THREE DAYS – SLICE #5

Three Days

Author : IRISH

Tittle : Three Days

Main Cast : EXO’s Byun Baekhyun, OC’s Lee Sunhee

Genre : Romance, Fantasy

Supported : EXO Members, Xi Luhan, Lee Jieun, A-Pink’s Jung Eunji

Rate :  PG 17+

Disclaimer : This story is entirely fantasy and created by Irish. Any resemblance to real persons or organization appearing in this story is purely coincidental. EXO Members belong to their real-life, and OC’s belong to their appearance.

“Hanya karena dia sudah berbuat jahat padaku bukan berarti aku tak boleh mencintainya bukan?”—Lee Sunhee

Previous Chapter

Prologue || Chapter 1 || Chapter 2 || Chapter 3 || Chapter 4

 ██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

“Sunhee!”, kudengar Chanyeol berteriak memanggilku saat aku berlari keluar dari ruangan itu.

Aku berlari ke arah koridor gelap yang kukenali sebagai tempat perginya Baekhyun tadi. Aku mencari suaranya walaupun teriakannya menggema dikoridor ini.

“Sunhee!”, aku kembali mendengar teriakan Chanyeol

Koridor gelap ini mulai membuatku bingung. Aku berlari mengikuti pendengaranku, berharap aku akan bisa menemukan dimana Baekhyun, tapi Ia tak berteriak lagi, dan aku—

GREP

Aku tersentak saat seseorang menarikku begitu keras dari belakang. Saat aku berbalik, aku terkesiap saat untuk ke sekian kalinya dihari ini, aku melihat wajah namja itu dalam jarak sangat dekat.

Ia menutup mulutku menggunakan telapak tangannya saat aku hendak membuka mulutku, dan samar, kudengar suara langkah Chanyeol dikoridor yang sama.

“Sunhee! Dimana kau!”, suara Chanyeol menggema begitu jelas

Aku berusaha menggerakkan lenganku, tapi aku sadar Baekhyun menahan tubuhku dengan sangat kuat. Dan bahkan Ia terlihat tak berniat melonggarkannya.

Saat suara langkah Chanyeol terdengar menjauh, Ia menjauhkan tangannya dari mulutku—bukan berarti Ia menjauhkan tubuhnya—dan yang bisa kudengar hanya deru nafasku yang beradu dengan—

“Jantungmu berdegup kencang sekali.”, ucapnya berupa bisikan

“Kau mendengarnya?”, tanyaku terkejut

Samar, dalam cahaya remang ini, aku melihatnya mengangguk. Ia kemudian melangkah mundur, dan melepaskan cekalannya dilenganku.

“Apa kau mau menculikku? Kenapa membekapku?”, cecarku membuat aku bisa mendengar jelas Ia menghembuskan nafas cukup keras.

Apa Ia ingin tertawa?

“Dia bisa saja menemukanmu.”

“Chanyeol?”, tanyaku

“Kenapa kau disini?”, ucapnya mengabaikanku, dan kuputuskan, aku akan mengabaikannya juga.

“Apa kau baik-baik saja?”, tanyaku berusaha melawan pertanyaannya

Baekhyun tak menjawabku, tapi Ia menerorku dengan tatapannya. Dan entah mengapa, kali ini Ia seolah mengunciku ditempat dengan tatapannya. Sungguh, aku tidak sanggup mengalihkan pandanganku.

“Kenapa melihatku seperti itu?”, ucapku pelan, aku sungguh tak tahan berada dalam keadaan kikuk seperti ini.

Baekhyun diam, tapi kemudian Ia mengalihkan pandangannya.

“Kenapa kau kesini?”, Ia mengulang ucapannya

Aku menghembuskan nafas pelan. Ia benar-benar tak mau mengalah?

“Karena aku mendengar teriakanmu..”, jawabku akhirnya

“Kenapa?”

Aku menatapnya tak mengerti.

“Kau bertanya kenapa? Tentu saja karena aku tidak tahan mendengarmu berteriak seperti itu. Kau juga bilang kalau kau sangat kesakitan, seolah ada ribuan jarum yang—”

Ucapanku terhenti saat tangannya menyentuh pipiku. Sementara tatapan Baekhyun masih bersikap seolah mengulitiku ditempat. Ia menatapku dari atas sampai bawah, dengan senyum yang sama.

Kembali, aku bisa merasakan jantungku berdegup tidak karuan. Apa Ia akan mendengar degupan jantungku lagi sekarang?

Aku melirik Baekhyun, mengawasi reaksinya, tapi Ia tampaknya tidak terusik oleh hal itu. Ia mengalihkan tangannya dari pipiku, dan menghembuskan nafas pelan.

“Aku baik-baik saja.. Aku sudah terbiasa melawan sakitnya.”, ucapnya kemudian

“Tapi.. Teriakanmu..”

“Jangan kau dengarkan. Abaikan saja teriakanku. Aku akan baik-baik saja.”

“Abaikan saja teriakannya. Dia akan baik-baik saja.”

Aku mengerjap cepat, ucapannya hampir persis seperti kalimat yang pernah kudengar dari Chanyeol tadi pagi.

Kembali, pertanyaan yang sama berputar dibenakku.

“Kenapa aku harus mengabaikannya?”

Aku menatap Baekhyun, dan kini Ia lah yang tidak tahan dengan perang tatapan ini. Ia mengalihkan pandangannya dariku.

“Kau mungkin tak akan peduli lagi pada teriakanku kalau kau sudah melihatnya sendiri.”

“Melihat apa?”, tanyaku lagi

“Saat aku berteriak seperti itu.”

Aku mendengus pelan, bagaimana bisa seseorang akan merasa ‘tak ingin peduli lagi’ setelah melihat keadaannya ketika berteriak? Ayolah, aku bahkan khawatir pita suara namja ini mungkin akan rusak karena sering berteriak kesakitan seperti itu.

“Aku cukup yakin aku tetap akan peduli.”

Ia menatapku, dan tersenyum, samar.

“Inilah alasan aku suka kau disini. Rumah jadi lebih berisik, dan aku bisa bicara lebih banyak.”

Apa sekarang Ia tengah berusaha mengalihkan pembicaraan?

“Tidak. Aku tidak sedang berusaha mengalihkan pembicaraan, Sunhee.”

Aku mengerjap cepat. Kenapa mulut dan otakku sekarang kesulitan bekerja sama untuk mengatur perkataan yang ingin dan tidak ingin kuucapkan?

“Dan juga, pergilah ke sekolah, pasien agoraphobia ringan seharusnya tidak takut pada beberapa gelintir murid disekolah menyedihkan.”

   Dia tau? Bagaimana Ia bisa tau? Sedangkan semalam, hanya ada aku, Chanyeol, dan dokter Xi yang bicara.

“Kau benar-benar punya telinga dimanapun dirumah ini?”, pertanyaanku membuat langkah Baekhyun terhenti.

