dan Ia tidak bisa memutuskan apa yang harus Ia lakukan.

Semalaman yeoja itu benar-benar tidak bisa tidur, bahkan pagi ini lingkaran hitam samar muncul dibawah mata yeoja itu. Ia masih tidak mengerti tentang semua kenangan yang sudah Ia lihat, Ia sangat ketakutan, tapi Ia tahu Ia tidak bisa terus bersembunyi seperti ini.

Yeoja itu kemudian menatap buku tebal yang semalaman Ia baca untuk membuatnya mengantuk, walaupun usahanya untuk tertidur terbuang sia-sia, tapi ada banyak hal yang Ia ketahui setelah membaca buku itu.

Yumi sekali lagi menatap dirinya dicermin, sebelum akhirnya Ia mengambil ikat rambut yang ada dimeja riasnya dan dengan cepat mengikat rambutnya. Ia lagi-lagi menatap pantulan dirinya, terdiam saat sadar bahwa wajahnya memang sangat persis dengan Appa nya. Dan hal itu tanpa sadar membuat Yumi menghembuskan nafas panjang.

Ia kemudian mengambil sebuah foto lama yang selalu ada di atas meja riasnya. Perlahan, isakan muncul dari mulut mungil yeoja itu. Bahkan Air mata yeoja itu kini membasahi foto itu.

“Appa… Kenapa appa harus melakukan dosa sebesar ini?”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

“Kurasa Ia akan datang lebih siang Baek, kelas Sastra dimulai nanti jam 10.”

Baekhyun mengabaikan ucapan namja jangkung disebelahnya. Pikiran namja itu berkecamuk.  Kemarin Ia sudah mengungkap rahasia terbesarnya pada yeoja itu, dan hari ini Ia akan menerima jawaban dari yeoja itu setelah kemarin yeoja itu terus membisu sampai Baekhyun sudah mengantarnya ke apertemen.

“Kalau Ia datang dengan rambut terikat, kau akan benar-benar pergi meninggalkan kami?”, tanya namja jangkung itu kemudian

“Tidak ada pilihan lain. Aku sudah berjanji padanya.”, ucap Baekhyun

“Tapi kurasa kau bilang kau paling suka hidup di Seoul.”

“Aku tahu, tapi aku sudah berjanji padanya Chanyeol-ah.”

Chanyeol menepuk bahu sahabatnya itu, membuat Baekhyun menatap namja itu dengan tatapan dingin yang biasa Ia gunakan.

“Kau benar-benar menyukai yeoja itu setelah menyimpan dendam selama lima puluh delapan tahun?”

Baekhyun kali ini terdiam.

“Perasaan mati ini yang memerintahku untuk menyukainya. Lalu menurutmu aku seharusnya menuruti emosi dan membunuhnya?”

Chanyeol akhirnya terdiam. Selama ini Baekhyun tidak pernah berucap seperti ini. Ia bukanlah seseorang yang mengutamakan perasaannya, terutama setelah selama lima puluh delapan tahun lebih Ia menyimpan dendam, Ia tidak akan bersikap selembut ini.

Kecuali…

“Hey, dia datang.”, ucap Chanyeol menyadarkan Baekhyun dari lamunannya

Namja itu segera mengalihkan pandangannya ke arah yeoja yang sekarang tengah melangkah ke arah universitas. Sejenak Baekhyun menyernyit, Ia tidak bisa melihat rambut yeoja itu karena kepala yeoja itu tertutupi hoodie jaket yang Ia kenakan.

Tapi mendekati gerbang kampus, yeoja itu melepaskan hoodie jaketnya, dan pemandangan yang sekarang Baekhyun lihat membuat namja itu terdiam.

“Seperti dugaanku, dia benar-benar mengikat rambutnya.”, ucap Chanyeol

Baekhyun tersenyum samar.

“Aku tahu, bahkan setelah aku memberitahunya rahasia terbesarku, Ia tetap tidak bisa menerimaku.”, ucap namja itu sambil melangkah pergi.

Sementara Chanyeol masih menatap ke arah yeoja itu.

“Mizuni Ayumi… Bagaimana kau bisa melakukan hal seperti ini setelah Ia membiarkanmu hidup?”

Chanyeol sedikit terusik saat langkah Yumi terhenti sesaat sebelum Ia melangkah memasuki gerbang. Namja itu menyernyit, dan memperhatikan Yumi lekat-lekat. Yeoja itu tampak tertunduk sebentar, sebelum akhirnya yeoja itu menggeleng-geleng pelan.

