OH MY LOVER – SLICE #5 — IRISH’s Story

Oh My Lover

With EXO’s Byun Baekhyun and OC’s Mizuni Ayumi

Supported by EXO and VIXX Members, with OCs

A fantasy, romance, and slice of life story rated by PG-17 in chapterred length

DISCLAIMER

This is a work of fiction. I don’t own the cast. Every real ones belong to their real life. And every fake ones belong to their fake appearance. The incidents, and locations portrayed herein are fictitious, and any similarity to or identification with the location, name, character or history of any person, product or entity is entirely coincidental and unintentional. Any unauthorized duplication and/or distribution of this art without permission are totally restricted.

©2015 IRISH Art&Story All Rights Reserved

“Kau tahu, aku akan selalu mendapatkan apa yang aku inginkan. Termasuk tentang kau, Mizuni.”

Previous Chapter

Chapter 1 || Chapter 2 || Chapter 3 || Chapter 4

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

In Author’s Eyes…

“Apa dia monster? Atau aku yang mulai tidak waras? Bagaimana mungkin bicara beberapa kalimat saja menghabiskan waktu empat jam? Jinjja…”

“Dan dia itu apa? Bisa-bisanya membuat orang merasa ketakutan dan bersalah seperti itu. Daebak…”

Yumi terus menggerutu sementara langkah pendek yeoja itu sekarang telah sampai diapertemen kecilnya, dan masih dengan kekesalan yang kental dalam dirinya, Yumi melemparkan sepatunya ke sembarang tempat, dan melempar tasnya ke tempat tidur.

“Bahkan dia bisa tersenyum tanpa dosa seperti itu saat orang ketakutan. Whoah…”

Yumi menghempaskan tubuhnya ditempat tidur, dan tatapan yeoja itu tertuju ke jam dinding yang ada di atas pintu apertemen kecilnya.

“Eh?”, yeoja itu berucap kaget saat jam nyatanya menunjuk di angka tujuh lewat dua puluh menit.

Yeoja itu bahkan menatap ke arah jam ponsel dan jam tangannya, jam kecil di atas mejanya juga tidak luput dari pandangan yeoja itu.

Semuanya menunjuk angka yang sama, tujuh lewat dua puluh menit!

“Michyeoseo!? Byun Baekhyun!! Aish!!”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

Baekhyun melemparkan sebuah kotak ke atas meja tamu diruang tengah rumahnya. Hal itu membuat Chanyeol yang tadinya tengah sibuk menonton langsung mengalihkan perhatiannya.

“Eh? Kotak apa ini?”, tanya namja itu sambil mengambil kotak yang tadi dilempar Baekhyun.

“Buang saja.”, ucap Baekhyun ringan sambil merebahkan tubuhnya di sofa

Sementara dengan penasaran Chanyeol membuka kotak itu, dan terdiam saat melihat sebuah ponsel yang sama persis seperti milik Baekhyun ada di dalam kotak itu.

“Apa kau bertengkar dengan Taeyeon?”, tanya Chanyeol

“Mwo?”

“Aku tahu kau tadinya mau memberikan ini padanya bukan? Ponsel ini persis seperti milikmu. Kau pasti mau memakai couple-phone kan?”

Sebagai jawaban, Baekhyun malah mendengus kesal.

“Benar kan? Kau bertengkar dengannya.”, ucap Chanyeol terkekeh pelan.

“Bodoh.”, umpat Baekhyun sebelum Ia mengambil ponsel itu dari tangan Chanyeol dan beranjak meninggalkan namja jangkung itu sendirian.

Sementara sekarang Chanyeol menahan senyumnya, menatap kepergian sahabatnya itu sambil menggeleng-geleng pelan.

“Byun Baekhyun, kau masih tidak mengakui jika kau tertarik pada yeoja Jepang itu? Kau benar-benar pembohong.”

Dikamarnya, Baekhyun akhirnya meletakkan ponsel itu dimeja, dan menatapnya beberapa saat.

“Aku hampir saja berbuat terlalu baik padanya.”, gerutu Baekhyun

Namja itu kemudian merebahkan tubuhnya di tempat tidur—tempat tidur yang sebenarnya tidak pernah benar-benar Ia gunakan untuk tidur—dan menatap ke arah jam dinding.

Tanpa sadar, namja itu tertawa pelan.