Ia tadinya sudah akan beranjak meninggalkanku.

“Ya. Jadi berhati-hatilah. Aku akan tau apapun yang kau bicarakan dan pikirkan tentangku, Lee Sunhee.”

 ██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

Aku memikirkan ucapannya. Kurasa dirumah ini, Baekhyun adalah orang pertama yang mendapat label anehku. Dia ada di list paling atas. Karena Ia bicara dan bertindak dengan sangat aneh. Sungguh. Aku tidak berbohong.

Dalam setengah hari Ia memberi kejut jantung padaku berulang kali. Dan teriakannya bahkan sekarang terngiang ditelingaku. Suaranya juga terngiang ditelingaku, secara otomatis, wajahnya juga!

Aku memejamkan mataku beberapa saat, berusaha menenangkan pikiranku. Menjernihkan pemikiranku. Kurasa aku adalah list teratas dalam kategori orang aneh. Karena aku adalah orang asing yang tak mengingat apapun disini. Benar. Ditambah lagi, sepertinya otak dan mulutku tidak mau bekerja sama.

Baiklah, jadi Baekhyun ada di list kedua. Menyusul, orang-orang lain yang tinggal didalam rumah ini.

Aku juga mengkategorikan Chanyeol dalam list orang anehku karena Ia juga penghuni rumah ini walaupun Ia bersikap sangat baik padaku.

“Apa yang kau lamunkan?”

Aku terkesiap dan segera berdiri dari tempatku duduk sedari tadi, aku menyadari Chanyeol sudah ada disebelahku—entah sejak kapan—dan kurasa aku mengabaikannya.

“Kau bicara apa?”, tanyaku

“Oh astaga, kau benar-benar melamun.”, ucapnya sambil tergelak

“Mian..”, ucapku pelan

“Gwenchana, seseorang menemukan dunia barunya dengan melamun. Jadi, apa kau mau ikut?”

“Kemana?”

“Kami sekeluarga akan ke Seoul. Appa ada acara makan malam keluarga. Kau akan ikut?”, tanyanya membuatku sontak menoleh ke kamar atas yang sejak tadi—sejak Ia meninggalkanku terbelalak sendirian dikoridor gelap itu—tidak terbuka sama sekali.

“Atau kau mau dirumah saja bersama Baekhyun?”

Ia tidak ikut?

“Ya. Dia tidak ikut.”

Apa aku baru saja mengutarakan pikiranku?

“Biar saja dia dirumah. Kepribadiannya dan Baekhyun benar-benar hampir sama.”, ucap.. umm, Eunji? Ya. Benar. Eunji.

“Lihat dengan siapa kau bicara Jung Eunji,”, ucap Chanyeol, melirik sebentar ke arah Eunji, sebelum Ia kembali menatapku.

“Jadi, kau ikut kan?”

Aku ingin mengangguk. Sangat ingin. Tapi hanya ‘ingin’ karena nyatanya aku menggeleng. Entah karena alasan apa. Mungkinkah otak ini kembali merencanakan kejut jantung untukku jika aku berhadapan dengan Baekhyun lagi?

Tunggu, memangnya aku menggeleng karena aku berharap akan melihat namja itu lagi hari ini?

“Kau tidak ikut?”, ucap Chanyeol tak percaya

“Baguslah. Baekhyun punya teman.”, namja bernama Jongin itu berucap

Aku hanya masih tak punya keberanian untuk bicara menyangkal mereka. Aku belum tinggal dirumah ini 24 jam, dan aku tak mau membuat masalah. Itu alasanku untuk tetap diam menghadapi ucapan tajam mereka.

Jika saja, besok, atau lusa, aku akan—tidak. Apa aku sedang berencana untuk melawan mereka dengan kata-kata buruk?

Tidak Sunhee. Tidak seharusnya kau berpikir seperti ini.

Tapi mereka sungguh keterlaluan. Apa mereka benar-benar tidak menyukaiku?

“Aku tidak akan memaksa, lagipula kalau aku bisa memilih aku juga tidak mau ikut.”, bisik Chanyeol padaku sebelum Ia menepuk bahuku pelan dan tersenyum padaku

Aku belum bertemu dokter Xi hari ini, dan oh, sungguh, satu hari ditempat ini terasa sangat lama, seolah waktu berputar dua kali lipat lamanya. Dan dirumah ini juga tidak ada jam. Sungguh.

Apa jam juga harus dibeli sendiri? Atau dirumah ini memakai sistem jam matahari? Jadi mereka tak butuh jam? Keterlaluan juga.

Aku berdiri dan melangkah menaiki tangga menuju kamar. Kurasa aku hanya akan menghabiskan waktuku dikamar untuk malam ini. Entah apa yang akan kulakukan esok hari, aku tak pernah membayangkannya.

Aku juga tak mau tinggal dengan percuma, maksudku, saat aku tidak melakukan apapun sama sekali dirumah, aku tidak suka.

Entah mengapa aku ingin keluar, walaupun tidak tau harus pergi kemana. Tapi aku lebih suka saat aku tidak berada ditempat tertutup seperti ini terlalu lama.

Diluar dugaanku, seisi rumah ini sepertinya terlalu cepat dalam melakukan semua hal. Terbukti dengan bagaimana aku melihat dua namja itu—Jongin dan Kyungsoo—keluar dari kamar mereka masing-masing hampir diwaktu yang bersamaan, dalam keadaan yang sudah rapi.

Jongin, hanya menatapku sekilas dan segera melangkah pergi, melengos lebih tepatnya. Tapi Kyungsoo, berjalan ke arahku, tatapannya terarah lurus padaku.

“Aku heran kenapa kau bahkan punya kepercayaan diri untuk ada disini. Selain Appa kami, dan Chanyeol, semua orang disini tidak suka padamu.”, ucapnya tajam

Aku tau Dokter Xi dan Chanyeol lah yang menerima keberadaanku.

“Kau tidak sadar? Kurasa sikap kami cukup jelas menunjukkan bahwa kami tidak suka padamu bukan?”, ucapnya lagi

“Apa yang kau lakukan padanya Do Kyungsoo?”, aku baru saja akan membuka mulut saat kudengar seseorang bicara.

Secara otomatis, aku dan Kyungsoo menatap sumber suara itu. Dia. Baekhyun. Dia ada disana. Maksudku, didepan kamarnya. Aku bahkan tak mendengar pintu kamarnya berderit.

Kyungsoo menatapku dan Baekhyun bergiliran, lalu Ia mendengus pelan.

“Lihat siapa yang membelamu. Selamat menghabiskan malam bersama.”, ucapnya sembari melangkah melewatiku, dengan—entah sengaja atau tidak—menyenggol bahuku cukup keras.

“Kau baik-baik saja?”

Aku menatapnya, tanpa sadar aku merasa geli juga saat Ia mengucapkan pertanyaan itu setelah hari ini aku berulang kali menanyakan hal itu padanya.