Detik selanjutnya, Chanyeol tersentak saat yeoja itu menarik kunciran rambutnya, membiarkan rambut panjangnya tergerai, dan setelah rambutnya tergerai, yeoja itu melangkah masuk gerbang.

“Hey, Byun Baekhyun!”, Chanyeol berbalik, dan menarik Baekhyun yang sudah melangkah cukup jauh.

“Lepaskan aku. Aku tidak sedang dalam mood yang baik.”, ucap Baekhyun dingin

“Hey, lihatlah itu.”, ucap Chanyeol, menarik paksa tubuh Baekhyun untuk berbalik, dan saat berbalik, Baekhyun terdiam menatap yeoja yang sekarang melangkah ke arah kelasnya dengan rambut tergerai itu.

“Ige mwoya…”, ucap Baekhyun menahan kekesalannya

“Ia melepaskan ikat rambutnya tepat sebelum Ia masuk ke gerbang.”

Baekhyun menyernyit, dan segera teringat akan ucapannya pada yeoja itu. Samar, senyum muncul diwajah namja itu.

“Besok pagi, aku akan menunggumu sampai melewati gerbang universitas…”

Chanyeol memandang sahabatnya itu. Sadar jika Baekhyun sekarang sudah merasa jauh lebih baik.

“Jadi, kau tidak akan meninggalkan kami bukan?”

Baekhyun masih memandang Yumi lekat-lekat sampai yeoja itu berbelok ke koridor menuju kelasnya, baru namja itu mengalihkan pandangannya pada namja jangkung disebelahnya.

“Tidak. Aku tidak akan pergi.”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

“Mizu-chan.”

“Baekhyun? Apa yang kau lakukan disini?”, ucap Yumi saat mendapati Baekhyun ada dikelas Sastra lapangannya.

Baekhyun tersenyum, dan aura gelapnya kembali menyelimuti Yumi, tapi kali ini, yeoja itu hanya menyernyit saat merasakan aura menakutkan itu. Ia lebih berusaha menetralkan jantungnya yang berdegup tidak karuan saat menatap namja itu.

“Tadi pagi aku mengira kau benar-benar mengikat rambutmu.”, ucap Baekhyun membuat Yumi segera bergerak menjauh dari beberapa teman sekelasnya.

“Benarkah? Kukira kau bilang kau akan menungguku sampai melewati gerbang,”

“Perasaanku terlalu kacau saat melihatmu datang dengan rambut terikat.”

Yumi tersenyum samar.

“Kau tahu aku naik bus kan? Aku tidak mau rambutku jadi berantakan karena tersenggol orang-orang di bus. Lagipula… pada awalnya aku memang merasa ini salah, aku merasa kalau kita seharusnya tidak bersama…”

Senyum yang tadinya muncul diwajah Baekhyun perlahan menghilang.

“Lalu… Kenapa kau melepas ikatan rambutmu?”, tanya namja itu hati-hati

“Tentu saja karena aku ingin bersamamu.”

“Mwo?”, mendengar jawaban Yumi, Baekhyun menyernyit.

“Kau benar. Jantung ini tidak lagi bekerja dengan normal jika aku ada didekatmu, jantungku rasanya selalu ingin melompat keluar. Dan juga… bukankah aku sangat beruntung karena kau membiarkan aku hidup selama ini?”

“Keundae, apa itu artinya kau memutuskan untuk bersamaku hanya karena kau takut?”, tanya Baekhyun

Yumi menggeleng, yeoja itu tiba-tiba saja memeluk Baekhyun, erat, membuat Baekhyun terkejut bukan main karena sikap yeoja itu.

“Bukan karena itu… Aku ingin bersamamu karena… Aku ingin menyayangimu. Aku ingin membuatmu disayangi seperti yang seharusnya kau rasakan…”, Yumi perlahan melepaskan pelukannya pada namja itu

“Mizu-chan…”

“Appa ku salah. Aku tahu Ia salah…”, suara Yumi mulai bergetar menahan tangis, mata yeoja itu bahkan mulai berkaca-kaca.

“Mizuni, bukankah sudah kukatakan bahwa aku—”

Ucapan Baekhyun terhenti saat Yumi mengecup pipinya. Membuat namja itu kembali terkesiap.

“Bagaimanapun masa lalumu, siapapun kau sekarang, apapun yang sudah kau lakukan sebelum ini, walaupun aku tahu seharusnya aku tidak setenang ini saat bersamamu, aku tidak peduli. Aku akan terus bersamamu, Baekhyun-ah…”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

Takut.

Itulah yang dirasakan Yumi saat Baekhyun membawanya ke daerah perumahan yang sudah ditinggalkan dan sangat tidak terawat. Namja itu menghentikan motornya didepan sebuah rumah besar, rumah yang dari ukurannya saja sudah membuat Yumi yakin rumah itu dulunya sangatlah bagus.