“Aku tidak menyangka kemampuan memutar waktu-ku masih bisa digunakan…”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

Baekhyun menatap ke arah seorang yeoja yang tampak duduk menopang dagunya sambil berusaha keras menahan kantuk. Yeoja itu bahkan sempat beberapa kali terpejam, walaupun akhirnya Ia terbangun dan segera menepuk-nepuk wajahnya sendiri untuk kembali menghilangkan kekantukannya.

Dan melihat hal itu membuat Baekhyun teringat jika beberapa hari lalu yeoja itu mendapatkan tamparan dipipinya. Hal yang bahkan tidak membuat yeoja itu sedikitpun menyimpan dendam pada sosok yang menamparnya, atau sosok yang menjadi alasan Ia mendapatkan tamparan itu.

Tanpa sadar Baekhyun tersenyum saat yeoja itu benar-benar tertidur, dan terbangun dengan keterkejutan saat kepalanya terantuk ke jendela yang hampir menjadi sandarannya tidur. Keterkejutan yeoja itu sekaligus membuatnya ketahuan oleh dosen yang tengah mengajar.

“Nona Yumi!”

Yumi tersadar jika dosen yang sekarang mengajarnya tahu bahwa yeoja itu baru saja tertidur dikelasnya.

“Nde?”, ucap yeoja itu

“Keluar dan basuh wajahmu.”

“Ah, nde ssaem…”

Yumi akhirnya berdiri dan melangkah keluar kelasnya, masih tidak menyadari jika seorang namja kini tengah memperhatikannya. Yeoja itu menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal, dan melangkah malas menuju kamar mandi.

“Yumi-ya!”

Yumi mendongak saat mendengar teriakan Minhee dikejauhan. Minhee sekarang berlari ke arahnya dengan raut panik.

“Wae geuraeyo?”, tanya Yumi

Pembicaraan dua orang itu terpaksa membuat Baekhyun menajamkan pendengarannya.

“Jeongmal mianhaeyo, tapi kurasa hari ini aku tidak bisa meminjamkan ponselku padamu.”

“Eh, kenapa?”, Yumi menatap bingung

“Adikku, kau tahu seperti apa dia kan? Dia bilang dia mau memakai ponselnya tiba-tiba.”, ucap Minhee penuh rasa bersalah

“Ah, geuraeyo? Arraseo…”, Yumi akhirnya mengeluarkan ponsel yang ada disakunya dan mengulurkannya pada Minhee

“Aku benar-benar minta maaf Yumi-ya.”

“Aish gwenchana, aku sudah sangat berterima kasih kau meminjamkannya padaku beberapa hari ini.”, ucap Yumi sambil tersenyum

“Kau bisa memakai ponselku dulu, ini ini.”, Minhee mengulurkan ponselnya pada yeoja itu.

“Gwenchana, apa kau pikir aku tidak bisa hidup tanpa ponsel?”, ucap Yumi berpura-pura kesal.

“Jinjja gwenchana?”

Yumi mengangguk.

“Oh, gwenchana, sudah sana cepat ke kelasmu, aku juga harus cepat-cepat ke kamar mandi dan mencuci muka. Ssaem tahu aku tidur dikelas.”, gerutu Yumi

Minhee akhirnya tersenyum cerah.

“Kau benar-benar pengertian Yumi-ah!”, ucap yeoja itu sebelum Ia merangkul Yumi dan kemudian meninggalkan yeoja itu

Sementara Yumi menggeleng-geleng pelan, heran pada kelakuan sahabatnya itu. Yeoja itu masih tidak menyadari Baekhyun yang sekarang berusaha menahan tawanya.

“Kau bilang kau punya ponsel, Mizuni? Kau benar-benar pandai berbohong.”, ucap Baekhyun.

Namja itu melangkah mendekati Yumi, dan sekarang malah namja itu membuntuti Yumi. Seolah sadar pada aura menyeramkan yang sekarang mengikutinya, Yumi mulai memelankan langkahnya.

“Ah, ige mwoya… Aku mulai merasa ketakutan lagi seperti saat namja itu ada didekatku.”, ucap Yumi membuat Baekhyun tersenyum, dan hal itu membuat Yumi menghentikan langkahnya, dan perlahan, membalikkan tubuhnya.

“Oh! Astaga!”