Aku ingin menjawab pertanyaannya, tapi teringat pada ucapan saudaranya membuatku akhirnya tanpa bicara apapun melangkah melewatinya, masuk ke dalam kamarku. Aku duduk di ujung tempat tidurku dan termenung.

Mengapa semua orang begitu membenci keberadaanku? Apa aku salah bahkan hanya jika aku bertahan hidup? Disekolah lama yang tak tak kuingat, mereka membenciku. Diapertemen lamaku, semua orang juga membenciku. Dan dirumah ini, mereka jelas-jelas menunjukkan ketidak sukaan itu.

SREK

Aku menoleh, terdiam menatap selembar kertas berwarna biru muda yang diselipkan dicelah bagian bawah pintu.

Dengan langkah pelan aku menghampiri kertas itu, dan mengambilnya.

Jangan khawatir, aku tetap suka kau ada disini

Aku terdiam. Apa ini dari Baekhyun? Aku menoleh saat mendengar suara kertas lain diselipkan dibawah celah pintu. Dan benar saja, ada kertas lain disana.

Mau menemaniku berjalan-jalan?

Aku segera mengusap wajahku yang basah karena air mata, dan membuka pintu kamarku dengan hati-hati. Didepan kamarku, Baekhyun berdiri, dan tatapannya langsung tertuju padaku.

“Benarkah itu?”

Baekhyun mengangguk.

“Aku suka kau ada disini, aku sangat suka.”

“Kita akan kemana?”, tanyaku

Ia tersenyum, dan mengulurkan tangannya padaku. Tanpa pikir panjang aku meraih tangannya, dan Ia menarikku keluar dari kamar.

“Sekolah,”, jawabnya pelan

“Sekolah? Dijam ini?”, tanyaku tak percaya

Ia menatapku, tapi kusadari tangannya masih menggenggam erat jemariku.

“Kenapa? Kau takut?”

Aku menatapnya, dan mengangguk pelan.

“Mungkin saja.. banyak orang disana.”, lirihku

Ia tertawa pelan. Sungguh, aku yakin Ia tertawa.

“Bodoh, mana ada orang disekolah dimalam hari.”, ucapnya, Ia melepaskan genggamannya padaku saat Ia membuka pintu besar rumah.

“Ayo.”, ucapnya

Aku melangkah keluar rumah, dan menyernyit saat Ia tidak mengunci pintu raksasa dibelakang kami.

“Kau akan meninggalkannya begitu saja?”, tanyaku

“Ya. Apa yang perlu dikhawatirkan?”, Ia balik bertanya padaku

“Pencuri?”

Baekhyun menatapku, lama, tatapan yang membuatku kembali merasa keadaan kami menjadi sangat kikuk.

“Ayo,”, ucapnya lagi

Tanpa bicara apapun aku akhirnya mengikuti langkah Baekhyun. Ia membawaku keluar dari halaman luas rumah, dan kami berjalan menyusuri satu-satunya jalan berpasir disana.

“Baekhyun,”, panggilku pelan

“Hmm?”, sahutnya menggumam

“Kenapa kau tidak ke sekolah seperti Chanyeol dan yang lainnya?”

“Mereka menjulukiku gila.”

“Apa?”

“Mereka memanggilku gila. Jadi untuk apa orang gila ada disekolah?”

Aku menatapnya. Kusadari Ia bicara menyahutiku—tidak seperti tadi pagi saat Ia berulang kali mengabaikanku. Walaupun tetap saja Ia terlihat sangat pucat, dan sakit.

Sakit.

Kata itu mengingatkanku jika aku tengah bersamanya sekarang. Baekhyun menatapku terkejut, dan aku sadar aku tengah menahan lengannya.

“Ada apa?”, tanyanya

“Bukankah kau sakit? Apa kau akan baik-baik saja jika berada diluar?”

Ia menepuk pelan puncak kepalaku, membuatku terkejut setengah mati karena tindakannya yang.. sangat berbeda.

“Berlarilah kalau aku mulai berteriak kesakitan, mengerti?”

“O-Oh..”, ucapku pelan

Kami berjalan beberapa menit, tidak banyak orang yang kulihat. Hmm, hanya sekitar empat atau lima orang, dan saat ada seseorang, Baekhyun menarikku ke sisinya. Membuatku merasa sedikit lebih baik karena berada didekatnya—tidak, karena aku berada didekat seseorang yang kukenal.

“Sekolah terlihat menyeramkan bukan?”

Aku menoleh, menatap gedung besar yang ada dihadapan kami. Gedung ini nyatanya tidak lebih besar dari rumah yang kutinggali.

“Ini sekolah kalian?”

“Ya. Mau masuk?”

Aku menggeleng. Keadaan remang disana membuatku tak ingin berada lebih lama lagi ditempat ini.

“Bisakah kita—”, Baekhyun memotong ucapanku karena tanpa izinku Ia kembali menarik tanganku dan membawaku masuk dengan santai melewati celah kecil digerbang tua sekolah itu.

“Kau akan suka sekolah ini. Jangan pernah ajak siapapun kecuali aku jika kau akan ke sekolah ini saat malam, mengerti?”

“Memangnya kenapa?”

Ia melirikku sekilas.

“Turuti saja ucapanku, aku tidak akan pernah berbohong padamu.”

Apa sesuatu yang buruk akan terjadi padaku kalau aku tidak datang ke tempat ini bersama Baekhyun?

“Bisakah kukatakan begitu? Kurasa ya.”

“Apa?”, aku menatapnya bingung

“Kau bertanya apa akan terjadi hal buruk jika kau tidak datang denganku.”

Oh, aku kembali mengutarakan pikiranku.

“Keundae, Baekhyun,”

“Hmm?”

“Tadi pagi kau mengabaikanku, kenapa sekarang kau bicara banyak denganku?”

Ia tidak menyahut, dan aku belum berniat mencecarnya lagi karena kami sekarang berjalan melewati bagian gelap koridor sekolah. Tanpa sadar, aku mengeratkan jemariku yang ada digenggamannya.

“Karena kau tidak mengabaikanku. Ucapanmu tadi siang..”, Ia dengan lembut mengeratkan pegangannya dijemariku, “ini pertama kalinya seseorang bertanya apa aku baik-baik saja.”

Kami berhenti didepan sebuah pintu, dan dari cahaya samar yang masuk melalui celah jendela, aku bisa melihat wajah Baekhyun. Ia tengah menatapku, dengan senyuman diwajahnya.

“Kau bahkan tidak takut karena bicara dan bahkan keluar bersama orang gila sakit sepertiku.”, ucapnya, Ia membuka pintu disebelah kami, dengan suara berderit keras yang membuatku berjengit takut.

“Apa kau mau mengunciku didalam ruangan ini?”, ucapku kaget

“Tentu saja tidak, kemari,”, Ia menarik bahuku pelan, membawaku masuk bersamanya, kudengar suara ‘klik’ pelan didekatku, dan ruangan gelap itu berubah terang benderang.