“B-Baekhyun-ssi… Kenapa kau membawaku kesini?”, Yumi berucap saat Ia turun dari motor Baekhyun.

Sementara namja itu tidak menjawabnya, dan bergerak turun dari sepeda motornya. Sekilas menatap Yumi yang menciut ketakutan, sebelum Ia melangkah masuk ke dalam gerbang rumah itu.

“Ttarawa.”, ucap Baekhyun

Mendengar nada bicara namja itu begitu dingin, Yumi yakin suasana hati namja itu sedang buruk, dan Yumi tidak ingin memperburuk masalah dengan membantahnya, jadi yeoja itu melangkah mengikuti Baekhyun.

Pintu rumah tua itu berderit keras ketika Baekhyun membukanya, dan pemandangan gelap gulita langsung menyambut mereka. Hal itu sempat membuat Yumi ragu untuk melangkahkan kakinya lebih jauh.

Tapi saat Baekhyun menatap ke arahnya, Yumi segera melangkah dalam diam. Namja itu masuk ke dalam rumah besar itu tanpa keraguan sedikitpun, dan setelah menimbang-nimbang, Yumi akhirnya memilih untuk mengikuti namja itu.

BRAK!

Yumi tersentak saat pintu dibelakangnya tertutup secara tiba-tiba. Ia segera melangkah mundur, mencari gagang pintu, menariknya, berusaha untuk mengeluarkan dirinya dari dalam tempat itu tapi Ia tidak bisa.

“B-Baekhyun-ssi…”, panggil yeoja itu pelan, tapi tidak ada sahutan

Yumi berdiri mematung sementara Ia masih tidak bisa beradaptasi dengan kegelapan disekitarnya.

DING! DING! DING! DING!

Yumi terduduk ketakutan saat jam dinding tua dirumah itu tiba-tiba berbunyi. Yeoja itu menutup mata dan telinganya rapat-rapat, sebelum samar-samar Ia mendengar suara pembicaraan disekitarnya.

Ia membuka matanya dan menyernyit bingung saat ruangan itu sudah berubah sepenuhnya. Lampu-lampu diruangan itu sudah menyala semua. Dan saat Ia berbalik, pintu dibelakangnya juga terbuka. Dan seperti dugaannya, rumah itu memang benar-benar mewah.

Beberapa mobil mewah yang sempat menjadi barang sangat mahal beberapa puluh tahun lalu juga tampak terparkir didepan rumah itu. Dan saat Ia mengedarkan pandangannya, Yumi menyadari bahwa dirumah itu tengah ada acara besar. Karena orang-orang yang ada disekitarnya mengenakan pakaian-pakaian formal.

Yumi melangkah mengitari tempat itu, sampai tatapannya tertuju pada beberapa orang yang berdiri di dekat sepasang tangga mewah yang berbentuk setengah lingkaran menuju ke lantai dua.

Yeoja itu membawa kakinya melangkah mendekati beberapa orang itu, dan tertegun saat melihat sosok yang dikenalnya disana.

“Baekhyun-ssi?”, ucap yeoja itu saat melihat Baekhyun ada disana, bersama seorang wanita paruh baya dan laki-laki disebelahnya.

“Mereka orang tuamu?”, gumam Yumi saat sadar bahwa Baekhyun yang ada dihadapannya seolah tidak sadar bahwa Ia ada disana.

“Ah, geurae, ahjummeoni ini pasti Eomma mu… Kalian sangat mirip…”, ucap Yumi saat memperhatikan yeoja paruh baya itu dan memandang ke arah Baekhyun.

“Keundae, berapa umurmu? Kau masih terlihat sama seperti sekarang…”

“Oh! Mizuni! Kau datang!”

Yumi tersentak saat Appa Baekhyun menyebut nama keluarganya. Yeoja itu berbalik, dan menyernyit saat melihat seorang kakek datang dengan namja yang seusiaan dengan Baekhyun.

“Ya tentu saja aku datang. Mana mungkin aku tidak datang saat sahabat lamaku merayakan pembukaan perusahaan barunya.”, ucap kakek itu sambil kemudian merangkul bahu namja muda yang datang bersamanya.

“Dan juga, kenalkan, ini cucuku, Mizuni Ozawa.”

Detik itu juga Yumi terpaku. Ia memperhatikan namja muda itu, dan sadar jika namja muda itu adalah orang yang benar-benar Ia kenal.