Yeoja itu terhuyung mundur saat melihat Baekhyun nyatanya ada tak jauh dibelakangnya. Yumi mungkin saja terjatuh jika Ia tidak berpegangan di tembok, yeoja itu benar-benar terkejut menyadari namja itu ada disana.

“Hebat sekali, sekarang aku tidak perlu memanggilmu untuk membuatmu tahu aku ada disini.”, ucap Baekhyun enteng sambil melangkah mendekati Yumi.

Sementara Yumi mematung, yeoja itu menatap Baekhyun dari atas sampai bawah, memastikan jika namja itu benar-benar ada disana, sekaligus berusaha menebak sejak kapan namja itu ada disana.

“Kenapa menatapku?”, ucap Baekhyun membuat Yumi segera mengalihkan pandangannya.

Baekhyun menjajari yeoja itu, menatapnya lama, dan Yumi semakin merasa aneh karena Baekhyun bersikap seperti itu.

“Baekhyun-ssi…”

“Apa hubunganmu dengan Cha Haekyeon dari jurusan Mekanik?”

Pertanyaan Baekhyun kini membuat Yumi menatapnya.

“Bagaimana kau tahu tentangnya?”, tanya Yumi

“Kau tidak menjawab pertanyaanku.”, ucap Baekhyun dingin

“Kenapa aku harus menjawabnya?”

“Kau tidak mau menjawabnya?”, Baekhyun mulai menyunggingkan senyum yang Ia yakini dengan mudah bisa membangkitkan ketakutan Yumi.

Dan benar saja, yeoja itu perlahan menciut takut.

“Benar-benar tidak mau menjawabnya?”, Baekhyun sekarang dengan sengaja menyelimuti yeoja itu dengan ketakutan yang mencekam, membuat yeoja itu akhirnya terhuyung mundur, tapi dengan sigap Baekhyun menangkap tubuh yeoja itu.

“Mizuni…”

“Dia namja-chingu ku.”, ucap Yumi akhirnya

“Benarkah?”

Yumi mengangguk pelan.

“Kenapa kau tiba-tiba bertanya tentangnya? Kau mengenalnya?”, tanya Yumi

Baekhyun melepaskan cekalannya pada yeoja itu, dan malah mendekatkan wajahnya ke arah Yumi. Menanggapi hal itu, Yumi bergerak menjauh, tapi Baekhyun menarik wajah yeoja itu, dan berbisik pelan.

“Dia sedang memperhatikan kita sekarang.”

“M-Mwo?”

“Kurasa kau bilang kau ingin tahu kami makhluk apa bukan?”

“B-Baekhyun-ssi…”

Baekhyun menatap wajah yeoja yang sekarang meringkuk ketakutan itu, dan perlahan Ia mendekatkan wajahnya ke leher Yumi, bisa dengan jelas melihat aliran darah didalam tubuh yeoja itu. Dan bisa dengan jelas mendengar nafas yeoja itu memburu ketakutan.

“Mizuni-ssi… Aku… dan teman-temanku… adalah vampire.”

Mendengar hal itu, Yumi terpaku.

“K-Kau…”

“Aku bisa membunuhmu dalam sekejap, hanya dengan menghisap darahmu sampai habis.”

Baekhyun tersenyum penuh kemenangan, dan namja itu dengan sigap menangkap tubuh Yumi yang sekarang limbung. Yeoja itu pingsan, Baekhyun sudah bisa menduganya.

Dengan cepat Baekhyun memindahkan tubuh yeoja itu ke gendongannya, dan bahkan Ia sempat melemparkan pandangannya ke arah seorang namja yang sedari tadi memperhatikan pembicaraan mereka dengan tatapan penuh kemarahan.

Baekhyun tersenyum simpul pada namja itu, sudah tahu jika emosi namja itu pasti tersulut karena tindakannya.

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

Baekhyun memandang yeoja yang masih tertidur pulas di tempat tidur ruang kesehatan. Setelah berhasil membuat yeoja itu pingsan karena ketakutan, sekarang Baekhyun tergelitik membayangkan ekspresi yang akan yeoja itu tunjukkan saat Ia terbangun nanti.

Beberapa lama namja itu menunggu, sampai yeoja di depannya mulai bergerak pelan dan terbangun. Yeoja itu mengerjap-ngerjap cepat, dan tersentak saat sadar Ia ada diruang kesehatan.

“Kau tidur nyenyak?”