“Ini kelasku.”, ucapnya, tatapanku tertuju ke seluruh penjuru kelas, rasanya sudah sangat lama aku tak masuk ke dalam ruang kelas.

Sementara Baekhyun melangkah ke sudut depan kelas, berdiri didepan sebuah meja yang ada disana. Tanpa sadar, aku melangkah mengikutinya, dan tertegun saat melihat tempat Ia berhenti.

“Apa ini mejamu?”

Ada banyak gambar-gambar kecil dari krayon dimeja berwarna cream terang itu. Tapi gambar-gambar itu sudah tertimpa oleh coretan-coretan spidol hitam penuh cacian.

“Apa-apaan ini..”, gerutuku pelan

Aku mengedarkan pandanganku, dan menemukan dua buah spidol hitam dimeja guru didepan kelas. Dengan cepat aku melangkah dan mengambil spidol itu.

“Katakan padaku dimana murid-murid yang melakukan ini duduk.”, ucapku

“Apa?”

“Kita akan membalas perbuatan mereka.”

Baekhyun menyernyit.

“Bagaimana kalau mereka tau?”

“Siapa bilang mereka akan tau? Memangnya mereka tau kita ada disini?”, tanyaku membuat senyum mengembang diwajah Baekhyun.

“Kau benar. Ayo,”, Ia melangkah dengan penuh semangat, dan duduk disebuah meja.

Aku mengulurkan spidol padanya.

“Kita gambar wajahnya, dalam versi yang sangat jelek.”

“Tapi kau tidak tau seperti apa wajahnya,”, ucap Baekhyun

“Ah, geurae, kalau begitu aku akan menulis ledekan untuknya, bagaimana?”, ucapku bersemangat

Tiba-tiba saja, setelah mendengar ucapanku, senyum diwajah Baekhyun lenyap.

“Kenapa? Apa ada yang salah?”, tanyaku

“Tidak..”, Ia berucap pelan

Tanpa bicara apapun Baekhyun mulai menggambar, dan tak ingin membuat keadaan kami jadi kikuk lagi, aku duduk disebelahnya, memperhatikan gambarnya.

Tanpa sadar, memperhatikannya juga tentu saja.

Beberapa menit memperhatikan apa yang Ia lakukan, aku sadar bahwa Ia menggambar terlalu bagus.

“Apa kau sedang lomba menggambar? Kenapa menggambar wajahnya sangat bagus?”, tanyaku menatap gambarnya dimeja

“Ini jelek,”, bantahnya

Aku mengambil spidol ditangannya, dan menambahkan atribut digambarnya.

“Ini baru jelek.”, ucapku

“Aku tidak melihatnya seperti gambar seseorang.”

“Memang itu tujuannya. Ish, Ia akan senang kalau tau kau menggambarnya sangat tampan seperti ini. Ah, tapi.. kenapa wajah ini tampak sangat familiar.. Oh, siapa nama temanmu ini?”

“Jongin.”

Aktifitasku segera terhenti.

“S-Siapa?”

“Jongin.”, ulang Baekhyun dengan nada yang sama

Jongin? Jongin yang tinggal dirumah yang sama denganmu?

“Lebih tepatnya, tinggal dirumah yang sama dengan kita.”, ucap Baekhyun, aku tak perlu terkejut, aku pasti menyuarakan pikiranku lagi.

Aku menatap Baekhyun, lalu menatap meja yang sekarang berisi coretan wajah buruk rupa—awalnya gambar itu sangat bagus tapi aku membuatnya jadi tidak berbentuk—itu.

“Jongin yang melakukan ini padamu?”, tanyaku

Ia mengangguk.

“Tapi.. dia kan.. saudaramu.”

“Hanya saudara angkat. Bukan berarti Ia harus baik padaku. Ayo kita lanjutkan, kau lihat meja depan itu? Milik Eunji. Dia juga menulis dimejaku, dan bahkan sering menaruh lem dikursiku.”

Baekhyun sudah akan beranjak pergi dari kursi yang kami duduki sekarang jika saja aku tidak menahannya.

“Ada apa?”

“Kenapa kau seperti ini?”

“Apa?”

“Kenapa kau bersikap biasa saja? Kau tidak marah karena saudara angkatmu sendiri memperlakukanmu seburuk ini?”

Baekhyun menatapku lama.

“Lalu aku harus berbuat apa?”

“Apa kerusakan pintu kamarmu juga benar-benar karena ulahmu? Atau karena mereka? Sakitmu ini.. apa mereka benar-benar tidak tau? Atau mereka tidak mau kau disembuhkan?”

Baekhyun diam. Dan masih menatapku. Kenapa? Apa ucapanku benar? Apa pemikiranku sekarang benar? Mereka tidak hanya tidak menyukaiku, tapi juga Baekhyun. Benarkah itu?

“Berpura-puralah kau tidak tau, dan mereka tidak akan mengusikmu.”

“Bagaimana aku bisa diam dan mengabaikan semua ini?”

Baekhyun mengerjap beberapa kali mendengar ucapanku.

“Kau bisa. Seperti mereka yang mengabaikan teriakanku, kau juga akan terbiasa.”

Baekhyun melepaskan cekalanku, dan melangkah ke meja depan yang Ia bicarakan. Sementara aku terdiam. Benar-benar tak percaya. Sejahat itukah mereka semua?

Aku menatap Baekhyun dalam diam. Ia pasti sangat menderita selama ini. Hidup bersama orang-orang yang bersikap memusuhinya. Aku bahkan merasa tertekan karena orang-orang membenciku tanpa sebab selama beberapa bulan. Tapi Baekhyun.. berapa lama Ia sudah menderita seperti ini?

“Akh!”

Aku terkesiap saat mendengar Baekhyun mengerang kesakitan. Dengan segera aku melangkah mendekatinya.

“Kau baik-baik saja?”

“Pergi.”

“Apa?”

“Lari. Keluar dari tempat ini. Akh!”

Apa sakitnya datang lagi? Apa yang harus kulakukan sekarang?

“Pergi!”

“Aku tidak mau!”

Baekhyun melemparkan pandangannya padaku.

“Aku akan baik-baik saja. Semua orang akan—ugh.. Mereka akan datang kesini jika mendengar teriakanku. Pergilah. Aku akan menyusulmu.”

“Bagaimana aku bisa tau kau akan baik-baik saja?”, tuntutku

“Karena aku sudah mengatakannya.”

“..aku tidak akan pernah berbohong padamu.”

Baekhyun benar-benar berteriak kesakitan. Tapi kali ini teriakannya menggema diseluruh ruang kelas ini.

“Mian..”, aku berucap pelan sebelum akhirnya aku berlari keluar dari kelas itu, secepat mungkin berusaha menemukan pintu masuk yang kami lewati tadi.