“Appa?”, ucapnya terkejut

Ia melihat Appa nya berjabat tangan dengan Baekhyun. Dan dari pembicaraan singkat, dua orang itu tampak sangat mudah akrab.

“Jadi, kau sangat ahli samurai?”, tanya Baekhyun

“Ya, apa kau mau aku mengajarimu?”

Baekhyun tersenyum.

“Tentu saja, datanglah ke rumahku jika kau ada waktu luang.”

Yumi terhenyak saat pemandangan disekitarnya berputar dengan cepat, dan tempat Ia berdiri sudah berubah. Masih diruangan yang sama memang, tapi keadaannya sudah berubah.

“O-Ozawa… Kenapa kau melakukan ini pada kami?”

Yumi terkesiap saat Appa nya sekarang berdiri tepat dihadapannya, membelakanginya, dan ditangannya sebuah samurai sudah berlumuran darah. Yumi menggerakkan kakinya dan menahan dirinya untuk tidak menjerit saat melihat tubuh Eomma Baekhyun sudah penuh dengan sayatan dan berdarah, yeoja paruh baya itu bahkan sudah bernafas pelan.

“Eomeonim…”, ucap Yumi tak percaya

“Kalian tidak sadar? Karena kesuksesan keluarga kalian… Keluargaku harus berhutang pada keluarga kalian. Tidakkah kalian tahu betapa aku membenci kalian!?”, teriak Appa Yumi sambil menghunuskan samurai nya ke tubuh Appa Baekhyun

“Appa! Andwae!”, Yumi berteriak ketakutan, walaupun usahanya sia-sia karena sosok yang dilihatnya tidak bisa mendengarnya.

“Eomma! Appa! Aku pulang!”

“B-Baekhyun… Andwae… Pergi…”, Appa Baekhyun sempat berucap lemah sebelum tubuhnya ambruk dan membuat darah keluar mengotori lantai.

Yumi berbalik saat pintu dibelakangnya terbuka. Dan Ia bisa melihat Baekhyun berdiri disana, menatap tak percaya pemandangan didepannya.

“Ozawa? Ige mwoya?”, ucap Baekhyun

“Bukankah kau katakan padaku untuk datang kerumahmu saat aku ada waktu luang? Kau ingin bisa menggunakan samurai juga bukan? Aku datang untuk mengajarimu.”

“Eomma ku… Appa ku…”

“Ah… Mereka? Mereka baru saja jadi percobaan samurai baruku.”

“Mizuni!!”, teriak Baekhyun membuat Yumi teringat pada cara namja itu selama ini memanggilnya, menyebut namanya.

Apa itu semua dilakukan Baekhyun karena Appa nya adalah orang yang membunuh kedua orang tuanya?

“Kenapa? Kau mau menyusul mereka juga?”

“Appa… Andwaeyo…”, Yumi terkesiap saat Appa nya melangkah mendekati Baekhyun

“Apa tujuanmu? Kenapa kau melakukan hal ini pada keluargaku?”

Appa Yumi tertawa keras.

“Apa perlu ku ulangi? Keluarga kalian adalah penghalang bagi keluarga kami.”

“Mizuni… Andwae…”

“Appa… Andwae…”, Yumi terisak, yeoja itu terduduk, dan menatap kejadian didepannya dengan pasrah.

Saat Appa nya dengan sangat tiba-tiba menghunuskan samurainya pada Baekhyun, saat namja itu akhirnya ambruk tidak berdaya karena dua samurai yang dipegang Appanya…

“Mizuni… Kau akan menyesalinya… Kau akan menyesali perbuatanmu…”

“Kau pikir aku akan menyesalinya?”

SRAT!

“Kau akan mendapatkan balasannya… Anak-anakmu… Mereka semua akan mati dengan sama menyedihkannya… Ugh…”

SRAT!

“Kau menyumpahiku diakhir hidupmu, Baekhyun-ssi?”

“Kau akan menyesalinya…”

Perlahan, Yumi merasakan aura menyeramkan dan menakutkan yang biasanya Ia rasakan saat Ia bersama Baekhyun.

“Kalau aku bisa memutar waktu… Ugh… Aku akan membunuhmu… Aku akan membuatmu merasa ketakutan sampai akhir hidupmu… Camkan itu… Mizuni…”

SRAT!!

Yumi menutup matanya saat melihat samurai ditangan Appa nya terarah tepat pada Baekhyun, dan kemudian yeoja itu sudah tidak mendengar apapun lagi.

“Kau bisa membuka matamu, semuanya sudah berakhir.”

۩۞۩▬▬▬▬▬▬ε(• -̮ •)з To Be Continued ε(• -̮ •)з ▬▬▬▬▬▬▬۩۞۩