Yumi terkesiap saat mendengar suara Baekhyun disana. Yeoja itu menoleh kaget, dan segera beringsut menjauh saat Baekhyun berdiri dan melangkah mendekatinya.

“Kau tidak berterima kasih?”, tanya Baekhyun

“Untuk apa?”, Yumi menatap namja itu bingung

“Tentu saja karena aku sudah memberimu kesempatan untuk tidur.”

“M-Mwo?”, Yumi menyernyit

Yeoja itu tampak berusaha mengingat apa yang sudah terjadi, dan Ia tersentak saat teringat ucapan namja itu.

“K-Kau…”

Baekhyun tersenyum, dan duduk dihadapan yeoja itu, menatapnya lama.

“Bodoh, kau percaya ucapanku?”

“Mwo?”

“Kau percaya aku benar-benar vampire?”, tanya Baekhyun

“Tapi… Tadi kau bilang…”

“Aku tahu kau sangat takut pada vampire. Jadi ku katakan itu, tidak ku sangka kau benar-benar pingsan.”, ucap Baekhyun ringan

“Darimana kau tahu?”, tanya Yumi

“Haekyeon sering bicara tentang mu dikelas.”

“Nde?”

“Namja-chingu mu. Dia ada dikelas yang sama denganku. Dan dia sering bicara tentangmu pada teman-temannya.”

“Dan kau mendengarnya?”

“Tentu saja aku mendengarnya,”, Baekhyun mendengus kesal, “namja itu bicara dengan volume keras yang bisa merusak telinga siapa saja yang mendengarnya.”

“A-Ah… Ku kira kau benar-benar bukan manusia.”, ucap Yumi pelan

“Bodoh. Memangnya kau percaya hal-hal seperti itu ada?”

Yumi menggeleng.

“Aku tidak percaya.”, ucap yeoja itu membuat Baekhyun menatapnya, dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

“Kenapa tidak?”

“Tentu saja karena itu tidak mungkin. Keundae, Appa ku sangat percaya tentang hal semacam itu.”

“Jinjja?”

“Oh, bahkan keluarga Appa ku sangat percaya. Di keluarga Appa ku di Jepang, vampire dianggap sebagai jimat keberuntungan.”

“Kenapa begitu?”

Yumi tampak mengingat-ingat.

“Aku juga tidak tahu.”, jawaban Yumi sekarang membuat Baekhyun memejamkan matanya sejenak, sampai akhirnya Ia menggeleng pelan, “tapi aku akan membacanya lagi nanti. Appa meninggalkan buku sejarah di apertemenku.”, lanjut Yumi

“Buku?”, Baekhyun kini menatapnya

“Oh, buku tentang sejarah keluarga yang mempercaya vampire itu. Kau tertarik pada ceritanya? Nanti aku akan membacanya dan menceritakannya padamu.”

Baekhyun mendengus pelan.

“Kau pikir aku tertarik pada hal semacam itu?”, ucap Baekhyun membuat Yumi mengerjap beberapa kali.

“Ah, geurae.”

“Tapi mungkin membaca buku itu akan membuatmu percaya jika vampire ada.”

Yumi memandang Baekhyun beberapa saat.

“Itu mu—”

“Kau ada waktu malam ini?”

“Nde?”, Yumi terkesiap saat Baekhyun tiba-tiba memotong perkataannya

“Nanti malam. Jam 8. Aku akan ada di depan apertemenmu.”

Yumi mengerjap beberapa kali. Yeoja itu baru saja akan membuka mulutnya dan membantah saat Baekhyun memandangnya.

“Kalau kau tidak ada, lihat saja apa yang akan terjadi besok.”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

“Ah, Yumi-ah, jebalyo… Aku hanya ingin mengajakmu tampil kali ini saja…”

“Andwaeyo. Malam ini aku sudah ada janji, dan kalau aku tidak menepatinya, aku mungkin bisa mati.”

“Aish, apa orang itu lebih penting daripada aku? Ayolah, Yumi-ah, apa aku benar-benar temanmu?”

“Minhee-ah. Jebalyo. Aku tahu dan aku ingat nanti malam adalah hari yang sangat penting untukmu, untuk kita berdua, keundae, aku benar-benar tidak bisa membatalkan janji ini.”

Minhee merengut.

“Apa itu janji dengan Haekyeon?”