Untuk kesekian kalinya aku mendengar teriakan Baekhyun, kali ini diikuti dengan suara gedebum sangat keras.

Langkahku terhenti, dan aku membalikkan badanku. Aku sangat ingin berlari kembali ke kelas itu, tapi aku juga tak tau apa yang harus kulakukan jika aku ada disana.

Kubulatkan hatiku dan berlari ke arah lain. Lari dari tempat ini. Aku—berusaha—yakin Baekhyun akan baik-baik saja.

Aku berlari mengikuti alur yang kurasa kukenal, dan berhenti dibalik tumpukan besi tua yang ada tak jauh didepan sekolah. Kudengar teriakan Baekhyun dengan jelas dari tempat ini.

Aku memandang sekeliling, dan mendapati beberapa orang berjalan ke arah sekolah. Tatapanku tertuju pada satu-satunya ruangan bercahaya yang—tunggu, lampu ruangan kelas yang tadi kami datangi sudah mati. Aku masih mendengar teriakan Baekhyun, dan itu membuatku ketakutan setengah mati.

Semakin banyak orang ada disana. Dan entah kenapa aku yang gemetar ketakutan. Aku beringsut mundur, melangkah menjauhi keramaian itu.

Pembicaraanku dengan Baekhyun segera berputar dalam benakku. Dan aku jadi semakin panik.

Apa Ia akan baik-baik saja?

Mendadak, langkahku terhenti. Aku menatap keramaian yang sudah kutinggalkan cukup jauh itu, bergidik ngeri saat melihat keramaian itu, tapi aku tidak bisa meninggalkan Baekhyun sendirian disana.

“Kau akan kemana?”, langkahku terhenti saat mendengar suara familiar itu ditelingaku.

Bukan familiar, tapi karena suara itu yang sering kudengar hari ini. Aku berbalik, dan terbelalak saat dibelakangku, Baekhyun sudah berdiri, menatapku.

“Baekhyun!”

Ia tersenyum.

“Kau tidak tau bagaimana khawatirnya aku. Aku sangat takut mendengar kau berteriak seperti itu, tapi aku juga takut melihat orang-orang itu. Dan bagaimana bisa kau muncul disini? Beberapa detik lalu aku masih mendengarmu teriak. Bagaimana kau berpindah secepat itu?”

“Pertanyaan mana yang harus kujawab lebih dulu?”, ucapnya membuatku mengerjap cepat, aku bertanya terlalu banyak padanya.

“Kau baik-baik saja?”

Ia menarik kedua bahuku, dan mendekatkan wajahnya ke arahku. Membuat jantungku sukses terlonjak kesana-kemari tidak tentu arah.

“Aku baik-baik saja,”

“B-Benarkah?”

Baekhyun mengalihkan tangannya dariku, dan melangkah mundur.

“Jangan terlalu mengkhawatirkanku. Memangnya kau tidak merasa takut berada didekatku?”

“Takut? Kenapa? Karena mereka mengatakan bahwa kau gila? Karena teriakanmu? Atau karena kau sering mengabaikanku?”

“Bukan itu,”

“Lalu? Kenapa aku harus takut?”

“Cobalah untuk tidak mempedulikanku. Aku yakin kau akan takut nantinya.”

“Takut pada apa?”, tuntutku

“Kau seharusnya takut, karena jika kau terlalu peduli padaku, kau akan membuatku jatuh cinta padamu, Sunhee-ah.”

 ██║ ♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ │█║♪ ♫ ║▌♫ ♪ ║██

Keadaan kikuk kembali terjadi padaku dan Baekhyun setelah Ia berucap seperti itu. Terbukti dengan bagaimana kami sama-sama duduk diam dibawah sebuah pohon kecil yang berada tak jauh dari gerbang besar rumah.

Aku memutar otakku, berusaha menemukan bahan pembicaraan, sementara Baekhyun juga tampak sibuk dengan pikirannya sendiri. Diam-diam aku penasaran juga, apa Ia merasa menyesal telah berkata seperti itu? Tapi kenapa Ia harus merasa menyesal? Oh, apa aku sedang berharap Ia benar-benar mengatakan hal itu?

Atau mungkin Ia merasa sudah salah bicara? Ugh, kenapa kemungkinan Ia salah bicara ini sekarang membuatku tidak nyaman. Lee Sunhee, kau berharap Ia benar-benar mengatakan hal itu bukan?

Ah, ini mengesalkan. Apa yang sebenarnya sedang Ia pikirkan?

“Aku tengah berpikir apa kau mungkin tidak suka mendengar ucapanku tadi.”

“Apa?”, aku menatap Baekhyun, apa Ia bisa membaca pikira—oh, aku pasti mengutarakan pikiranku lagi tanpa seizin otakku.

“Kau terus diam sejak tadi. Jika kau tidak suka ucapanku tadi, lupakan saja. Lagipula untuk apa kau mendengarkan perkataan orang gi—”

“Aku tidak bilang aku tidak suka.”, potongku saat Ia mulai bicara ke arah yang, umm, mengira bahwa aku tidak suka.

Memangnya aku suka Ia berkata seperti itu? Tunggu, apa alasan aku harus tidak menyukai perkataannya? Karena mungkin Ia akan ‘benar-benar’ jatuh cinta padaku? Apa yang salah dengan hal itu?

“Jadi, kau suka?”

Aku tersentak. Menyadari bahwa aku tak bisa menolak perkataannya.

Aku menatap Baekhyun dalam diam, otak ku kembali bekerja keras untuk menemukan kalimat yang tepat sementara ak—

“Tidak ada yang salah dengan ucapanmu, kenapa aku harus tidak suka?”

Hey, apa mulut ini punya pemilik lain?

Baekhyun tersenyum. Dan karena ucapannya tadi, sekarang senyumnya berefek kejut jantung juga padaku.

“Terima kasih,”, ucapnya terdengar sangat tulus dalam pendengaranku

“Kau tidak harus berterima kasih seperti itu..”

Ia menatapku dalam diam, tatapan yang membuatku kembali merasa bahwa Ia sanggup mengunciku dengan tatapannya. Apa Ia memang punya kemampuan seperti itu, atau karena tubuh ini memang enggan mengalihkan pandangan darinya saat Ia menatapku seperti itu?

Sekarang dengan sibuk aku berusaha menemukan bahan pembicaraan. Cepat Sunhee, cepat berpikir sebelum keadaan semakin kacau. Ah, benar. Aku tau.

“Keundae, apa aku boleh bertanya?”

“Apa itu?”, ucapnya

“Tadi.. saat disekolah, bagaimana bisa kau berteriak sekeras itu, tapi beberapa detik kemudian kau sudah ada dibelakangku?”

Ia menyernyit menatapku, lalu entah mengapa Ia mengulum senyumnya.

“Karena aku bukan manusia.”

“Apa?”, aku tersentak mendengar ucapan—yang diucapkannya dengan nada sangat tenang seolah kalimatnya tidak memberi kejut jantung itu.