“Aniyo. Kalau itu janji dengan Haekyeon oppa, aku bisa membatalkannya, tapi ini…”, Yumi menggantungkan kalimatnya

“Benar-benar tidak bisa dibatalkan?”, tanya Minhee sekali lagi

“Jeongmal mianhae…”

Minhee akhirnya menyerah. Yeoja itu menghela nafas panjang dan akhirnya tersenyum dipaksakan.

“Baiklah, kau bisa datang lagi lain kali…”, ucap Minhee pelan

Merasa bersalah, Yumi menepuk pelan bahu sahabatnya itu.

“Kalau nanti aku tidak pergi lama, aku pasti mampir untuk menemuimu.”

“Janji?”

Yumi mengangguk.

“Oh, aku janji.”

██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

Malamnya, jam setengah delapan Yumi sudah menunggu dengan was-was di tepi jendelanya. Yeoja itu sudah mengenakan pakaian santai, dan tatapannya tertuju pada jalanan di depan apertemennya.

“Apa dia akan benar-benar datang?”, gumam Yumi pelan

Yeoja itu terus menatap ke jalan raya, sampai tidak terasa setengah jam berlalu, dan lamunan yeoja itu buyar karena mendengar deru motor balap berhenti di depan apertemennya.

Ia melemparkan pandangan ke arah jam dikamarnya, dan ternganga saat jam benar-benar menunjukkan jam delapan tepat.

“Daebak… Dia benar-benar tepat waktu.”, ucap Yumi, saat Ia melemparkan pandangan ke bawah, Baekhyun sudah melepas helmnya dan menatap ke arahnya.

Satu isyarat dari jari Baekhyun membuat Yumi berdiri dan akhirnya menutup jendelanya. Yeoja itu kemudian merapikan penampilannya, dan mengenakan jaketnya, tidak lupa Ia menyampirkan ransel yang sudah ia siapkan di punggungnya, yeoja itu lalu melangkah keluar kamar.

“Kau benar-benar tepat waktu.”, ucap Yumi saat Ia sampai diluar apertemennya

“Aku memang selalu tepat waktu.”, sahut Baekhyun enteng

“Geurae, lalu ada apa kau kesini?”, tanya Yumi

“Naik.”

“Mwo?”

“Ppali.”

“Ya! Kau tidak bisa membawaku pergi begitu saj—”, Yumi menghentikan ucapannya saat Baekhyun menatapnya.

“Aku tahu kau mau menemui Jamie bukan, Ai?”, ucap Baekhyun membuat Yumi mengerjap beberapa kali.

“Bagaimana kau tahu tentang dia? Dan… Kenapa kau memanggilku ‘Ai’?”

“Aku bisa tahu banyak hal, Mizuni-ssi.”

“K-Keundae, ya!”

“Kau tidak mau aku mengantarmu kesana?”

“K-Kau apa?”

“Aku akan mengantarmu, naiklah.”

Yeoja itu akhirnya naik ke boncengan motor Baekhyun.

“Aku hanya sedang sedikit baik hati padamu.”, ucap Baekhyun

“Gomawo, Baekhyun-ssi.”

Motor berwarna gelap itu akhirnya melaju membelah jalanan Seoul yang lenggang, dan Yumi tidak bisa membendung senyumnya karena nyatanya namja itu benar-benar bisa tahu banyak hal.

Satu yang tidak diduga Yumi, saat Ia dan Baekhyun sampai di tempat itu, yeoja itu terpaksa berpapasan dengan Minhee dan teman segrupnya yang lain.

“Yumi?”, ucap Minhee tak percaya

“O-Oh, Min—ani, Jamie-ah, aku bisa jelaskan ini.”, ucap Yumi saat Ia turun dari boncengan motor namja itu.

“Baekhyun sunbaenim?”, ucap Minhee terkejut saat tahu siapa yang datang bersama dengan Yumi.

Baekhyun tersenyum samar, dan mendorong Yumi pelan.

“Aku datang hanya untuk mengantarnya.”, ucap Baekhyun

“Eh?”, Yumi sekarang menatap namja itu tidak mengerti

“Jadi, janji yang kau maksud itu…”, Minhee menggantungkan ucapannya dan menatap Yumi tak percaya.

“Ini benar-benar tidak seperti yang kau pikirkan, kajja, ppali, sebentar lagi kita tampil bukan?”, ucap Yumi cepat sambil menarik Minhee dan meninggalkan tempat itu.