“Chanyeol tidak memberitahumu?”

“Ten..tang?”, kali ini aku menatapnya hati-hati

“Semua orang dirumah kami bukan manusia. Itulah kenapa mereka tidak suka padamu, karena kau seorang manusia.”

Aku mengerjap beberapa kali menatapnya.

“Kau tidak sedang bercanda kan?”

Aku ingat Chanyeol bicara bahwa Baekhyun sering bicara aneh, dan hari ini aku cukup banyak melihat Ia bertingkah aneh. Jadi, ucapannya—yang sebenarnya entah bagaimana terdengar meyakinkan—membuatku ragu juga.

Ia mengangkat bahunya dan menoleh, memandangku.

“Apa taring ini cukup jadi bukti?”, ucapnya sambil memamerkan giginya, Ia menunjuk ke arah sepasang gigi taringnya yang beberapa milimeter lebih panjang dibandingkan gigi lainnya.

“Oh Tuhan..”, aku tanpa sadar menarik bahunya, dan memperhatikan giginya dengan seksama.

“Apa ini sungguhan?”, ucapku tak percaya

“Jangan disentuh, tanganmu mungkin akan—”

Baekhyun menghentikan ucapannya saat aku nyatanya sudah bergerak menyentuh taringnya dengan jari telunjukku. Dan telinga ini terlalu terlambat untuk mendengarkan ucapannya bahwa tanganku mungkin akan terluka karena menyentuh taringnya.

“Sudah kubilang jangan disentuh,”, ucap Baekhyun

“Aku tidak tau kalau taringmu setajam itu..”, aku menatap darah yang mengalir keluar dari jari telunjukku

“Kenapa kau tidak pernah mendengarkan ucapan orang lain?”, tanyanya

Aku terkesiap saat Ia menarik tanganku, dan.. dan.. Oh Tuhan, adegan ini mungkin hanya ada di film-film romantis, atau malah thriller? Yang jelas sekarang terjadi padaku.

Ia mengecup—bisakah kukatakan begitu saat kurasa Ia membersihkan darah dijari telunjukku dengan bibirnya?—jari telunjukku dengan santai—dan hal itu membuatku mendapatkan kejut jantung lainnya—sebelum Ia kemudian menepuk pelan punggung tanganku.

“Aku merasa lega, setidaknya ada orang lain yang tau tentang rahasia kecil ini.”, ucapnya

Rahasia kecil? Fakta bahwa Ia bukanlah manusia dikatakannya rahasia kecil?!

“Ya, bagiku ini rahasia kecil. Kau tidak berpikir begitu?”

“Tidak.”, jawabku, sekarang aku berada dalam tahap paranoid karena namja yang duduk disebelahku dengan masih memegang tanganku adalah seseorang, tidak, makhluk bukan manusia.

“Lalu makhluk apa kau?”, tanyaku

“Kalau kukatakan memangnya kau akan tau? Kau kan sudah kehilangan ingatanmu.”, ucapnya

“Aku hanya lupa tentang kehidupanku.”, bantahku

“Benarkah?”

“Oh, aku ingat hal-hal lain, kurasa, ya, aku ingat.”, ucapku ragu

Ia tersenyum menatapku.

“Apa kau punya kehidupan tidak menyenangkan sebelum ini?”

“Eh?”

“Karena kau melupakan kehidupanmu. Masa lalumu. Biasanya seseorang akan melupakan hal-hal yang mengambil tempat paling banyak didalam pikirannya. Kau melupakan kehidupanmu, jadi ada dua kemungkinan, kehidupanmu sangat menyenangkan, atau kehidupanmu sangat tidak menyenangkan.”

Aku terdiam menatapnya, memikirkan ucapannya. Benarkah begitu?

“Aku tidak ingat..”, ucapku pelan, kemudian aku teringat pada penerimaan teman-teman sekolahku di Kyungri dan orang-orang yang tinggal diapertemenku, “tapi pasti aku tidak punya kehidupan yang menyenangkan.”, lanjutku

“Bagaimana kau bisa begitu yakin?”, tanyanya

“Entahlah, aku hanya merasa begitu. Tidakkah aku aneh?”

Ia tertawa pelan.

“Mana yang lebih aneh, yeoja yang kehilangan ingatannya tapi sangat yakin jika Ia ingat kehidupannya, atau namja bukan manusia yang dianggap gila?”

Aku menatapnya, berpikir.

“Dua-duanya aneh,”, ujarku, “ah tapi, kau ini makhluk apa?”, tanyaku

“Kenapa kau begitu ingin tau? Kau tidak takut?”

“Takut? Pada apa?”

“Karena mungkin saja aku jahat.”

“Tidak, kau tidak jahat,”

“Benarkah?”

Aku mengangguk yakin.

“Ya. Kau tidak jahat. Kenapa kau berkata begitu? Dan kenapa kau sangat sulit menjawab pertanyaanku? Aku hanya penasaran saja, lagipula aku tidak akan menyebarkannya, sungguh.”

“Penghisap darah, drakula, vampire,”, Ia menatapku tenang, “terserah padamu mau menganggap kami apa,”, lanjutnya

“D-Darah?”

“Aku suka darahmu, apa aku boleh mencicipinya lagi?”, Baekhyun tersenyum padaku, dan sontak saja senyumnya membuatku beringsut menjauh darinya.

“Tidak.”, ucapku singkat

“Aku hanya bercanda. Lagipula kami sudah tidak sering minum darah.”

“Benarkah?”

“Ya. Tapi kalau tidak keberatan aku bisa mencicipi darahmu lagi.”

“Aku tidak mau.”, bantahku

Ia tersenyum, lalu mengalihkan pandangannya.

“Kau akan mau, aku yakin itu.”

“Kenapa kau begitu yakin?”

“Karena aku..”, Ia menggantungkan kalimatnya

“Kau apa?”

Ia menggeleng.

“Kau akan tau sendiri nanti.”

Aku berdecak pelan.

“Kau selalu saja membuatku bertanya-tanya.”, ucapku kesal

“Kau mau tau?”

Aku menatapnya dan mengangguk. Tanpa kuduga, Baekhyun menarik wajahku, dan.. dan.. dan..

Dia menciumku.

Sungguh!

Tak hanya itu, Ia menggigit bibirku, membuatku yakin darah keluar dari bibirku, dan dia menghisapnya. Tidak! Ini tidak benar!

“B-Baek..”, aku berusaha melepaskan ciumannya, tapi Ia menarik tengkukku dan meneruskan tindakannya.

Aku bisa merasakan cairan lembap mengalir ke daguku, dan dia menciumnya juga. Sial. Ini tidak benar. Sungguh. Ini tidak benar. Dan bodohnya tubuh ini tidak bereaksi apapun!

Tidak. Aku tidak bisa bereaksi apapun karena seluruh tubuhku seolah terbakar karena tindakannya. Setelah cukup lama, Ia melepaskan ciumannya, menatapku.