Sementara Baekhyun akhirnya tersenyum samar melihat reaksi Yumi karena perkataannya tadi. Namja itu kemudian mengedarkan pandangannya, dan tatapannya bertemu dengan dua orang yang memang sengaja datang ke tempat itu juga, dua orang yang Baekhyun kenal tentunya.

Tapi dua orang itu tampaknya tengah sibuk mencari diantara kerumunan orang. Dan hal itu membuat Baekhyun hanya bisa menggeleng samar.

“Omona… Angin baik apa yang bertiup ke tempat jelek ini sekarang…”, Minhee menatap Sohee, adik perempuannya yang sekarang tengah menatap keluar ruangan dengan tatapan terkesima.

“Jennie!”, Minhee memperingati yeoja itu

“Unni–ah. Lihatlah kemari, ada namja yang benar-benar tampan,”, ucap Sohee masih tidak bisa mengalihkan pandangannya.

Tak lama, Minhee terkejut saat adiknya tiba-tiba saja terlonjak.

“Ya!”

TOK! TOK!

“Angin baik itu bertiup keruangan ini!”, ucap Sohee dengan bersemangat berlari membuka pintu ruangannya.

“Mwo? Ya! Kang So—”, ucapan Minhee terhenti saat melihat sosok yang sekarang berdiri diujung pintu.

“Chanyeol-ssi?”, ucap Minhee dalam keterkejutannya

“Oh, Unni, kau mengenal mereka?”, ucap Sohee, menatap bergiliran dua namja yang sekarang berdiri dihadapan adiknya.

“Oppa, kau mengenal Unni-ku?”, tanya Sohee

Salah satu namja itu, Chanyeol, menatap Sohee sejenak, dan melemparkan pandangannya ke arah Minhee, tersenyum karena menemukan kemiripan dua orang itu.

“Aku adalah fans Jamie.”, ucap Chanyeol membuat tidak hanya Sohee yang terbelalak, tapi Minhee, Yumi, dan beberapa yeoja yang sedari tadi ribut berbisik-bisik tentang dua orang itu.

“Daebak… Unni–ya!”, Sohee berucap penuh semangat

Sementara Yumi sekarang menatap dua orang itu bergiliran.

“Min—ani, Jamie-ah? Ige mwoya?”, tanya Yumi

“Ini… kesalah pahaman.”, ucap Minhee kaku

Chanyeol mengulurkan sebuah kotak pada Sohee, dan tersenyum pada yeoja yang masih duduk dibangku SMU itu.

“Kau adiknya?”, ucap Chanyeol

“Nde, So—umm, Jennie imnida,”, ucap yeoja itu sambil tersenyum cerah

“Yeppuda. Kau cantik seperti Unni-mu.”, ucap Chanyeol, namja itu lalu melirik ke arah namja yang sedari tadi berdiri disebelahnya.

“Kau mau berkenalan dengan teman Oppa?”, tanya Chanyeol membuat Sohee membulatkan matanya tak percaya

“N-Nde?”

Chanyeol menarik bahu namja disebelahnya, dan tersenyum.

“Namanya Jongin.”, ucap Chanyeol

“C-Chanyeol-ssi…”

“Wae Jamie-ah?”, Chanyeol menyahut enteng

“K-Kau… kenapa kau disini?”, Minhee akhirnya menemukan suaranya

Chanyeol tersenyum, menatap ke arah Sohee yang tampak kesulitan mengalihkan pandangannya dari namja berkulit gelap yang dibawa Chanyeol ke tempat ini, Ia lalu menyenggol lengan Jongin, namja itu tampak tersadar.

“Wae hyung?”

“Kau bilang kau mau dikenalkan dengan yeoja cantik disini bukan? Aku sudah mengenalkanmu.”

“A-Ah, keundae…”

“Jennie-ah, bisa kau ajak teman Oppa berjalan-jalan?”, pinta Chanyeol

“Tentu saja! Kajja!”

Dua orang itu akhirnya meninggalkan ruangan kecil yang memang jadi tempat mereka menunggu sedari tadi. Yumi sendiri berdiri kaku, dan menyadari jika Chanyeol sekarang menatapnya.

“Apa kau mau aku juga keluar dari sini Chanyeol-ssi?”

۩۞۩▬▬▬▬▬▬ε(• -̮ •)з To Be Continued ε(• -̮ •)з ▬▬▬▬▬▬▬۩۞۩

*Kang Sohee