“Kau masih yakin mau terus berdekatan denganku? Aku bisa menyerangmu lebih dari ini besok-besok.”

۩۞۩▬▬▬▬▬▬ε(• -̮ •)з To Be Continued ε(• -̮ •)з ▬▬▬▬▬▬▬۩۞۩

62 Comments Add yours

  1. IRISH says:

    Reblogged this on IRISH SHOW.

    Like

  2. intan meliana says:

    Haloo aku readers baru…
    Ceritanya bagus, di tunggu terus next chapnya. Penasaran bangett sama keluarganya luhan dan hal2 apa lagi yg bakal di lalui si sunhee sama baekhyun..
    Semangat nulisnya thor;)

    Liked by 1 person

    1. IRISH says:

      Haloo xD thanks banget udah mau ngebaca ff absurd ini huehehe aduh duh iya keluarga mereka emang aneh ya? wkwk xD okeehh tunggu next chap dariku yaa, thanks komennya

      Like

  3. neccha says:

    hallo eonni… 😀
    eonni keluarga ini selalu nambah pertanyaan di otakku.. :-/ , mrk bener” aneh, D.O itu emng mulutnya tajam banget ya eon.., itu kata”.a nusuk bgt
    tapi emng bener mrk bkn manusia..??
    jawaban juseyo… 😀

    Liked by 1 person

    1. IRISH says:

      Haloo juga sayaang xD hueheeh aduh duh mereka semua emang menciptakan pertanyaan ya xD eheemm iyaap mereka emang bukan manusia xD

      Like

  4. suretodream says:

    Oh my god, aku gk nyangka kalo mereka semua vampir dan sejenisnya,, aku tunggu untk next chapternya

    Like

    1. IRISH says:

      Huahahaha xD baekhyun anak polos kan dia ngomong wkwk
      Thanks komennya 😀

      Like

  5. vhaxi B says:

    haiiiiii kaka….
    wushhhhhhhh aku nunggu” bnget ini chap….
    wowowww ga nyangka mereka mahluk yg begituan*maksud-_-
    D.O sekali ngomomg wah tajem…
    next kaka aku tambah penasaran nih….semangatttt…

    Liked by 1 person

    1. IRISH says:

      Huehehehehe xD mereka makhluk begitu (?) huahahaha biasnya siapa tuh d.o xD oke tunggu next chap yaa

      Like

  6. mandambudd says:

    Ya Ampun diluar dugaann Dan ngga nyangka ada hubungannya sama vampire.. Bagussss

    Liked by 1 person

    1. IRISH says:

      XD aduh duh thankyou banget komennyaa

      Like

  7. Nurnie says:

    Wahhh . Bkin deg degan ..
    Akhirnya tahu, siapa baek sbenrnya . Ngrii jga yaa eonn .. Hehehe 😀 .
    Lnjuttt eonni, !

    Liked by 1 person

    1. IRISH says:

      XD wueheeheheh aku tau kamu deg2an (?) Wkwk okeee tunggu ya next chap darikuuu~

      Like

  8. L-OSH says:

    OH MY GOD !!! … JADI MEREKA ITU VAMPIR ?! .., oh, no no no no. Padahal waktu baekhyun nunjukin taringnya aku udah beranggapan kalo dia itu werewolf(makanya, jan sok tau) .hehe….

    Uh, pas bagian akhir, baekhyun sih nyium sunhee, tp… ah udahlah.

    Sampai ketemu di part 6.(jangan lama” kak)

    #semangat

    Like

    1. IRISH says:

      XD hueheheheeh bener banget mereka itu vampire wkwkwk duh bagian sweet nya diakhir xD okeee thanks ya komennya

      Like

  9. aryyana says:

    Aku readers baru ni unni.. Wah.. Unni selalu buat ff fantasy dari only and one, trus yang.. Itu hmm yg sma heekyung trus ni. Dan semuanya sukses buat aku mengkhayal tingkat tinggi :v unni jangam lama2 chapter selanjutnya, dah gk sabar 🙂 semangat! Keep writing ya unni 👍👍👍👍

    Like

    1. IRISH says:

      haloooo :3 aduh duh iyaap bener banget aku emang mencintai genre fantasy dan science fiction jadi…..kayaknya ff ku ga akan jauh dari dua genre itu xD okeehh 😀 thanks ya komennya

      Like

      1. aryyana says:

        Unni kapan update chapternya ?? 😀 utk trilogi ff fantasy yg aku suka pke bngettt 😀

        Liked by 1 person

      2. IRISH says:

        xD huehehehe tunggu yaaa secepatnya aku update kookk thanks komennya

        Like

  10. laychen says:

    Oh walah jd mereka semua vamp family toh
    Tp knpa hanya baek yg sedikit waras yaa
    d.o astagaaa mulut muuuu pedes bngttt sih

    Liked by 1 person

    1. IRISH says:

      D.O maapkeun aku membuatmu jadi begitu x’) wkwkwk iyaap bener banget mereka semua kek gitu hehehe

      Like

  11. Aihara says:

    Aaah akhirnya nemuin yang lebih update, senangnya XD
    Akhirnya segala keanehan sudah mulai terjawab, jadi setidaknya udah sedikit menghilangkan rasa penasaran, meskipun masih tetap ada~
    dan diakhir baekhyunnya jadi nyeremin gitu._.
    /brb on chapter 6/

    Liked by 1 person

    1. IRISH says:

      Huahaha xD iya di satunya agak telat update nya xD wkwkwk eheeemm lirik next chap nya ajaa xD

      Like

  12. PINGKUnakw says:

    omoomo, baekhyun kissing kissing ya udahan
    greget sama critanya dehhh

    Liked by 1 person

    1. IRISH says:

      XD ahahaha dia semacem curi2 kesempatan ya wkwk thanks komennya~

      Liked by 1 person

  13. puritasoo says:

    Haii kak iriss.. aku kembali lagi, semoga kakak ga bosen dengan celotehan absudku ini lol
    kali ini

    ehemm.. okey, mulai
    pertama, jadi,, Baekhyun dan antek2’y adalah vampire? oke ini lebih baik daripada hantu /karena aku sempet mikir mereka hantu/
    kedua, apa yang injung kira dia mengutarakan pikirannya itu cuma perasaannya doang, padahal ternyata Baek bisa baca pikiran dia?
    ketiga,yang terakhir itu apa heoh?? aahh aku jadi ngebayangian aku yg digituin ckckck
    keempat, aku sangat yakin pasti kak iris susah mencerna komenku yg makin abeksurdek-_- hahaha
    kelima, sekian dulu istrinya ohseh mau lanjut ke next chap:D
    pai-pai

    Liked by 1 person

    1. IRISH says:

      Puriiiii aku justru bingung karena kamu bilang injung di three days ._. Ap kamu kepikiran lee injung??
      Sepertinya kamu taipoh ._.
      Kedua, itu pure dia ngomong gitu aja (?) XD
      Ketiga (?) Ehem XD hayoh enaknya artinya apa wkwkwkwkwk
      Gak susah kok aku paham kamu typo XD thanks komennyaaa

      Like

  14. puritasoo says:

    Upss aku typo,, injung?? hee sejak kapan injung teleportasi dari ‘kajima’ ke ‘three days’??
    hahaha maapkan diriku kak *bow*

    Liked by 1 person

    1. IRISH says:

      XD huahahahaha aku baca komen ini belakangaann, iya gapapa kok puri~~

      Like

  15. Kartika Wulanssari says:

    wweooww aahhh jadi gitu asal mulanya? yah lumayanlah rada paham aku:-)

    Liked by 1 person

    1. IRISH says:

      Iyaahh gitu asal mulanya XD wkwkwk syukur lah kalo paham XD

      Liked by 1 person

  16. heyitsbii says:

    iiihhh ampun deh makdyoooo mulut kau napa tajam sekaleehhhh ? tuh kaannn benerrrr… aku dari awal feeling kalo setiap bekyun teriak dia bakal jadi vampire ato sejenisnya. dan bener kaannn ada vampire2 nyaa. yaa walaupun gak 100% bener siihhh….
    yaampun kaaakkk, kakak tau gak sih kalo sebenernya mata uee udah tinggal 5 watt. tapi gara2 kissing itu langsung mata gua kayak lampu led yg terangnya naujubillah

    Liked by 1 person

    1. IRISH says:

      Mak dyooooooo XD dia kejam ya disini hahahahahahahaha iyeepp kamu beneeerr XD sepertinya kamu salah momen membaca kissing moment nya XD

      Like

  17. wenxiaxi says:

    BAEKHYUN VAMPIR GILA!!!! DIA EMANG GILA KAIRISH!! DIA GILA KARENA BIKIN AKU KLEPEK2 DI CHAPTER INI OMAIGATTTT,,, KAK IRISH HARUS TANGGUNG JAWAB, GARA2 INI FF AKU JADI MASUKIN BAEKHYUN JADI BIAS KE 4 AKU MENGGESER POSISI JONGEN DI POSISI KE 4 JADI KE 5 :V

    Liked by 1 person

    1. IRISH says:

      XD kok kasian jongen sih di geser gitu aja gegara si baek XD duuuuhh emangnya kenapa sih ah sama baek di chapter ini XD kok aku yang buat ga kena efek itu yak XD HAHAHAHAHA XD

      Like

  18. istri baek kelak says:

    OHHH GODDDDDD APAA INIIII BAEKHYUN VAMPIR? WAT DA HELL 😣😣😣😣 AMPUN AMPUN PLS PLS DEMI APA VAMPIR MASIH GAYAKIN AAAKK ATAU BUALAN DOANG GARA2 PEN NGECIUM SUNHEE *APALAGI SI* AAAAA

    Liked by 1 person

    1. IRISH says:

      XD huahahahahaha kepslok semua ya ampun XD hohohoho masa iya sih bualan XD duh baekhyun modus nih

      Like

  19. mega says:

    omg!! baek , mau dong di cium jg

    Liked by 1 person

    1. IRISH says:

      Huahahaha mau juga yaa😂😂

      Like

  20. ziualhaq says:

    tuh kan vampir, tp awalnya aku cuma asal nebak loh. ahhaha
    oke identitas mereka udah kebongkar, skrg tinggal alesan kenapa baek di benci? baek sakit apa? dan ada apa di 1 th sebelum sunhee koma..
    ini bener2 bikin penasaraaaan

    Liked by 1 person

    1. IRISH says:

      XD huahahahaha karena aku sering bikin gitu mudah ketebak kok mereka makhluk apa wkwkwk XD aduh ada apa diantara mereka semuaa

      Like

  21. Ariskachann says:

    jangan2 sunhee ama baekie udah pernah ketemu di seoul. . . woooah kenapa baekie ngomongnya penuh misteri gituuu siiiih pake bilang kalo nanti sunhee bakalan mau darahnya dicicipi lagi. . bukannya kalo digigit ma vampire dianya juga bisa berubah jadi vampire….. huum daripada nambah bingung mendingan aku lanjuut ya bacanya

    Liked by 1 person

    1. IRISH says:

      Baekie idupnya penuh misteri ini XD huahahahaha vampire buatanku(?) ini beda /kemudian digampar/ XD wkwk thanks yaaa

      Liked by 1 person

  22. Do jahat bener weh:’v
    Baek main cipok aje, apa dia suka sama sunhee?
    Jjangg!

    Liked by 1 person

    1. IRISH says:

      XD dio kenapaahh XD wkwkwkwk aduh baek mah gitu orangnyaa

      Like

  23. piyung says:

    wah wah wah! Baekhyun kyaknya mulai jatuh cinta! Lebih dari itu? 😀

    Liked by 1 person

    1. IRISH says:

      XD buakakakak lebih itu lebih apa yaa

      Like

  24. ByunWind says:

    HAAAHH??! Mereka vampire? o.o Tp Baek sering kesakitan gt knp? Apa krn dia haus darah?

    Like

    1. IRISH says:

      XD buakakkaka dia vampire yang lagi sakit XD

      Like

  25. PNhd_RV says:

    Semacam vampire gitu tohh….ok ok. menurutku juga sunhee jadi normal kalo dkt baekhyun. Dia gk takut gitu

    Like

    1. IRISH says:

      XD iya, semacem itu sih sejenisnya wkwkwkw

      Like

  26. Violin says:

    PAMPAIYER? BAEK PAMPAIYER? 😀

    Like

    1. IRISH says:

      XD pampaiyer XD

      Like

  27. Fia says:

    baek vampire?? weh weh weh..kok lucu 😂😂 btw aku jadi nge-fly pas baca bagian baek nyium sunhee >w< suka-suka!!

    Like

  28. Yuriko says:

    Whattt baekhyuunn😢😢😢
    Jangannn …
    Tpi gk ppalah 😂😂😂

    Like

  29. rilbaek says:

    Huaaaa DAEBAK!! Gak nyangla bakalan ada vampire vampire segala..

    Eh aku baru komen lagi soalnya penasaran banget jadi langsung cao aja…

    Baek kamu curi curi kesempatan. Aku jugaaa mauu hehehehh

    Like

  30. Luna says:

    Halo saya readers baru, dan jujur saya suka sekali dengan idenya. Just wOw…

    Like

  31. dhesiindriani says:

    Dan sudah kuduga kalo baek itu bukan manusia.. Mulai mikir pas dia teriak” kencang.. Mana ada manusia biasa teriak” kayak orang kesetanan.. Seru banget thor.. Nggak nyangka kalo ceritanya tentang keluarga vampir😄😄

    Like

Leave a reply to suretodream Cancel reply